Berita Kriminal
Inilah Sosok Pasutri Tega Memutilasi Bocah 8 Tahun Demi Perhiasan, Masih Saudara Korban
Sosok pasangan suami istri akhirnya diamankan polisi sebagai terduga pembunuh dan pemutilasi bocah 8 tahun.
Polisi pun langsung melakukan penyelidikan lanjut dan meringkus para pelaku.
Dihimpun Tribunmanado.co.id, wajah terduga pelaku terpampang di jagad maya.
Pelaku merupakan pasangan suami istri muda. Pelaku perempuan berinisial AM.
Kasat Reskrim Polres Boltim Iptu Deni Tampenawas ketika dikonformasi menjelaskan bahwa pelaku sudah berada di Mapolres Boltim.
"Tak sampai 1x24 jam, pelaku sudah kita amankan," ujarnya Jumat (19/1/2024).
Terkait video viral wanita yang sempat berbicara dengan Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto, dipastikan itu terduga pelaku.
"Iya saya sebut itu terduga pelakunya," jelasnya.
Korban anak berprestasi
Tilfa Azahra Mokoagow dikenal dengan anak yang ceria dan dekat dengan masyarakat sekitar.
"Zaa itu anak yang baik, ceria, bahkan setiap sore rajin mengaji," ucap Selly Modeong yang merupakan kerabat dari almarhumah.
Selain itu, Tilfa Azahra Mokoagow dikenal sebagai anak yang berprestasi di sekolah.
"Zaa itu selalu dapat ranking di sekolah dan merupakan anak yang rajin," ungkap Modeong.
Tilfa Azahra Mokoagow merupakan anak semata wayang.
Sudut Pandang Psikologi
Pelaku nekat membunuh korban lantaran menginginkan perhiasan emas yang dipakai oleh korban.
Psikolog Dr Preysi Siby MPsi menjelaskan ada beberapa aspek dari sudut pandang psikologi yang mempengaruhi hal ini.
Pertama, rasa kedekatan yang sudah terjalin. Pelaku kekerasan, merasa punya kontrol dan merasa berkuasa pada korban.
Pada kasus ini, pelaku biasanya merupakan pihak yang merasa superior.
Pelaku menggunakan power, kekuasaan yang dimiliki untuk memaksakan keinginan kepada korban.
Hal ini bisa pada pasangan, kerabat, bahkan anak kandung.
"Kasus kekerasan yang berhubungan dengan orang terdekat tidak hanya dilakukan secara fisik tapi juga psikis," kata Dr Preysi kepada Tribunmanado.co.id, Jumat (19/1/2024).
Kedua, masalah emosional. Pelaku yang merupakan orang terdekat bisa merasa cemburu, iri.
Apapun itu yang termasuk dalam kategori emosi negatif.
Ini bisa memicu munculnya keinginan untuk melakukan tindakan kejahatan, menyakiti diri sendiri dan menyakiti orang lain sampai pada menghabisi nyawa diri sendiri atau orang lain.
Pengalaman traumatis yang menimbulkan masalah emosional juga ikut terlibat dalam hal ini.
Termasuk pengalaman traumatis yang belum selesai dalam waktu yang cukup lama.
"Misal membuat pelaku tega untuk melakukan tindakan kejahatan karena tidak bisa mengelola emosi dengan baik," jelasnya.
Selanjutnya, perasaan emosi yang dilampiaskan kepada orang terdekat didasari oleh persepsi bahwa apabila emosi tersebut dilampiaskan kepada korban maka orang terdekat tersebut akan menerima.
Menjadi hal penting, tiap individu memiliki ‘skill’mengenali bentuk emosi diri.
Sehingga dapat menyadari bentuk emosi yang dirasakan.
"Jika bentuk emosi yang dirasakan bisa membahayakan orang lain, ada keinginan untuk melukai atau mencelakakan, maka segera cari bantuan pengobatan serta dukungan tenaga profesional," kata Dr Preysi. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul PASUTRI SADIS Tega Membunuh dan Memutilasi Putri Kabid Boltim Demi Perhiasan yang Dipakai Korban,
| Misteri Kematian Anti Puspita di Kamar Hotel, Check In dengan Pria Lain Setelah Antar Suami Kerja |
|
|---|
| Kunjungan ke Kontrakan Wanita Jadi Awal Petaka Dua Pemuda Cekcok Berujung Satu Tewas Ditikam |
|
|---|
| Ulah Bripka Ramadhan, Bukannya Jadi Polisi Pengayom Masyarakat Malah Jadi Pemicu Perang Antar Desa |
|
|---|
| Tukang Ojek Cabul Ajak Anak di Bawah Umur Foto Selfie Bareng Lalu Lakukan Tindakan Asusila |
|
|---|
| Viral Dua Wanita Baku Hantam di Tengah Jalan, Diduga Dipicu Masalah Asmara |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.