Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Bos Rental Tewas Dihakimi Massa

Sukolilo Pati Dicap Sarang Penadah, Ketua MUI Sukolilo: Di Sini Banyak Santri

Ketua MUI Kecamatan Sukolilo, KH Mustaqim Muhammad Jabaluddin mengatakan amuk massa yang dilakukan warga Sukolilo terhadap Burhanis tak sepenuhnya sal

|
Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi

Sukolilo Dicap Sarang Penadah, Ketua MUI Sukolilo: Di Sini Banyak Santri

TRIBUNJATENG.COM- Kecamatan Sukolilo ,Pati, Jawa Tengah sempat mendapat stigma negatif setelah Burhanis (52), pengusaha rental mobil Jakarta jadi korban amuk massa di Pati.

Sempat viral di Twitter jika Sukolilo merupakan daerah penadah kendaraan plat bodong. Alhasil Sukolilo pun mendapat julukan sarang penadah, sarang penyamun hingga wilayah dengan SDM rendah.

Ketua MUI Kecamatan Sukolilo, KH Mustaqim Muhammad Jabaluddin, menyayangkan stigma tersebut.

Menurutnya, amuk massa yang dilakukan warga Sukolilo terhadap Burhanis tak sepenuhnya salah.

Sebab saat itu, di Desa Tempo Gunung yang berjarak 2 KM sedang rawan terjadi kasus pencurian.

"Ya warga kan mengira itu pelaku (pencurian mobil) ternyata malah bos rental. Sebelumnya juga di desa sebelah Tompe Gunung sedang rawan pencurian juga. Ini kan tidak bisa disalahkan satu pihak. Warga ada benarnya tapi juga ada salahnya. Bos rental juga ada benar dan salahnya. Untuk yang mengetahuinya ya penegak hukum lah," tutur Mustaqim.

Mustaqim meminta, masyarakat tidak memandang Kecamatan Sukolilo sebelah mata.

"Janganlah Sukolilo dikecam seperti itu," tambahnya.

Menurut Mustaqim, Pati sudah lama terkenal sebagai Kota Santri. Bahkan Sukolilo merupakan salah satu yang terbanyak.

"Pati sendiri kan Kota Santri. Sukolilo banyak Santrinya. Bahkan di sini Desa Sumber Soko selapan pisan Hadrun Nabi itu bergilir rutin dipandu Habib Safiq bin Saleh Alqab dari Kudus," tuturnya.

Ketua MUI Sukolilo itu menyebut, di desa Sumber Suko tempat Burhanis dimasa, terdapat perbedaan kultur.

"Ada perbedaan kultur antara RW 01 dan RW 02. RW 02 itu kebanyakan perantauan, sebagian yang tua-tua bertani," tuturnya.

Namun Mustaqim tidak melanjutkan lebih lanjut kaitan perbedaan budaya tersebut dengan insiden Bos rental Burhanis.

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved