Berita Semarag
Buntut Panjang Dugaan Piagam Palsu PPDB Semarang, Ortu Siswa Akan Gugat Disdik ke PTUN: Tidak Adil
Orang tua 69 siswa SMP 1 mengadu ke Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengenai dianulirnya
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: muh radlis
"Cuma ada tanda bintang itu artinya dalam juknis tidak mengikuti daftar ulang. Karena tanggal 11 dan 12 Juli anak-anak tidak bisa daftar ulang karena di blok," tandasnya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan baru mengetahui perkara itu sejak orang tua siswa mendatangi kantor gubernuran. Saat itu wanita akrab disapa Ita hendak ke luar kota dan tidak bisa mendampingi.
"Kami menugaskan Pak Bambang selaku Kadisdik untuk mendampingi. Memang saat itu belum ada titik temu. Karena pemahaman orang tua dan panitia. PPDB berbeda," tuturnya.
Ita mengatakan bahwa telah ada keputusan PJ Gubernur bahwa piagam para siswa itu dianulir. Namun saat pertemuan dengan orang tua dirinya melihat banyak tidak mempersalahkan hal itu.
"Namun yang dipermasalahkan adalah sistem yang masih ada nama anak-anaknya saat daftar ulang meskipun sudah tidak diterima karena piagamnya dianulir," tuturnya.
Lanjutnya, hal itu tidak dipermasalahkan orang tua siswa. Namun para orang tua itu meminta kepada panitia PPDB agar memasukkan piagam lainnya.
"Saya tadi tanyakan memang anak-anak tidak tahu pada kejuaraan internasional itu anak-anak tidak juara pertama tapi ketiga. Para orangtua ini tahunya hanya dari info pelatih dan instagram," jelasnya.
Adanya perkara itu, kata dia, Pemkot Semarang harus mengevaluasi terkait piagam kejuaraan. Sebab lomba paduan suara maupun drumband biasanya peserta melakukan sendiri dan mandiri.
"Nanti SOP nya mau lomba apapun mau berangkat sendiri atau dibiayai pemerintah harus izin Dinas Pendidikan. Nanti akan diverifikasi dan diketahui lombanya tingkat apa," imbuhnya.
Ita mendapatkan pesan dari orangtua untuk mentakedown piagam yang muncul di media. Sebab hal itu membuat anak menjadi malu.
"Ini bukan salah dari Anak-anak. Tapi stigma dari masyarakat anak-anak dikatakan tidak jujur," imbuhnya.
Ia akan mencoba mengkomunikasikan dengan Dinas Pendidikan Jateng mengenai perkara itu. Pihaknya akan mempertemukan orang tua siswa dan Dinas pendidikan Jateng.
"Besok kami ingin mengetahui penjelasan dari Dinas Pendidikan seperti apa. Besok kami mencoba bertemu dengan Dinas Pendidikan," imbuhnya.
Terkait siswa yang mengalami kesulitan biaya, ia mengatakan Pemkot akan membiayai menggunakan APBD untuk menyekolahkan di sekolah swasta melalui beasiswa.
"Tapi yang bukan masuk di TKS tapi tidak mampu kami ada Gerbang Harapan untuk menyekolahkan di swasta," tandasnya.
Izin Pertambangan Bagi Ormas Keagamaan, Aktivis Semarang: Ormas Kini Tumpul |
![]() |
---|
Adi Lari saat Ada Polisi Patroli, Ternyata di Jok Motor Ada 10 Gram Sabu |
![]() |
---|
Hari Guru Nasional, PGRI Jateng Sebut Guru Seperti Digebuki Semua Pihak di Masa Pandemi |
![]() |
---|
Kini Penumpang Pesawat dari Bandara Ahmad Yani Semarang Cukup Rapid Test Antigen |
![]() |
---|
Korban Pembacokan Dugaan Maling Ayam di Getasan Semarang Enggan Melapor Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.