PPK Ormawa UKMPR UNSOED dan Warga Desa Sokawera Praktik Bersama Membuat Mie Singkong

TRIBUNJATENG.COM - Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) Unit Kegiatan Mahasiswa Penalaran dan Riset (UKMPR) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) (unsoed.ac.id) mengadakan kegiatan pembuatan mie singkong. Kegiatan pembuatan Mie Singkong berlangsung pada Sabtu, (20/07/2024) yang bertempat di Balai Desa Sokawera. Pembukaan kegiatan tersebut dihadiri oleh Handoyo selalu Kepala Desa, Ibu PKK Desa, dan RT di Desa Sokawera.

Penggunaan mocaf sebagai bahan dasar Mie Singkong merupakan inovasi yang memungkinkan tekstur dan rasa mie yang lebih baik dibandingkan dengan tepung terigu. Penambahan tepung daun singkong selain untuk menambah nilai gizi pada mie juga bertujuan untuk memberikan warna yang menarik pada mie yang dihasilkan. Hal tersebut dikemukakan oleh Netika Alifiyah selaku ketua tim PPK Ormawa.

Tim PPK Ormawa yang diketuai oleh Netika Alifiyah, beranggotakan Aura Zahra Rahmany Sukma, Amanda Eka Setyaningsih, Puan Anindya, Lizvy Khanifatul Jannah, Fathi Najmi, Jadwa Salsabila, Sani Khoerunnisa, Syakila Ananda Pertiwi, Muhammad Kholid Ibrahim, Jovan Aditya Dilly Pratama.

Netika menjelaskan, Mocaf (Modified cassava flour) adalah tepung singkong yang telah dimodifikasi dengan perlakuan fermentasi. Tepung ini memiliki karakteristik mirip terigu sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengganti terigu. Mocaf juga dapat meningkatkan nilai ekonomis dari singkong itu sendiri, dan memiliki gizi yang cukup tinggi.

“Daun singkong merupakan sumber kalsium, karbohidrat dan protein yang cukup tinggi. Kandungan gizi yang terdapat di dalam daun singkong diharapkan bisa untuk memenuhi kebutuhan gizi di dalam tubuh manusia. Daun singkong juga sumber antioksidan karena mengandung flavanoid, triterpenoid, aspartam, saponin, tanin, dan vitamin C,” jelasnya.

“Mie Singkong dari mocaf tetap bebas gluten dan memiliki indeks glikemik rendah, sama seperti mie singkong biasa. Mocaf juga lebih mudah dicerna dan memiliki kandungan serat yang lebih tinggi” imbuh Amanda Eka.

Pada kegiatan ini, pesrta dibagi menjadi 5 kelompok untuk praktik bersama, yang membuat ibu-ibu sangat semangat dan antusias. Ibu-ibu ini berpartisipasi mulai dari pengadonan, penggilingan mie, pengukuran, hingga pengovenan. Di samping itu, pemateri juga menjelaskan terkait bumbu praktis yang bisa digunakan untuk campuran mie singkong yang sudah jadi.

“Waduh mienya porsi segini ya ngga cukup soalnya enak. Mie singkong teksturnya juga lebih kenyal dibanding mie lainnya” ujar Bu Landri salah satu anggota PKK yang mencoba Mie Singkong. (*)