Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Ungaran

Pedagang Warung Sate Kambing yang Viral & Kemahalan di Ungaran Kabupaten Semarang, Akui Salah Hitung

Pedagang warung sate kambing dan tongseng Gotong Royong, Indarso (70) buka suara terkait viralnya video pembeli yang mengeluh kemahalan.

|

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Pedagang warung sate kambing dan tongseng Gotong Royong di kawasan Alun-alun Lama, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Indarso (70) buka suara terkait viralnya video pembeli yang mengeluh kemahalan di warungnya.

Dalam video yang beredar sebelumnya, pengunggah menunjukkan daftar harga pembelian 3 porsi sate dipatok Rp180 ribu, 4 porsi tengkleng Rp240 ribu, beserta nasi dan minuman-minumannya dengan total Rp476 ribu.

Sedangkan sebelum diberi nota, pengunggah mengatakan pada keterangan tertulis bahwa dirinya dimintai Rp535 ribu.

Baca juga: VIRAL, Penjual Tongseng dan Sate di Ungaran Diduga Getok Harga, Bupati Ngesti Langsung Respon Begini

Indarso mengatakan, sempat terjadi kesalahan hitung yang dilakukan anaknya.

Hal itu dikatakannya saat dia bersama para pedagang lain di kawasan Alun-alun Lama dikumpulkan oleh Diskumperindag Kabupaten Semarang di Pujasera Sari Warna, Jalan Pemuda, Ungaran Barat, Rabu (31/7/2034).

“Habisnya Rp476 ribu, terus anak saya waktu itu menjumlah keliru lalu uangnya dikembalikan sambil minta maaf.

Namun yang laki-laki tidak terima, padahal untuk Salatiga-Ungaran-Semarang sate (seporsi) Rp50 ribu itu harga standar,” kata Indarso.

Dia juga membandingkan harga daging kambing yang menurut dia lebih mahal dibanding harga daging sapi.

Menurut Indarso, harga per kilogram daging sapi  dipatok Rp130 ribu, sedangkan daging kambing Rp160 ribu.

“Itu juga tidak hanya daging tapi ada tetelannya, uratnya.

Setelah kita sisiri, jadinya (daging) cuma 8 ons,” kata dia.

Meskipun demikian, Indarso mengaku ke depannya akan mencantumkan daftar harga pada menu dagangannya.

Hal itu sesuai dengan imbauan yang disampaikan Kepala Diskumperindag Kabupaten Semarang, Heru Subroto.

Heru mengingatkan para pedagang untuk menjaga kenyamanan dan ketertiban saat melayani pengunjung.

“Sediakan daftar menu disertai dengan daftar harga dan menjualnya dengan harga yang wajar," kata dia.

Baca juga: Tak Sabar Antre, Dua Bang Jago Ini Bawa Sajam Serang Penjual Sate

Menurut Heru, pusat kuliner malam Alun-alun Lama sebenarnya sudah terkenal sejak lama dan bahkan menjadi semacam ikon di wilayah Ungaran.

Pengunjung-pengunjung dari daerah lain seperti Jakarta, Pekalongan dan wilayah lain dinilai sudah menganggap kawasan tersebut satu di antara jujukan wisata kuliner.

Heru meminta citra tersebut bisa terus dijaga serta ditingkatkan mutunya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved