Pilwakot Solo 2024
Ada Peluang Muncul Kejutan di Pilwakot Solo 2024 Gusti Bhre-Teguh Bisa Berpasangan
Piwakot Solo 2024 terus menjadi perhatian, menyusul belum adanya kepastian bakal calon yang akan diusung parpol-parpol
TRIBUNJATENG.COM, SOLO -- Piwakot Solo 2024 terus menjadi perhatian, menyusul belum adanya kepastian bakal calon yang akan diusung parpol-parpol, meski sejumlah nama mulai mengerucut.
Menanggapi hal itu, pengamat politik nasional, Muhammad Qodari mengatakan, tidak menutup kemungkinan terjadi kejutan di Pilkada Solo.
Satu di antaranya potensi KGPAA Mangkunegara X (MN X) atau akrab disapa Gusti Bhre berpasangan dengan kader PDI Perjuangan sekaligus petahana Teguh Prakosa.
Seperti diketahui, Gusti Bhre digadang-gadang bakal diusung koalisi gemuk parpol parlemen non-PDI Perjuangan, serta menggandeng berbagai parpol non-parlemen. Sementara, Teguh Prakosa digadang-gadang bakal diusung PDI Perjuangan.
"Bisa saja (Gusti Bhre-Teguh Prakosa berpasangan-Red). Kalau kita lihat koalisi itu kan ada orang, ada partai.
Kalau orang, Pak Teguh itu oke aja, toh selama ini Pak Teguh sudah bareng Mas Gibran (PDIP dan Gibran berseberangan-Red). Kan pak Teguh nggak mundur lepas dari pro kontra pilpres," katanya, ditemui di sela acara deklarasi dukungan dari Relawan Sahabat Ara dan Stefanus Guzma, di Solo, Senin (5/8).
Kendati demikian, Qodari memahami Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri-lah yang memutuskan bisa tidaknya pasangan Gusti Bhre-Teguh.
"Jadi sebetulnya ada relasi juga antara Pak Teguh dengan Mas Gibran. Kalau dengan Mas Gibran yang pro kontra aja Pak Teguh bisa jalan bareng, apalagi dengan Gusti Bhre yang notabene tidak ada masalah kan," ujarnya.
"Tapi pencalonan itu kan tanda tangannya ada di DPP, Bu Mega. Nah sekarang yang tanda tangan berkenan atau tidak, sido atau ora," sambungnya.
Selain itu, Qodari menuturkan, potensi PDI Perjuangan bergabung ke dalam koalisi besar Pilkada Solo 2024 juga masih terbuka. Koalisi besar itu saat ini diisi sejumlah parpol, di antaranya Gerindra, PSI, PKS, Golkar, PAN, dan PKB.
Sampai saat ini, dia menambahkan, masih banyak kandidat bakal cawakot yang belum mendeklarasikan diri maju di Pilkada Solo, termasuk Gusti Bhre, karena banyak faktor.
Meski demikian, Qodari menilai, pencalonan sosok dengan nama kecil Bhre Chakrahutomo Wira Sudjiwo itu sudah rampung di tingkat partai pengusung.
"Saya melihat waktunya masih sangat panjang. Proses politik itu kan ada dua macam, ada panggung depan dan panggung belakang. Saya melihat dengan konstelasi politik yang ada, dan kalau kita kaitkan dengan pilpres, ini (MN X-Red) panggung belakangnya sudah beres," paparnya.
Kelanjutan pilpres
Qodari menyatakan, ada hal yang menarik di pilkada 2024, baik di tingkap Provinsi Jateng, maupun di Kota Solo khususnya. Ia menyebut, pilkada di Jateng nantinya bisa menjadi kelanjutan pertarungan pada saat pilpres Februari lalu yang belum usai.
"Ya itu yang saya lihat, bahwa Solo itu nanti akan ramai, karena pertarungan di tingkat nasional akan berlanjut di Solo. Kalau berbicara level, biasanya dinamika atau residu pararelisme hanya terjadi di tingkat provinsi seperti di Jakarta dan Jawa Barat," tuturnya.
"Tapi kalau bicara Jawa Tengah, mulai level provinsi sampai daerah akan terjadi pararelisme dengan pilpres. Tidak ada daerah lain yang akan punya pararelisme paling kuat dari Jawa Tengah dan Solo," tambahnya.
Menurut dia, hal itu bukan tanpa alasan, mengingat isu pecah kongsi yang terjadi antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan PDI Perjuangan dalam beberapa waktu terakhir, terutama setelah majunya Gibran Rakabuming Raka menjadi pendamping Prabowo di pilpres lalu.
"Karena Pak Jokowi asal Jawa Tengah, dan secara legislatif ini adalah kandang banteng, dan Pak Jokowi mantan Wali Kota Solo. Mas Gibran mantan Wali Kota Solo, dan sama, Solo adalah kandang banteng," terangnya.
"Meski kita tahu hasil pilpres di Solo dan Jateng yang lebih unggul adalah Jokowi efek bukan banteng efek. Kalau ini terus berlanjut ke depan, ya yang akan unggul adalah kandidat yang dekat dengan Mas Gibran dan Pak Jokowi," imbuhnya.
Diketahui, sejumlah parpol non-parlemen di Solo memutuskan bergabung dengan koalisi besar pengusung Gusti Bhre. Parpol-parpol non-parlemen itu menyadari perlunya untuk bersatu menghadapi Pilwakot Solo 2024 bila ingin mengalahkan dominasi PDI Perjuangan.
Parpol non-parlemen yang mendukung pasangan Gusti Bhre-Astrid itu yakni Demokrat, PPP, Perindo, Partai Nasdem, PBB, dan Partai Prima. Sementara, koalisi besar pengusung GUsti Bhre saat ini telah diisi parpol parlemen meliputi Gerindra, PAN, PSI, dan Golkar.
Koalisi besar dan parpol non-parlemen juga telah melakukan pertemuan pada 23 Juni 2024 lalu di Kantor DPC Gerindra Solo. Parpol-parpol non-parlemen itupun telah meyatakan dukungan kepada Gusti Bhre untuk diusung sebagai bakal Cawakot Solo.
Ketua DPC Gerindra Solo, Ardianto Kuswinarno sempat menyampaikan keyakinan Gusti Bhre tetap akan maju menjadi cawakot, kendati belum menyampaikan kesiapannya.
Ia pun mengungkapkan kesiapan dan kesepakatan enam parpol mengusung Gusti Bhre menjadi bakal Cawakot Solo pada Pilkada 2024.(TribunSolo.com/Andreas Chris Febrianto)
Baca juga: Penjahat Kelamin di Jaken Pati Diamuk Warga karena Cabuli Anak Tiri Selama Dua Tahun
Baca juga: Penikaman Massal Picu Kerusuhan Besar di Inggris, Ini Sosok Pelakunya
Baca juga: Kaesang Pangarep Siap Maju Pilkada DKI Jakarta 2024? Keputusan Terakhir Tunggu Jalur Langit
Baca juga: HUT RI ke 79 2024, PLN Rampungkan GIS 150 kV Dayeuhkolot
Mantan Anggota DPRD Solo dari PDIP Cukur Gundul, Jalankan Nazar Suara Respati-Astrid Unggul |
![]() |
---|
HEBOH Pengawas TPS Lakukan Real Count Berisi Keunggulan Respati-Astrid, Bawaslu Solo: Bukan Patokan |
![]() |
---|
Tim Hukum dan Advokasi Paslon 02 Respati-Astrid Adukan Dugaan Penyalahgunaan Gas Melon |
![]() |
---|
Ini Hasil Penelusuran Panwaslu Kadipiro Solo Soal Dugaan Pelanggaran Kampanye di Kantor PAC PDIP |
![]() |
---|
Tim Sebelah Diduga Kampanye Lewat Tebus Murah Sembako Saat Masa Tenang, PDIP Lapor Bawaslu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.