Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liputan Khusus

LIPUTAN KHUSUS : Kanker Serviks Ancam Kaum Hawa, Ada 1.508 Kasus Kanker Serviks Tahun 2024 di Jateng

Satu di antara jenis kanker berbahaya adalah kanker serviks. Yaitu kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim.

IST
Mengenal Lebih Jauh Kanker Serviks, Mimpi Buruk para Wanita 

"Awal diperiksa itu mulanya kista, lalu jadi kanker serviks," ujar. Kustifah mengatakan tubuh anak sulungnya itu tiba-tiba kurus. "Setelah itu tubuh anakku jadi kurus kering," katanya.

Pada bulan Mei 2024, Septi mendapat tindakan operasi pengangkatan induk telur. Setelah itu, Septi dijadwalkan melakukan terapi sinar sebanyak 25 kali. Namun, pada terapi sinar ke-8, tubuh Septi tiba-tiba melemah.

Kemudian, dokter saat itu menyarankan agar Septi dilakukan tindakan kemoterapi. Selang beberapa hari, Septi merasakan sesak nafas. "Waktu mau dijadwalkan kemoterapi, tiba-tiba anakku sesak nafas," ujar Kustifah.

Menjalar ke Paru

Lantaran keluhan sesak nafas yang dialami Septi, dokter kemudian melakukan pengecekan. Hasil rontgen paru-paru Septi sudah 90 persen bewarna putih.

Ternyata, kanker serviks tersebut sudah menjalar hingga merusak paru-paru. Lantaran hal itu, jadwal kemoterapi ditunda dan diprioritaskan untuk pemulihan paru-paru. Pihak keluarga sepakat mengikuti saran dari dokter.

Pada tanggal 25 Juli 2024, Septi merasakan seluruh tubuhya sakit dan lemas hingga tidak ada nafsu makan. Septi merasakan sesak nafas yang luar biasa.

"Waktu sesak nafas itu, kami langsung cari tabung oksigen, selama di rumah pakai oksigen. Harga per tabung oksigen Rp 50 ribu, sehari habis 3 kali," ujar Kustifah.

Pihak keluarga Septi berupaya agar Septi terus semangat melawan kanker serviks yang dideritanya. Namun, pada Minggu pagi, 29 Juli 2024, Septi merasa badannya sangat lemas dan nafasnya begitu berat.

"Emang tanggal itu ada jadwal pengobatan ke Karyadi, jadi kita naik taksi online ke sana, tapi badan anakku sudah dingin, nafasnya berat," ujar Kustifah.

Malam harinya, Septi merasakan lapar yang luar biasa dan minta makan. "Aku suapin, tapi suapan ketiga anakku nggak nguyah, tiba-tiba badannya diam, dan alat rumah sakit yang terpasang di jantung bunyi, ternyata anakku meninggal dunia," ujar Kustifah tak kuasa menahan air mata bercucuran. Septi meninggalkan 2 anak yang masih berusia 8 tahun dan 4 tahun. (bud/eyf/waw/tim lipsus)

Baca juga: Kejagung Tarik 10 Jaksa di KPK Ada Apa?

Baca juga: 4 Ketua Organisasi Mahasiswa Terjaring OTT Kasus Pemerasan, Polisi Sita Uang Rp40 Juta

Baca juga: BERITA LENGKAP: Penyekap Minta Tebusan Rp 480 Juta, WNI Disekap Komplotan Penipu di Myanmar

Baca juga: Kementerian akan Pindah Serentak ke IKN pada Oktober 2024

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved