Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

BPJS Ketenagakerjaan

Cerita Lastari Guru RA Perwanida Dibiayai Pengobatan BPJS Ketenagakerjaan, Jatuh Mengawasi Murid

Senyum bahagia terpancar di wajah Lastari guru sekolah Raudhatul Athfal (RA) Perwanida 01 yang terletak di jalan Sisingamangaraja.

Tribun Jateng/Rahdyan Trijoko Pamungkas 
Lastari (Tengah) bersama guru RA Perwanida 01 Semarang tunjukan kartu BPJS Ketenagakerjaan.  

Lanjutnya komposisi iuran penerima upah  iurannya Rp 17.500 untuk program kecelakaan dan jaminan kematian, bukan penerima upah iuran terendah Rp 16.800.


Kemudian pekerja harian lepas jasa konstruksi yang mendaftarkan pelaksana konstruksi dan iuran yang dibayarkan berdasarkan nilai proyek.


"Terakhir PMI iurannya masih ada perhitungannya lagi," jelasnya.


Terkait guru Non ASN, ia menerangkan, di kota Semarang jumlahnya mencapai 1180 orang yang telah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Guru tersebut iurannya dialokasikan Pemerintah Daerah (Pemda).


"Di luar itu guru-guru bisa dibiayai melalui yayasan maupun bayar mandiri," jelasnya.


Ia mengatakan manfaat dirasakan guru Lastari ini menjadi contoh guru-guru lain Non ASN  agar mendaftar BPJS Ketenagakerjaan. Dirinya berharap pihak yayasan maupun bisa membiayai kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan guru-gurunya.


"Sekarang belum merasakan, kalau sudah terjadi siapa yang bertanggung jawab sekolah mampu tidak membiayai. Paling tidak mendorong yayasan membiayai kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan," tandasnya.(rtp)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved