Opini
Pentingnya Literasi Kecerdasan Buatan bagi Guru dan Siswa
Guru dan siswa sekarang makin akrab dengan AI dalam kehidupan sehari-hari, sudah bukan rahasia lagi jika guru dan siswa memanfaatkan AI.
Kita kini hidup di era yang serba instan dimana santan kelapa saja sudah ada yang instan, tinggal menuang dari kemasan sudah siap.
Seperti saat kita mengcopy dan paste hasil temuan dari AI begitu saja.
Padahal dahulu kita memerlukan usaha yang lebih untuk mendapatkan santan kelapa, dengan memilih kelapa yang sesuai kriteria, memarut dan menyaring, dan baru kita mendapatkan santan.
Dalam menggunakan AI kita harus menggunakan filosofi membuat santan kelapa manual.
Memilih kelapa: dimana kita mencari informasi sebanyak-banyak dari AI dan sumber lainnya terkait topik yang guru ajarkan dan siswa pelajari.
Memarut: guru dan siswa mengolah informasi dengan membandingkan hasil dari AI dan berbagai sumber yang lainnya, dan merefleksikan ke dalam tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Menyaring: guru dan siswa memilah hasil informasi yang tepat untuk menjawab tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Santan: guru dan siswa mengkreasikan hasil temuan dari AI dan berbagai sumber menjadi karya baru yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Karena kita tidak bisa hidup dimasa lalu, guru melarang sepenuhnya penggunaan AI juga bukan jawaban yang tepat karena semua siswa akan kembali ke masyarakat dimana mereka akan menjumpai AI baik dirumah atau di lingkungan kerja.
Oleh karena itu sangatlah penting peran guru dalam membangun literasi guru sendiri mengenai AI dan mengajarkan kepada siswa agar AI tidak disalah gunakan.
Untuk konteks Indonesia, pemerintah perlu memiliki kerangka kerja nasional mengenai kompetensi kecerdasan buatan (AI) bagi guru dan siswa agar guru dan siswa memiliki literasi AI yang baik dan dukungan pelatihan yang cukup dari pemerintah, dan dapat diimplementasikan sesuai kontekstual pembelajaran di sekolah Indonesia.
Baca juga: Unnes Puji Program Magang Kanwil Kemenkumham Jateng
Biodata
Surya Agung Wijaya adalah mahasiswa doktoral di Universitas Negeri Semarang yang merupakan penerima beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Indonesia, dan bidang penelitian saya adalah pembelajaran digital secara informal dalam bahasa Inggris dan multimodal. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.