Kasus PMK di Jateng
Jakenan Kecamatan Tertinggi Kasus PMK Saat Ini di Pati, Berikut Data Rinci Dispertan
Dilihat dari persebaran wilayah, Kecamatan Jakenan, Winong, dan Tambakromo memiliki jumlah kasus PMK terbanyak di Kabupaten Pati saat ini.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, PATI – Data Dispertan Kabupaten Pati per 4 Januari 2025 tercatat total 889 kasus penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kasus pada hewan ternak di Kabupaten Pati itu meningkat sejak pekan ketiga Desember 2024 hingga Januari 2025 ini.
Rincinya 562 ternak masih sakit, 108 mati, 194 dipotong paksa, dan 25 telah sembuh.
Baca juga: Lonjakan Kasus Sapi Terjangkit PMK di Pati, Total Capai 889 Kasus, 3 Kecamatan Ini yang Terbanyak
Baca juga: Tangis Haru Guru PAUD di Pati: Mengajar 6 Hari Seminggu, Hanya Dibayar Rp 100 Ribu
Dilihat dari persebaran wilayah, Kecamatan Jakenan, Winong, dan Tambakromo memiliki jumlah kasus PMK terbanyak.
Secara berurutan yakni 389, 154, dan 107 kasus.
“Memang terdeteksi ada peningkatan PMK di beberapa daerah di Pati."
"Terutama pada pekan ketiga dan keempat Desember 2024."
"Hal ini sebagai dampak perubahan cuaca yang ekstrem,” kata Kepala Dispertan Kabupaten Pati, Nikentri Meiningrum, Rabu (8/1/2025).
Dia menjelaskan, PMK disebabkan virus dan penularannya cepat karena bisa melalui kontak langsung dengan hewan penderita atau penularan tidak langsung melalui droplet cairan hidung maupun keropeng luka kulit.
“Bisa juga melalui transportasi ternak, peralatan kandang, bahkan angin."
"Karena itu, marilah bersama-sama mengantisipasi agar tidak semakin meluas penyebaran penyakit ini,” ajak Nikentri Meiningrum.
Selain menggencarkan penyemprotan disinfektan di pasar-pasar hewan dan kandang-kandang ternak, Dispertan juga menggencarkan sosialisasi melalui selebaran maupun media sosial.
“Kami juga membagikan leaflet agar para peternak bisa melakukan penanganan secara mandiri tentang bagaimana menyembuhkan luka di mulut, hidung, atau lidah dan kaki hewan, dengan bahan-bahan yang mudah didapat di sekitar,” kata dia.
Nikentri Meiningrum mengatakan, karena keterbatasan jumlah petugasnya di lapangan, pihaknya berharap para peternak juga bisa melakukan langkah pencegahan dan penanganan secara mandiri.

Baca juga: Stok Darah PMI Pati Menipis, Masyarakat Diimbau Donorkan Darah
“Di selebaran sudah kami cantumkan apa yang harus dilakukan peternak apabila menemukan gejala klinis pada hewan ternaknya."
"Seperti demam, hipersalivasi atau mengeluarkan banyak air liur, ada lepuh pada mulut, lidah, dan hidung."
"Kemudian luka pada kaki, bahkan kalau sudah parah kukunya bisa lepas."
"Harapan kami tidak sampai sejauh itu,” ungkap dia.
Nikentri Meiningrum memaparkan, langkah pertama yang mesti diambil oleh peternak jika mendapati hewan yang mengalami gejala PMK adalah melakukan isolasi.
Hewan ternak yang dicurigai sakit harus dipisahkan dari hewan ternak lainnya.
Selanjutnya, peternak diharapkan untuk juga melapor kepada petugas.
Dalam selebaran yang dibagikan melalui para Camat dan Kepala Desa, sudah dicantumkan data petugas yang bisa dihubungi.
“Saya harap peternak tidak panik, karena penyakit ini bisa disembuhkan apabila ditangani lebih cepat sebelum sampai parah."
"Gejala ringan masih bisa disembuhkan, baik melalui obat yang diberikan petugas kami, dokter hewan, maupun paramedis,” ucap Nikentri.
Dia juga mengingatkan bahwa kebersihan kandang mesti dijaga.
Lebih baik lagi apabila bisa dilakukan penyemprotan disinfektan di area kandang.
“Kalau tidak ada cairan disinfektan, bisa menggunakan bahan lain, misalnya pemutih pakaian dan deterjen."
"Kami sudah sampaikan cara penggunaannya dalam leaflet,” papar dia.
Nikentri Meiningrum juga mengimbau para peternak agar sementara waktu menahan diri untuk tidak memasukkan ternak baru dari luar ke wilayah masing-masing.
Baca juga: Sosok Juremi, Guru MAN 1 Pati Diganjar Penghargaan The Best Achievement Kemenag
Baca juga: Gen Z di Pati Diberi Pemahaman Tentang Pentingnya Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara
Vaksin Masih Terbatas
Kabid Peternakan Dispertan Kabupaten Pati, Andi Hirawadi menambahkan bahwa salah satu langkah pencegahan penularan PMK adalah melalui vaksinasi.
Sayangnya, jumlah vaksin di Pati tahun ini sangat terbatas, berbeda dari tahun lalu.
“Kami hanya dapat jatah 250 dosis dari APPSI (Asosiasi Peternak dan Penggemuk Sapi Indonesia) Jawa Tengah."
"Itu kami utamakan untuk ternak yang memang rentan dan masih sehat."
"Yang sakit tidak boleh divaksin,” jelas dia.
Peternak sapi di Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo khawatir dengan adanya peningkatan kasus PMK ini.
Sebab, dia punya pengalaman buruk saat PMK mewabah pada 2022.
“Dulu di sini populasinya sudah sekira 200, saat ini tinggal 70."
"Gara-gara dulu dijualin akibat PMK."
"Harga sapi perah yang masih sehat dan produktif sekira Rp30 juta."
"Karena pada sakit, banyak yang saya jual, harganya tinggal Rp1,5 juta per ekor, pada 2022,” jelas Ketua Kelompok Ternak Sidodadi ini.
Darso bersyukur, saat ini seluruh hewan ternaknya dalam keadaan sehat.
Menurut dia, kelompok peternaknya cukup diperhatikan oleh Dispertan, antara lain melalui kegiatan vaksinasi dan penyemprotan disinfektan. (*)
Baca juga: Kuliner di Sentra Dracik Batang Dipastikan Aman, Ini Hasil Lengkap Uji Laboratorium Dinkes
Baca juga: Gedung Baru RSUD Kraton Pekalongan Beroperasi 2 Tahun Lagi
Baca juga: Pelatih PSIS Komentari Pemecatan Shin Tae-yong , Gilbert Agius: Saya Tak Tahu Alasan Pastinya
Baca juga: Viral Bocah di Palembang Buang Air Kecil Bercabang Lima Setelah Ikut Sunat Massal
Pati
Running News
Kasus PMK di Pati
Penyakit Mulut dan Kuku
kesehatan
Peternak Sapi Pati
Dispertan Kabupaten Pati
Nikentri Meiningrum
Andi Hirawadi
Pemkab Pati
vaksin PMK
disinfektan
Update Kasus Penyakit Mulut dan Kuku di Blora: Sebulan 50 Sapi Mati |
![]() |
---|
26 Sapi Mati Karena Wabah PMK, DPRD Kota Semarang: Peternak Juga Harus Proaktif Cegah Penyebarannya |
![]() |
---|
19 Sapi Mati Akibat Penyakit Mulut dan Kuku di Boyolali, Tersebar di 11 Kecamatan |
![]() |
---|
Penutupan Semua Pasar Hewan di Wonogiri Diperpanjang 7 Hari |
![]() |
---|
Pasar Pon Blora Bakal Ditutup Sementara? Sudah Ada 360 Sapi Positif Penyakit Mulut dan Kuku |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.