Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Opini

Pentingnya Kematangan Emosi bagi Remaja

Dapat kita ketahui bersama lewat berita di media massa baik elektronik maupun non elektronik, tidak sedikit kasus kenakalan remaja yang berkaitan deng

Poltek Harber
Iroma Maulida, SKM., M.Epid 

Menurut, Muhammad Ali dan Asrori sejumlah faktor yang mempengaruhi kematangan emosi remaja yaitu:

1) Perubahan jasmani pada beberapa remaja yang hanya terbatas pada bagian-bagian
tertentu saja mengakibatkan postur tubuh menjadi tidak seimbang.

Ketidakseimbangan ini diduga berpengaruh pada perkembangan emosi remaja. Tidak setiap remaja menerima perubahan kondisi tubuh seperti itu, sehingga dapat menyebabkan rangsangan di dalam tubuh remaja dan sering menimbulkan masalah pada perkembangan emosinya.

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara body image terhadap penerimaan diri pada mahasiswa aceh yang berada di Asrama Provinsi Yogyakarta yang ditunjukkan dengan nilai p-value: 0,013; r : 0,318.

2) Pola asuh orangtua terhadap anak remaja sangat bervariasi. Ada yang pola asuhnya menurut apa yang dianggap terbaik oleh dirinya sendiri saja (orangtua) sehingga ada yang bersifat otoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga yang dengan penuh cinta kasih. Perbedaan pola asuh orangtua seperti ini dapat berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan emosi remaja,

3) Interaksi dengan teman sebaya. Remaja sering mambangun interaksi sesama dengan teman sebayanya secara khas dengan cara berkumpul untuk melakukan aktivitas bersama dengan membentuk geng,

Menurut Parker dan Gottman dalam Woro Pritiani (2023) menyampaikan bahwa perkembangan emosional remaja dipengaruhi interaksi teman sebaya dimana teman sebaya berperan dalam fungsi persahabatan, memberikan dukungan semangat, dukungan fisik, dukungan ego, fungsi komparasi sosial dan sebagai sumber kasih sayang.

4) Perubahan pandangan luar. Faktor penting yang dapat mempengaruhi perkembangan emosi remaja selain perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja itu sendiri adalah pandangan dari dunia luar akan dirinya.

Sikap dunia luar terhadap remaja sering tidak konsisten. Kadang-kadang mereka dianggap sudah dewasa, tetapi mereka tidak mendapat kebebasan penuh atau peran yang wajar sebagaimana orang dewasa.

Seringkali mereka masih dianggap anak kecil sehingga menimbulkan kejengkelan pada diri remaja. Kejengkelan yang mendalam dapat berubah menjadi
tingkah laku emosional

Dari keempat faktor yang mempengaruhi kematangan emosi di atas maka terdapat satu faktor internal yaitu penerimaan akan kondisi perubahan jasmani/diri remaja.

Sedang 3 faktor lainnya merupakan kondisi eksternal, yaitu pola asuh orangtua, interaksi dengan teman sebaya dan pandangan dunia luar terhadap remaja. Intervensi remaja terhadap faktor eksternal tentu lebih sulit dibandingkan intervensi terhadap faktor internal remaja itu sendiri karena melibatkan orang lain.

 Untuk itu remaja dapat mengupayakan melakukan intervensi terhadap dirinya sendiri sebagai upaya meningkatkan kematangan emosinya antara lain adalah meningkatkan sikap penerimaan diri yang baik.

Agar tercipta sikap penerimaan diri yang baik /menerima keadaan dirinya perlu dibangun konsep pengenalan diri pada remaja itu sendiri. Konsep pengenalan diri yang utuh meliputi penilaian yang positif dan negatif terhadap diri remaja dapat menghindarkan diri remaja tersebut terjebak pada satu penilaian saja terutama pada penilaian yang tidak diinginkan.

Dengan begitu kita dapat mengetahui dan memahami diri sendiri agar dapat mengembangkan potensi diri sepenuhnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved