Pantura
Ruang Tangkap Pesisir Pantura Menyempit Ekonomi Nelayan Kelimpungan
Nelayan tradisional di pesisir pantai utara (Pantura) Jawa Tengah semakin kesulitan melaut karena ruang tangkap menyempit.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: rival al manaf
Menurutnya, nelayan memperoleh banyak manfaat dari budidaya kerang hijau.
Selain menunjang perekonomiannya, rumpon kerang hijau dapat membantu kelestarian di laut karena ikan akan seperti mendapatkan rumah sehingga mampu mengembalikan ekosistem yang sebelumnya telah hilang.
Sayangnya, rumpon juga terancam. Dani Khawatir adanya proyek jalan tol bakal menggerus rumpon.
"Sekarang saja panjang bambu untuk rumpon lebih panjang karena arus lebih dalam. Kami terus dikejar-kejar proyek infrastruktur," ungkapnya.
Manager Advokasi dan Kampanye Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Tengah , Iqbal Alma mengatakan, ruang tangkap nelayan di pesisir pantura terutama Semarang terancam oleh berbagai proyek pemerintah seperti kawasan industri maupun pembangunan jalan tol Semarang-Demak.
Proyek itu mempersempit akses ruang tangkap nelayan. Ditambah hilangnya ekosistem mangrove, menurunnya kualitas pesisir karena sampah dan limbah, serta adanya alat tangkap tak ramah lingkungan.
Kondisi itu berpengaruh dengan pendapatan ekonomi nelayan. Pihaknya mencatat perbedaan ekonomi nelayan cukup mencolok antara rentang tahun 2000-2017, nelayan bisa mengantongi penghasilan Rp300 ribu-Rp400 ribu perhari dengan sumber pendapatan dari tambak ikan bandeng, tangkapan ikan, kepiting, dan udang.
"Rentang tahun 2017- sekarang, pendapatan nelayan Rp50 ribu sampai Rp100 ribu perhari dengan usaha pilihan nelayan hanya kerang hijau," jelasnya.
Sementara itu, Kepala bidang lingkungan Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa Ahmad Baihaqi mengatakan, lembaganya bersama Walhi Nasional dan Walhi Jateng menjalankan program pemulihan kawasan pesisir berupa aspek adaptasi masyarakat terhadap krisis iklim yang salah satunya dampaknya terjadi berupa hasil tangkapan nelayan berkurang.
"Kami berkolaborasi dengan nelayan di Tambakrejo berupa pengembangan rumpon kerang hijau dan aspek turunannya," bebernya.
Selain di Semarang, DMC juga menyasar program serupa di Roban timur, Kabupaten Batang dan Bedono, Kabupaten Demak.
"Kami berfokus ke pemulihan lingkungan pesisir salah satunya mangrove. Kedua akses masyarakat terhadap air dan pendidikan. Di Batang kami ajak perempuan di sana untuk mengolah hasil tangkapan ikan agar memiliki nilai jual lebih," tandasnya. (iwn)
| BRIN Kembangkan Padi Biosalin, Sawah Rob di Pantura Kini Bisa Panen |
|
|---|
| Waspara Jalur Pantura Semarang Demak Terendam Banjir Rob Pada Senin Sore |
|
|---|
| Daftar Korban Kapal Nelayan Batang Tenggelam di Perairan Pekalongan, 1 Tewas 2 Hilang 15 Selamat |
|
|---|
| Identitas Mayat Wanita yang Ditemukan di Juwana Pati, Warga Jepara |
|
|---|
| Imigrasi Kelas I Non TPI Pemalang Gelar Operasi Pengawasan Orang Asing Jagratara 2024 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/RUANG-TANGKAP-Sejumlah-nelayan-Pantura-melakukan-diskusi-Selamatkan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.