Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jepara

Keberadaan Tambak Udang di Karimunjawa Jepara Belum Ditindak Sudah Cemari Lingkungan

Tambak udang kembali muncul di Karimunjawa, Kabupaten Jepara, yang tidak ada tindakaan secara tegas dari Pemerintah saat ini sudah mulai mencemari

Penulis: Tito Isna Utama | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG/IST (Dok Warga)
PENCEMARAN LINGKUNGAN - Nampak sungai di Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, berawarna hijau tua akibat tercemar limbah tambak udang yang kembali muncul. 

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Tambak udang kembali muncul di Karimunjawa, Kabupaten Jepara, yang tidak ada tindakaan secara tegas dari Pemerintah saat ini sudah mulai mencemari lingkungan.

Diketahui keberadaan tambak udang di Karimunjawa sudah sempat dilarang dan ditutup pada satu tahun lalu.

Namun seperjalannya, tambak udang di Karimunjawa, Kabupaten Jepara pun kembali muncul kembali.

Sisa limbah hasil panen udang Vaname beberapa waktu dekat ini sempat ditemukan oleh Aktifis Karimunjawa, Bambang Zakaria.

Dia mengatakan satu hari setelah tambak udang milik Suroto yang berada di Dukuh Legon Jelamun, Desa Kemujan selesai dipanen. 

Menurutnya Limbah tersebut diperkirakan kembali mengalir ke laut akibat petak yang disediakan tidak muat untuk menampung hasil limbah. 

Sebab dari tiga petak tambak udang yang dioperasikan, hanya disediakan satu petak untuk menampung limbah. 

"Setelah panen, (tambak) punyanya Suroto ini kemarin di kuras. Limbah tambaknya memang tidak langsung di buang ke laut, ada (tempat) penampungannya tapi ngga muat, otomatis kan bocor laut," kata pria yang kerap disapa Bang Jack, Rabu (5/3/2025).

Dia menuturkan terdapat aliran limbah berwarna hijau yang mengalir ke laut lepas. 

Di area bibir pantai, limbah tersebut tampak seperti lumut. 

Sebelum mengalir ke laut, limbah tersebut juga mencemari lahan milik warga yang berada di sekitar lokasi tambak. 

"Saya menemukan ada aliran limbah karena di sekitar situ adanya tambak udang, bukan pemukiman," ungkapnya.

Tidak hanya mencemari lingkungan saja, dampak kerusakan itu dirasakan oleh sebagian warga yang merasa gatal pada kulitnya saat bermain di laut.

Dia pub khawatir, limbah tersebut kembali merusak biota ataupun vegetasi di sekitar pantai. 

"Setelah satu tahun tutup sudah mulai bagus lagi air laut kita, pantainya sudah mulai memutih, ini (limbahnya) malah mulai lagi. Efeknya saat ini memang belum terasa," jelasnya 

Untuk itu, saat ini warga Karimunjawa berharap segera ada ketegasan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara untuk menindak pemilik tambak udang yang kembali beroperasi. 

"Masyarakat (saat ini) menekan pemerintah, menunggu, mempertanyakan kapan keluarnya SP 2 setelah keluar SP 1," tegasnya. 

Menanggapi keluhan dari warga Karimunjawa, Kepala Bidang Perekonomian dan SDA, Setda Jepara Ferry Yudha Adhi Dharma mengatakan pihaknya sudah mengeluarkan SP1 kepada empat orang pemilik tambak udang pada 19 Februari 2025 lalu. 

Empat orang tersebut yaitu Kunawi, Sardi, Suroto, dan Marlan. 

Keempatnya merupakan warga Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa. 

"SP1 kemarin sudah, untuk SP2 masih akan dibahas lebih lanjut lagi dengan pimpinan," ucapnya. (Ito)

Baca juga: Semaan Al-Qur’an di Masjid Agung Kauman: Tradisi Puluhan Tahun yang Masih Bertahan 

Baca juga: Siap-siap, TPID Jateng Gelar Pasar Murah Ramadan 2025

Baca juga: Cara Sukses Maryati Bisnis Aksesoris Pengantin, Ikuti Tren Digitalisasi Transaksi

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved