UMKM
Kisah Ibu Rumah Tangga di Semarang Kembangkan Jahe Instan, Usaha Makin Maju Usai Ikut BRIncubator
Norma Afantin tampak semangat saat mengantarkan produk usahanya, Jahe Instan Isna, ke gerai-gerai produk UMKM.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rival al manaf
Misalnya di Rumah BUMN, ia titipkan barang dagangannya dilengkapi QR code QRIS. Sehingga, pembeli tinggal pindai QR code.
Uangpun langsung masuk ke rekeningnya. Qris juga ia gunakan setiap mengikuti pameran. Namun, belum seluruhnya pelanggan menggunakan QRIS. Ada pula pembeli yang membayar secara tunai.
Dengan kelengkapan teknologi canggih yang kini dimiliki, ia bisa memproduksi beragam jenis jamu, antara lain temu lawak, kunyit putih, kunyit, sari kedelai, kopi jahe dan jahe ori. Terbaru, ia berinovasi membuat jamu jahe tanpa gula. Ini menjawab kebutuhan masyarakat yang kini lebih memperhatikan pola hidup sehat tanpa gula.
Produknya ia banderol seharga Rp 37 ribu. Namun, untuk produk nongula sedikit lebih mahal karena membutuhkan bahan baku lebih banyak. Norma memproduksi dua kali dalam sepekan sebanyak 100 kilogram bahan. Sebulan, 400 pack jamu ia hasilkan dan dititipkan ke sejumlah gerai.
"Saya titipkan ke toko oleh-oleh, bandara, Dinas Koperasi UMKM, Rumah BUMN. Ada sekitar 37 titik," sebutnya.
Bergabung ke Rumah BUMN untuk Pengembangan Usaha
Sebelum bergabung menjadi UMKM binaan BRI, Norma hanya berjualan produk di sekitar lingkungan rumahnya mulai dari RT, kelompok arisan, kelurahan, dan toko-toko terdekat.
Kemudian, ia bergabung menjadi anggota Rumah BUMN sejak sebelum pandemi Covid-19. Ia sempat lolos BRIncubator.
Melalui program itu, ia mendapatkan banyak pelatihan yang membuat usahanya kini kian maju.
Bahkan, hingga saat ini jika ada kesempatan pelatihan dari BRI ia tak patah semangat untuk menambah ilmu meski usianya sudah tak muda lagi.
Biayai Pendidikan Anak dari Hasil Usaha
Meski suami bekerja sebagai seorang dosen, ia tetap berkarya untuk tambahan penghasilan keluarga. Hasil usahanya tentu untuk membantu kebutuhan rumah tangga.
Apalagi, sejak suaminya meninggal pada 2023 lalu, dirinya harus menopang ekonomi keluarga, termasuk biaya pendidikan buah hatinya. Empat anaknya telah mengenyam pendidikan tinggi. Bahkan, anak pertamanya sudah menempuh gelar doktor.
Selain itu, keuntungan yang ia dapat juga digunakan untuk pengembangan usaha, misalnya membeli alat-alat canggih untuk memudahkan produksi.
Kendala modal hingga sempat kena tipu
Dalam berbisnis, modal menjadi hal krusial jika usahanya ingin terus berkembang. Norma mengaku, setidaknya harus mengantongi tiga kali lipat dana cadangan agar tetap bisa beroperasi. Sebab, sistem yang ia terapkan dalam berbisnis yakni konsinyasi. Uang hasil penjualan tidak langsung ia terima di beberapa gerai.
Ketika Pelaku UMKM Dapat Ilmu Mengubah Resep Tradisional Dengan Inovasi Masa Kini Oleh Para Chef |
![]() |
---|
UMKM Di Jateng Didorong Perluas Pasar, Ini Cara Agar Bisa Masuk Toko Oleh-Oleh |
![]() |
---|
Mendulang Rupiah Lewat Kerajinan Kayu, Kisah Arif Eko Cahyo Bertahan di Tengah Usaha Mebel Kian Sepi |
![]() |
---|
Jadi Daya Tarik Mancanegara, Kerajinan Anyaman Jateng Tembus Pasar Ekspor |
![]() |
---|
Kreativitas Berkelanjutan di Semarang, Pili Sulap Koran Bekas Jadi Produk Bernilai Jual |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.