UMKM
Kisah Jack Seorang Tuna Daksa Tak Patah Semangat Berwirausaha, Peduli dengan Sesama
Sejak usia tiga tahun, pria yang akrab disapa Jack itu terkena polio hingga membuat kedua kakinya tak berfungsi sebagaimana mestinya.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Djoko Tri Saptono, seorang disabilitas daksa memiliki semangat membara dalam berwirausaha.
Sejak usia tiga tahun, pria yang akrab disapa Jack itu terkena polio hingga membuat kedua kakinya tak berfungsi sebagaimana mestinya. Perasaan sedih dan minder sempat menyelimuti hati Jack. Caranya berjalan sempat menjadi bahan cemoohan. Perundungan verbal pun ia alami. Hal itu menjadikannya kuat dan bisa menunjukan bahwa dibalik keterbatasan bisa menembus keistimewaan. Kunci hidupnya adalah bersyukur.
"Yang penting bagaimana bisa hidup bersyukur. Ketika sudah mengucap syukur, bisa menghilangkan iri dengki, menghilanhkan kenegatifan pikiran," ucap Jack, saat disambangi Tribun Jateng di rumahnya, belum lama ini.
Jack telah merintis usaha sejak 2016 silam. Ia bergerak dalam usaha suvenir dengan memanfaatkan teknologi grafis. Ia membuat desain sesuai dengan pemesanan pelanggan. Desain itu diaplikasikan ke sejumlah produk, meliputi tumbler, gelas plastik, gelas kaca, jam, kaos, totebag, dan lain-lain.
Dari hasil usahanya, ia bisa mengantongi pendapatan berkisar Rp 5 juta per bulan bergantung pesanan yang didapatkan.
Dalam menjalankan usahanya, ia tak semena-mena mencari keuntungan. Ia memiliki kepedulian terhadap sesamanya. Sebagian hasil usahanya, ia sumbangkan kepada sesama penyandang disabilitas.
"Kalau hasil usaha, saya berpikir bagaimana bisa membantu sesama. Kemarin saya bantu kaos, mau jual mau apa terserah hasilnya untuk mereka," ungkapnya.
Jika mendapat banyak orderan, ia pun menggandeng sesama penyandang disabilitas. Ia undang para penyandang disabilitas ke rumahnya, di Kelurahan Candisari, Kota Semarang, untuk membantu menyelesaikan orderan.
Buat Difamart Wadahi Penyandang Disabilitas
Kepedulianya terhadap sesama disabilitas tak hanya sekedar menyisihkan hasil usaha. Dia memiliki cita-cita membuat Difamart untuk mewadahi produk buatan UMKM penyandang disabilitas. Kebetulan, ia mendapat bantuan dari Menteri Sosial sebuah motor bak roda tiga. Motor tersebut aman digunakan untuk berjualan produk dari penyandang disabilitas yang ia namai Difamart.
"Semoga akhir bulan ini Difamart bisa berjalan. Tidam menutup kemungkinan produk difabel bisa nitip ke saya. Mungkin bsa nongol di car free day (CFD) atau dimana-mana," sebutnya.
Tak Berhenti Berinovasi
Dalam menjalankan usahanya, Jack tak berhenti berinovasi. Dulu, membuat sebuah suvenir tidaklah mudah. Contohnya, membuat kaos menggunakan teknik sablon manual. Kini, teknologi membawa kemudahan dalam dunia usahanya. Desain grafis semakin mempermudah. Kuncinya, terus berinovasi.
"Semua saya belajar autodidak. Belajar digital printing di media apapun, kertas, kayu, plastik, kaos, semua saya jalani," ucapnya.
Jack juga memiliki usaha bidang kuliner yakni produksi bawang goreng. Hanya saja, saat ini sedang tidak berproduksi mengingat harga bawang yang tidak masuk di kantong.
Dukungan dari BRI
Ketika Pelaku UMKM Dapat Ilmu Mengubah Resep Tradisional Dengan Inovasi Masa Kini Oleh Para Chef |
![]() |
---|
UMKM Di Jateng Didorong Perluas Pasar, Ini Cara Agar Bisa Masuk Toko Oleh-Oleh |
![]() |
---|
Mendulang Rupiah Lewat Kerajinan Kayu, Kisah Arif Eko Cahyo Bertahan di Tengah Usaha Mebel Kian Sepi |
![]() |
---|
Jadi Daya Tarik Mancanegara, Kerajinan Anyaman Jateng Tembus Pasar Ekspor |
![]() |
---|
Kreativitas Berkelanjutan di Semarang, Pili Sulap Koran Bekas Jadi Produk Bernilai Jual |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.