Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jawa Tengah

Kisah Samsuri Warga Dusun Juragan Grobogan, Raup Cuan Jutaan Rupiah Hasil Bikin Koper Haji dan Umrah

Sebelum menjadi pengusaha koper di kampung halamannya di Dusun Juragan Grobogan, Samsuri pernah bekerja di industri serupa di Jakarta. 

Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/FACHRI SAKTI NUGROHO
KOPER HAJI - Samsuri warga Dusun Juragan, Desa Watupawon, Kecamatan Penawangan, Kabupaten Grobogan. Pria 33 tahun ini memamerkan hasil pembuatan koper dan tas untuk kebutuhan haji dan umrah. 

"Ingin bisa mandiri, di masyarakat juga bisa membuka lapangan kerja, daripada ke Jakarta, bisa bekerja dekat rumah," tutur Samsuri

Kini, rumah Samsuri nyaris tak pernah sepi pesanan, terlebih saat musim ziarah ke Tanah Suci tiba.

Setiap bulan, Samsuri bisa memproduksi 100 hingga 150 koper dengan harga jual berkisar antara Rp400 ribu hingga Rp500 ribu per unit, tergantung model dan jumlah pesanan.

"Biasanya 100-150 koper tiap bulan, harganya tergantung paketannya, sekira Rp400 ribu sampai Rp500 ribu, tergantung modelnya dan banyaknya jumlah pesanan," kata Samsuri

"Kalau untung tidak bisa diprediksi, sekira Rp2 juta tiap 50 koper bersih," imbuhnya. 

Beberapa waktu lalu, dia bahkan mendapat pesanan besar dari sebuah biro di Kota Surakarta, sebanyak 250 koper. 

Permintaan yang tinggi menjadi berkah tersendiri bagi Samsuri, sekaligus pengingat pentingnya menjaga kualitas produksi.

Baca juga: Kisah Warga Grobogan Swadaya Cor Jalan Sepanjang 125 Meter: Tunggu Pemerintah Tidak Cair-cair

Baca juga: Masih Ada 29 Jemaah Calon Haji di Grobogan yang Belum Lunasi BIPIH, Batas Akhir Tersisa 3 Hari Lagi

Suka Duka Usaha Kecil

Meski usahanya kini berkembang, perjalanan Samsuri di dunia usaha tak selalu mulus. 

Dia pernah ditipu pemesan hingga merugi Rp20 juta. 

Namun dia memilih bersikap ikhlas dan tetap melangkah.

"Cerita sedihnya kalau ada pemesan yang kabur, pernah rugi Rp20 juta, senangnya pas banyak pesanan," kenangnya.

Kini, di balik koper-koper yang tampak sederhana, tersimpan kisah kerja keras dan ketekunan seorang pemuda desa. 

Samsuri membuktikan bahwa dari dusun kecil, seseorang tetap bisa berkarya besar, memberi manfaat, dan membangun mimpi yang tak kalah tinggi dari langit ibu kota.

Sementara itu, Ruhadi, Sekretaris Desa Watupawon menyebut, ada puluhan warganya yang menggeluti usaha pengrajin koper dan tas. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved