Berita Semarang
Sepiring Kasih Dalam Pelukan Keberagaman dan Keterbatasan
Di tengah terik matahari, halaman Gereja Santa Theresia di Bongsari, Semarang, dipadati ratusan orang yang mengantre untuk mengisi perut mereka
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Di tengah terik matahari, halaman Gereja Santa Theresia di Bongsari, Semarang, dipadati ratusan orang yang mengantre untuk mengisi perut mereka yang keroncongan pada Kamis (24/4/2025).
Di depan pintu gereja, sejumlah ibu-ibu tampak sibuk menyusun lauk dan nasi ke atas piring yang akan dibagikan.
Sementara itu, para lansia, pemulung, pekerja ojek daring, dan ibu-ibu yang membawa anak bersabar dalam antrean.
Namun, wajah-wajah mereka memancarkan semangat yang sama menyambut hari penuh makna dalam sebuah kebersamaan yang jarang dirayakan secara inklusif.
Ada yang berbeda pada aksi rutin Piring Kasih kali ini.
Dalam momentum Paskah, para relawan menggandeng Komunitas Sahabat Difabel dan Roemah Difabel Semarang.
Meski hidup dalam keterbatasan, para sahabat difabel memiliki peran masing-masing.
Ada yang membantu menyalurkan makanan, menata makanan di piring, menuangkan es teler dengan aroma durian yang kuat, bahkan menyanyi untuk menghibur para hadirin.
Saat jam makan tiba, sepiring makanan dan satu butir telur rebus yang dibungkus plastik mulai berpindah tangan membuat senyum merekah di wajah-wajah para penerima manfaat.
Di tengah hiruk-pikuk kota, aksi kecil ini menjadi ruang jeda untuk berbagi dan saling menguatkan.
“Merayakan kebersamaan dengan teman-teman walau berbeda ras, agama, dan budaya. Untuk berkumpul dan meringankan beban mereka,” ujar Linda, Koordinator Piring Kasih, ketika ditemui di lokasi.
“Kali ini ada 260-300-an porsi makan siang yang kami bagikan,” sambungnya.
Pada momentum Paskah, kehadiran sahabat disabilitas bagi Linda bukan hanya sekadar simbol.
Dia melihat mereka sebagai cermin kekuatan dalam keterbatasan.
“Di dalam keterbatasan dan ketidakmampuan mereka, tetapi saya lihat mereka lebih memperlihatkan bahwa mereka mampu memberi diri dalam pelayanan,” tutur Linda.
Sempat Lepaskan 56 Demonstran, Polda Jateng Kembali Tangkap 40 Orang Massa Aksi |
![]() |
---|
Kericuhan di Depan Polda Jateng Kembali Pecah Dini Hari Ini, Polisi Bubarkan Pakai Gas Air Mata |
![]() |
---|
Dari TK hingga SMP, Anak-Anak Semarang Diajak Cinta Membaca |
![]() |
---|
Belum Kondusif, Doa Bersama Ojol untuk Affan di Semarang Terpaksa Batal |
![]() |
---|
Menolak Pulang! Ratusan Demonstran Bertahan di Gerbang Mapolda Jateng Meski Dihujani Gas Air Mata |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.