Berita Semarang
Dari Dapur Semarang ke Meja Dunia: Perjalanan Rasa Ika Yuanita Dibalik Produk Kingkaf
"Kingkaf sudah punya website sendiri. Kingkafindonesia.com, pelanggan tinggal klik, lalu memesan," sambungnya
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ika Yuanita tak pernah mengenyam pendidikan formal di bidang kuliner. Dia bukan jebolan sekolah tata boga, bukan pula anak chef ternama.
Perempuan tangguh di balik merek Kingkaf itu memulai segalanya dari nol. Dia belajar memasak bukan dari buku resep, tapi dari kegagalan demi kegagalan yang tak terhitung jumlahnya.
Hari demi hari dia habiskan di dapur, mengolah, mencoba, mencicipi lalu mengulang dari awal.
Tak ada guru, hanya kemauan keras. Dan dari sanalah, perlahan tapi pasti, lahir rasa yang akhirnya bisa diterima lidah-lidah jauh di seberang negeri.
Hari ini, Ika memproduksi tahu bakso seorang diri, karena karyawannya sakit dan perlu istirahat.
Meski begitu, tangannya tetap cekatan, meracik step by step untuk membuat tahu bakso yang sering terbang ke seberang benua seperti Eropa, Australia hingga Amerika.
Ika tahu betul, membangun usaha bukan perkara berdiri sendiri. Dia tak hanya berjualan tahu bakso namun juga membangun jaringan.
Menggandeng para pelaku UMKM, para peternak lokal yang bersertifikasi halal, dan pengrajin tahu rumahan yang tangannya lihai dan menjaga kualitas. Semua dia libatkan, satu per satu, dalam perjalanan usahanya.
Tahu bakso buatan Ika berbahan dasar dada ayam tanpa tulang dan kulit. Ika ingin menciptakan rasa yang otentik, bakso kenyal namun padat tak didominasi tepung dan dibalut oleh tahu yang tak berbau.
Tahu baksonya ada dua rupa: siap saji dan siap masak. Yang siap masak dikemas dalam bungkusan beku, seperti umumnya produk rumahan.
Tapi yang siap saji itu andalannya untuk luar negeri kemasan vakum yang rapat, rapi, tahan lama.

Ika sempat kebingungan untuk pertama kalinya mengirim produknya ke Negeri Paman Sam. Dibungkus dengan styrofoam seadanya, dengan harap-harap cemas menunggu kabar dari seberang.
"Saya ketar-ketir. Takut basi di tengah jalan. Tapi ternyata sampai juga, tidak ada komplain," ucapnya, sembari mengaduk adonan, Rabu (30/4/2025).
Dari kegelisahan itu, lahirlah inovasi: kemasan vakum, lebih ringkas, lebih aman, lebih tenang di hati. Tapi bukan berarti lantas mudah.
Ekspor makanan seperti tahu bakso bukanlah usaha yang disambut pasar dengan tangan terbuka. Tidak ada pembelian kontainer demi kontainer. Yang datang justru pesanan kecil tapi setia.
Ratu Kalinyamat Jadi Inspirasi Film “Uttarani” Karya Mahasiswa SCU |
![]() |
---|
Realisasi Pembayaran PBB Capai 78 Persen, Pemkot Semarang Perpanjang Jatuh Tempo Hingga 30 September |
![]() |
---|
Aksi Berani Wanita Pendemo Protes Polisi di Semarang, Setelah Kasus Ojol Tewas Dilindas Brimob |
![]() |
---|
ATVSI Dorong Revisi UU Penyiaran, FGD Digelar di Semarang |
![]() |
---|
ASN Kota Semarang Wajib Jadi Anggota Koperasi Merah Putih, Simpanan Pokok Dijadikan Modal KKMP |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.