Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kabupaten Pekalongan

Sepanjang Jalan Sragi Pekalongan Bakal Dipasang Pita Kejut, Sering Jadi Lokasi Aksi Balap Liar

Kepolisian telah merencanakan pemasangan 24 pita kejut di titik-titik rawan, khususnya di sekitar kawasan timbangan Pabrik Gula Sragi Pekalongan.

Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/INDRA DWI PURNOMO
PENGUKURAN - Kapolsek Sragi AKP Prisandi Tiar memberikan tanda untuk pemasangan pita kejut di Jalan Raya Sragi, Kabupaten Pekalongan, Jumat (30/5/2025). Langkah ini dimaksudkan untuk meminimalisir aksi balap liar di daerah tersebut yang sering dikeluhkan warga. 

TRIBUNJATENG.COM, KAJEN - Aksi balap liar yang kerap meresahkan masyarakat di sepanjang Jalan Sragi, Kabupaten Pekalongan, segera ditindaklanjuti secara serius.

Polsek Sragi bersama Pemerintah Desa Bulakpelem mengambil langkah konkret dengan merencanakan pemasangan 24 pita kejut di titik-titik rawan, khususnya di sekitar kawasan timbangan Pabrik Gula Sragi.

Kapolsek Sragi, AKP Prisandi Tiar menyampaikan, pengukuran lokasi telah dilakukan secara manual menggunakan meteran.

Hal ini guna memastikan posisi dan jarak antar pita kejut benar-benar akurat, serta efektif dalam mengurangi kecepatan kendaraan.

Baca juga: Jalan Werdi Diperbaiki Permanen, Pemkab Pekalongan Siapkan Anggaran Rp 2 Miliar

Baca juga: Masyarakat Pekalongan Diminta Bersabar, Bupati Fadia Arafiq Tetap Prioritaskan Perbaikan Jalan

"Kami lakukan pengukuran langsung agar posisi dan jaraknya tepat sasaran."

"Pita kejut ini diharapkan bisa memperlambat laju kendaraan, sehingga mencegah aksi balap liar," ujar AKP Prisandi Tiar, Jumat (30/5/2025).

Rencana pemasangan pita kejut ini mencakup sepanjang 960 meter dengan lebar 5 meter.

Setiap pita kejut akan memiliki spesifikasi lebar 15 sentimeter dan tinggi 5 sentimeter, dipasang dengan jarak 50 sentimeter antar pita.

"Sementara, antar kelompok pita kejut akan diberi jarak sejauh 80 meter, mempertimbangkan panjang jalan serta volume lalu lintas," imbuhnya.

Menurut AKP Prisandi Tiar, aksi balap liar biasanya terjadi pada malam hari.

Hal ini dipicu oleh kondisi jalan yang lurus dan penerangan yang cukup terang, sehingga menggoda pengendara untuk memacu kendaraannya secara ugal-ugalan.

Selain itu, kemacetan juga kerap terjadi pada sore hari karena banyaknya pedagang yang berjualan di bahu jalan serta maraknya penggunaan knalpot brong.

"Kami rutin melakukan patroli pagi, sore, dan malam hari."

"Namun aksi balap liar masih saja terjadi."

"Dengan adanya pita kejut, diharapkan pengendara akan berpikir dua kali sebelum ngebut di jalan ini," tegasnya.

Baca juga: Percepat Pendirian Koperasi Merah Putih di Pekalongan, Kemenkum Jawa Tengah Lakukan Koordinasi

Baca juga: Bupati Pekalongan Fadia Hadiri Sedekah Bumi, Tambah 10 Titik Lampu Jalan untuk Desa Sinangohprendeng

Pemasangan pita kejut ini merupakan hasil koordinasi lintas instansi dalam forum Forkopimcam, melibatkan Kasat Lantas Polres Pekalongan, Kepala Desa Bulakpelem, dan Lurah Sragi. 

Meskipun sempat direncanakan secara swadaya oleh warga sejak 2022, realisasinya akhirnya diambil alih oleh Dinhub dan DPU Taru Kabupaten Pekalongan.

AKP Prisandi Tiar berharap, pembuatan pita kejut ini dapat rampung dalam waktu dekat dan menjadi solusi jangka panjang dalam menekan aksi balap liar, serta meningkatkan keselamatan berlalu lintas di kawasan tersebut.

"Kami tidak ingin Jalan Sragi menjadi seperti Exit Tol Setono yang kerap digunakan untuk balapan dan berujung kecelakaan."

"Pita kejut ini adalah bentuk pencegahan sekaligus perlindungan bagi masyarakat."

"Langkah kolaboratif ini menjadi bukti keseriusan, aparat dan pemerintah dalam menjaga ketertiban jalan."

"Dengan pemasangan pita kejut, Jalan Sragi diharapkan menjadi jalur yang lebih aman, nyaman, dan terbebas dari aksi balap liar yang membahayakan," tambah AKP Prisandi.

Warga setempat pun menyambut baik langkah tersebut.

Achmad, warga Sragi lega dengan adanya upaya konkret ini.

"Kami merasa lebih aman."

"Selain bisa mencegah balapan liar, keberadaan pita kejut juga diharapkan mengurangi kebisingan dan risiko kecelakaan," tuturnya. (*)

Baca juga: Jumat Malam Ini 3 Kloter Pamungkas Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci, Berikut Data Rincinya

Baca juga: Alasan Ini Polisi Sebut Joko Pedagang Durian di Magelang Tewas Kecelakaan, Bukan Karena Dikeroyok

Baca juga: Kronologi Karyawati Pabrik Tekstil di Karanganyar Laporkan Manajernya ke Polisi: Kasus Penganiayaan

Baca juga: 55 Jemaah Tidak Lolos Kesehatan Tahun Ini di Embarkasi Solo, Lebih Banyak Dibandingkan Sebelumnya

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved