Berita Demak
Pemandangan Ribuan Ikan Mati Mendadak di Demak dan Semarang, Indikasi Pencemaran Jadi Sorotan
Perairan sungai di sekitar Sayung, Demak, digegerkan pemandangan ribuan ikan mujair yang mati mendadak dan mengambang di permukaan.
Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
“Kalau dipegang itu berminyak. Minyaknya kalau di atas air kan kelihatan, misah,” tambahnya.
Rozikan dan para petambak sempat kebingungan harus berbuat apa.
Dia mengaku langsung merekam kondisi tambaknya, lalu melapor ke Kelurahan dan KNTI (Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia).
Pabrik Jadi Sumber Limbah
Dirinya menduga, adanya minyak di kawasan tambak itu diduga dari satu diantara pabrik di kawasan industri Terboyo.
Mereka menduga dari perusahaan pengolahan minyak sawit sebagai sumber limbah.
Namun, sejak pembangunan tol dan membendung lubang sirkulasi air laut di sekitar itu, menjadikan air yang menuju laut jadi terhambat.
Limbah yang sebelumnya mungkin langsung hanyut ke laut, kini mengendap, berputar-putar di area tambak yang tertutup monster beton.
“Sekarang airnya muter aja di sini, enggak bisa keluar. Minyaknya kelihatan, seperti pelangi di atas air.” ujarnya.
Dari total 11 blok tambak di kawasan itu seluas sekitar 30 hektar lima blok paling parah.
Total kerugian diperkirakan mencapai Rp250juta rupiah.
"Kerugian dua tambak yang saya kelola Rp100juta," katanya.
"Kalau bisa, segera cairkan bantuan untuk petambak yang terdampak. Kami tidak menuntut lebih hanya ganti rugi yang layak agar bisa mulai lagi," tambahnya.
Sementara itu, Slamet Ari Nugroho, Ketua DPW KNTI Jawa Tengah menyebut potensi kerugian akibat pencemaran limbah di kawasan tambak tersebut, mencapai lebih dari Rp 600 juta.
Temuan itu didasarkan pada laporan dan asesmen lapangan yang dilakukan pihaknya pada awal Mei 2025.
“Total ada 11 bidang tambak yang terdampak, milik sembilan orang. Satu orang di antaranya mengelola tiga petak,” ujar pria yang akrab disapa Ari.
Dia menjelaskan, tambak-tambak tersebut memiliki luasan bervariasi mulai dari 1 hingga 5 hektare per petak.
KNTI menerima laporan dari para petambak pada 5 Mei 2025. Sehari setelahnya, pihaknya langsung melakukan asesmen ke lapangan.
Baca juga: Potensi Ikan Melimpah, Sarif Abdillah Soroti Kesejahteraan Nelayan Cilacap
“Kami turun tanggal 6 Mei, dan memang terlihat jelas ada puluhan ton ikan mati. Air tambak tampak tercemar, warnanya berubah dan mengandung minyak,” ujarnya.
Dari hasil temuan awal, pencemaran diduga berasal dari salah satu perusahaan di kawasan Terboyo.
“Ada kandungan minyak dalam air tambak. Diduga berasal dari perusahaan pengolahan minyak sawit di sekitar sana,” imbuhnya. (*)
Harapan Baru Petani Demak, Normalisasi Sungai Pulihkan 450 Hektare Sawah yang Lama Terendam Banjir |
![]() |
---|
Warga Mranggen Desak Pemkab Demak Sediakan Unit Damkar, Selama Ini Tunggu dari Semarang |
![]() |
---|
Bantuan RTLH Demak 2026 Naik Jadi Rp20 Juta per Penerima, Bupati: Ada yang Potong Laporkan ke Saya |
![]() |
---|
Revolusi Literasi di Demak: Kini Bisa Pinjam Buku Secara Digital Lewat Aplikasi iDemak |
![]() |
---|
Warga Desa Babalan Demak Minta Adanya SLB, Bupati Siap Wujudkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.