Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Demak

Pemandangan Ribuan Ikan Mati Mendadak di Demak dan Semarang, Indikasi Pencemaran Jadi Sorotan

Perairan sungai di sekitar Sayung, Demak, digegerkan pemandangan ribuan ikan mujair yang mati mendadak dan mengambang di permukaan.

Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
dok. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Demak
IKAN MATI MENDADAK - Ribuan ikan mati mendadak di jalur Pantura Demak, Dinas Lingkungan Hidup lakukan pengecekan kondisi air, Selasa (10/6/2025). 

“Kalau dipegang itu berminyak. Minyaknya kalau di atas air kan kelihatan, misah,” tambahnya.

Rozikan dan para petambak sempat kebingungan harus berbuat apa.

Dia mengaku langsung merekam kondisi tambaknya, lalu melapor ke Kelurahan dan KNTI (Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia). 

Pabrik Jadi Sumber Limbah

Dirinya menduga, adanya minyak di kawasan tambak itu diduga dari satu diantara pabrik di kawasan industri Terboyo.

Mereka menduga dari perusahaan pengolahan minyak sawit sebagai sumber limbah. 

Namun, sejak pembangunan tol dan membendung lubang sirkulasi air laut di sekitar itu, menjadikan air yang menuju laut jadi terhambat.

Limbah yang sebelumnya mungkin langsung hanyut ke laut, kini mengendap, berputar-putar di area tambak yang tertutup monster beton. 

“Sekarang airnya muter aja di sini, enggak bisa keluar. Minyaknya kelihatan, seperti pelangi di atas air.” ujarnya.

Dari total 11 blok tambak di kawasan itu seluas sekitar 30 hektar lima blok paling parah. 

Total kerugian diperkirakan mencapai Rp250juta rupiah.

"Kerugian dua tambak yang saya kelola Rp100juta," katanya. 

"Kalau bisa, segera cairkan bantuan untuk petambak yang terdampak. Kami tidak menuntut lebih hanya ganti rugi yang layak agar bisa mulai lagi," tambahnya.

Sementara itu, Slamet Ari Nugroho, Ketua DPW KNTI Jawa Tengah menyebut potensi kerugian akibat pencemaran limbah di kawasan tambak tersebut, mencapai lebih dari Rp 600 juta. 

Temuan itu didasarkan pada laporan dan asesmen lapangan yang dilakukan pihaknya pada awal Mei 2025.

“Total ada 11 bidang tambak yang terdampak, milik sembilan orang. Satu orang di antaranya mengelola tiga petak,” ujar pria yang akrab disapa Ari.

Dia menjelaskan, tambak-tambak tersebut memiliki luasan bervariasi mulai dari 1 hingga 5 hektare per petak.

KNTI menerima laporan dari para petambak pada 5 Mei 2025. Sehari setelahnya, pihaknya langsung melakukan asesmen ke lapangan. 

Baca juga: Potensi Ikan Melimpah, Sarif Abdillah Soroti Kesejahteraan Nelayan Cilacap

“Kami turun tanggal 6 Mei, dan memang terlihat jelas ada puluhan ton ikan mati. Air tambak tampak tercemar, warnanya berubah dan mengandung minyak,” ujarnya.

Dari hasil temuan awal, pencemaran diduga berasal dari salah satu perusahaan di kawasan Terboyo.

“Ada kandungan minyak dalam air tambak. Diduga berasal dari perusahaan pengolahan minyak sawit di sekitar sana,” imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved