Berita Banyumas
Koperasi Merah Putih Jadi Harapan Baru, Guru Besar UMP Prof Sugeng Priyadi Ungkap Tantangannya
Tantangan pendirian koperasi cukup berat karena perilaku ekonomi di desa saat ini cenderung kapitalistik.
Sugeng menambahkan, mengubah sistem ekonomi kapitalis yang sudah mengakar di desa tentu bukan hal mudah.
Termasuk mengubah perilaku induvidualistik masyarakat agar mau bekerja sama juga tak gampang.
Ini yang menurutnya menjadi tantangan pembentukan Koperasi Desa Merah Putih saat ini.
"Susah mengarahkan untuk mau bekerja sama (berkoperasi).
Orang-orang kaya di desa sudah kapitalistik.
Mereka sudah berada di zona nyaman," kata dia.
Koperasi Merah Putih menjadi harapan baru untuk terbentuknya tatanan ekonomi yang lebih berkeadilan.
Sugeng memaparkan, koperasi hadir untuk mengembalikan cera berekonomi yang individualis dan kapitalis menjadi demokratis, dan mengedepankan kerja sama untuk mencapai kesejahteraan bersama.
Kemakmuran yang dicapai bukan hanya dinikmati segelintir orang, namun bersama.
"Koperasi adalah kumpulan orang yang yang ingin mendapatkan kesejahteraan bersama (bukan individual)," ujarnya.
Untuk diketahui, Kakek Presiden Prabowo Subianto RM Margono Djojohadikusumo adalah tokoh penting dalam sejarah ekonomi Indonesia.
Ia merupakan perintis lembaga keuangan yang menjadi pilar stabilitas ekonomi bangsa.
Margono mendirikan Bank Negara Indonesia (BNI) pada 1946 yang berhasil menggantikan peran bank sentral milik kolonial.
BNI sebagai bank sentral saat itu bertugas mencetak dan mengedarkan Oeang Republik Indonesia (ORI), mata uang pertama yang dikeluarkan pemerintah Indonesia.
Prof Sugeng menjuluki Margono sebagai pelopor koperasi di Indonesia karena keberpihakannya pada ekonomi kerakyatan.
Namanya disejajarkan dengan Wakil Presiden pertama Indonesia, Mohammad Hatta sebagai Bapak Koperasi. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Prof Sugeng Priyadi: Koperasi Merah Putih untuk Kemandirian Desa
Baca juga: Seluruh Desa di Banyumas Sudah Bentuk Koperasi Merah Putih, Baru 47 Berbadan Hukum
Eksploitasi Anak di Banyumas, Polisi: Realita Kemiskinan, Tak Cukup Hanya Hukuman |
![]() |
---|
Banyumas Jadi Tuan Rumah Porseni Madrasah Jateng 2025: 5.244 Atlet Ramaikan Ajang Bergengsi |
![]() |
---|
Torch Buka Gerai Perdana di Purwokerto, Ini Alasan Kota Satria Dipilih |
![]() |
---|
Sebanyak 81 Desa di Banyumas Masuk Daerah Potensi Kekeringan, BPBD Siapkan Antisipasi |
![]() |
---|
Puhua School Purwokerto Jadi Sekolah Pertama di Banyumas Sebagai Satuan Pendidikan Aman Bencana |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.