Berita Semarang
Catatan Dinkes Kota Semarang: 6 Bulan Ada 112 Kasus DBD, 3 Penderita Meninggal
Dinkes Kota Semarang mencatat ada 112 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang Januari-Juni 2025.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinkes Kota Semarang mencatat ada 112 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang Januari-Juni 2025.
Rincinya, 80 penderita laki-laki dan 32 perempuan.
Dari kasus itu, tiga orang dikabarkan meninggal akibat penyakit yang disebarkan nyamuk Aedes aegypti.
Baca juga: Kisah Petugas Damkar Semarang Dapat Tugas "Unik" Ambil Rapor Anak Yatim, Bikin Haru
Baca juga: Perkuat Sinergitas, Kemenkum Jateng Hadiri Pisah Sambut Ketua PTA Semarang
Kepala Dinkes Kota Semarang, M Abdul Hakam mengatakan, meskipun kasus kematian masih terjadi, jumlah kasus DBD secara keseluruhan mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya dalam periode yang sama.
"Tahun ini ada 112 kasus, sementara tahun lalu pada periode yang sama mencapai sekira 148 hingga 150 kasus," sebut Hakam, Jumat (20/5/2025).
Hakam mengklaim, penurunan kasus ini tak lepas dari upaya intensif surveilans vektor yang dilakukan Dinkes.
Menurutnya, pemeriksaan nyamuk dilakukan rutin di berbagai wilayah, termasuk pengambilan sampel nyamuk untuk diuji apakah mengandung virus dengue atau tidak.
"Kalau ditemukan positif, maka dilakukan pemeriksaan PCR dua sampai tiga kali dalam seminggu selama tiga sampai empat pekan berturut-turut," jelasnya.
Sementara itu, dia menambahkan, salah satu strategi yang dinilai efektif dalam pengendalian kasus DBD adalah penerapan teknologi Wolbachia, yang memanfaatkan bakteri wolbachia untuk menghambat replikasi virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti.
Baca juga: Begini Cara Para Camat di Kota Semarang Selewengkan Dana Proyek Jembatan dan Jalan, Dibongkar BPK
Baca juga: Sah! Perwal Dana Operasional 25 Juta Per Tahun ditandatangani, Wali Kota Semarang Segera Sosialisasi
"Empat kecamatan sudah kami evaluasi, yakni Kecamatan Banyumanik, Tembalang, Ngaliyan, dan Gunungpati mengalami penurunan signifikan."
"Bahkan di beberapa wilayah kasus bisa turun dari 100 menjadi di bawah 10," klaimnya.
Namun dia menyebutkan jika tantangan masih ada.
Program intervensi dinilai belum bisa menjangkau seluruh wilayah Kota Semarang akibat keterbatasan anggaran.
Ia menyebut, saat ini, baru 37 kelurahan dari 12 kecamatan tambahan yang masuk dalam program penanganan.
Lebih lanjut, Hakam menerangkan perluasan wilayah intervensi Wolbachia masih dalam tahap pembahasan dengan Kementerian Kesehatan.
Adapun dia juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, mengingat musim kemarau tahun ini masih diselingi hujan yang memperbesar potensi genangan air sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti.
"Harapannya bisa menjangkau lebih banyak wilayah agar kasus DBD terus menurun, terutama di daerah-daerah yang selama ini jadi langganan kasus tinggi," ungkapnya. (*)
Baca juga: Polisi Telusuri Potensi Pencucian Uang dari 2 Tersangka Kasus TPPO Asal Tegal dan Brebes
Baca juga: Pelabuhan Kendal Mulai Beroperasi Juli 2025, Dishub: Pengerukan Sedimentasi Rampung Bulan Ini
Baca juga: Dindikbud Demak Buka Pendaftaran Offline Mulai 24 Juni 2025, 20 SD Masih Kekurangan Siswa
Baca juga: Bambang Raya Akhirnya Penuhi Panggilan Polda Jateng Setelah 2 Kali Mangkir, Bakal Langsung Ditahan?
Jual Beli Gadget Bekas Bisa Online dan COD di Gulabed Semarang, Begini Caranya |
![]() |
---|
Bukan Hanya Cinta! Ini 5 Hal yang Wajib Wanita Pertimbangkan Sebelum Menikah |
![]() |
---|
Dishub Kota Semarang Target Jalanan Bebas dari “Cumi-Cumi Darat”, Ini Upayanya |
![]() |
---|
Proyek Outer Ring Road Semarang Terkendala Anggaran, Masih Cari Skema Pembangunan |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Semarang Hari Ini Kamis 18 September 2025: Hujan Ringan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.