Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UIN SAIZU Purwokerto

MQKI 2025 Resmi Digelar, Rektor UIN Saizu: Ini Momentum Emas Santri Tampil di Panggung Dunia

MQKI 2025 Resmi Digelar, Rektor UIN Saizu: Ini Momentum Emas Santri Tampil di Panggung Dunia

Editor: Editor Bisnis
Ist
Pelaksanaan Musabaqah Qira’atil Kutub Internasional (MQKI) Tahun 2025 yang diinisiasi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) resmi bergulir hari ini, Selasa, 8 Juli 2025. 

Guna menciptakan MQKI yang inklusif, Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, M. Arskal Salim GP, menyampaikan bahwa ajang ini dirancang agar dapat diakses oleh seluruh santri, termasuk mereka yang tidak berada di panggung utama.

Platform Zoom dan live streaming YouTube disiapkan agar santri dari berbagai daerah, termasuk pesantren terpencil, tetap bisa mengikuti jalannya perlombaan, belajar, dan merasakan atmosfer MQKI secara langsung dari rumah.

“Kita ingin MQKI menjadi ajang yang mempersatukan. Tidak semua harus tampil langsung, tapi semua harus merasa terlibat. Ini tentang keberagaman partisipasi dan akses yang merata,” jelas Arskal.

Direktur Pesantren, Basnang Said, mengungkapkan bahwa berbagai persiapan teknis tengah dikebut. Undangan resmi untuk peserta dan tokoh-tokoh pesantren telah disiapkan. Selain itu, pemasangan billboard "Road to MQKN" di berbagai titik strategis juga menjadi bagian dari promosi untuk menyambut MQKI.

Langkah ini dinilai penting untuk membangun antusiasme publik terhadap MQKI sekaligus menyosialisasikan nilai-nilai luhur pesantren kepada masyarakat luas.

Santri dan Pesantren: Pilar Keilmuan Islam Masa Kini dan Masa Depan

Musabaqah Qira’atil Kutub Internasional 2025 bukan hanya ajang lomba, tetapi panggung besar untuk menampilkan Islam Indonesia yang ramah, progresif, dan kontekstual. Santri bukan lagi diposisikan sebagai aktor lokal semata, melainkan sebagai bagian penting dari percakapan global dalam bidang keilmuan Islam.

Prof. Ridwan menegaskan bahwa MQKI adalah bukti nyata bahwa pesantren mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa tercerabut dari akarnya.

“Santri adalah penjaga peradaban. MQKI menunjukkan bahwa mereka bukan hanya bisa membaca masa lalu, tetapi juga menulis masa depan,” pungkas Rektor UIN Saizu.

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved