Berita Banyumas
Paguyuban PKL Jalan Bung Karno Purwokerto Komplain Design Lapak Relokasi yang Sempit
Rencana penataan Jalan Bung Karno, Purwokerto menuai reaksi dari pedagang kaki lima (PKL) yang selama ini menggantungkan hidup dari kawasan tersebut.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Rencana penataan Jalan Bung Karno, Purwokerto menuai reaksi dari pedagang kaki lima (PKL) yang selama ini menggantungkan hidup dari kawasan tersebut.
Ketua Paguyuban Bung Karno Street Trader (BST), Ardi Siswanto menegaskan seluruh paguyuban siap mematuhi kebijakan Pemerintah Kabupaten Banyumas.
Dengan syarat selama penataan tidak mengorbankan keberlangsungan hidup mereka.
"Mayoritas kami adalah pelaku UMKM yang berada di bawah garis kemiskinan. Penghasilan kami hanya Rp40 sampai Rp50 ribu per hari.
Itu pun hanya cukup buat sangu anak sekolah," ujar Ardi dalam forum diskusi publik di kantor DPRD Banyumas, Rabu (9/7/2025).
Menurutnya, keberadaan para PKL bukan hanya fenomena ekonomi, tetapi juga sosial.
"Kami ini rakyat Banyumas yang berjuang menyambung hidup di Banyumas," katanya.
Hal senada diungkapkan perwakilan Paguyuban PKL Pasir Muncang Bersatu, Eboy.
Ia mengkritisi rencana skema relokasi PKL yang dinilai tidak realistis.
"Lapak ukuran 2x1 meter itu sempit sekali.
Kita jualan masakan siap saji, bergerak aja susah.
Pembeli juga harus merasa nyaman," katanya.
Ia juga menyoroti tingginya biaya sewa lapak di Madang Maning Park yang mencapai Rp12 juta per tahun.
"Kami pedagang kecil hanya mampu jualan di pinggir jalan.
Kalau disuruh sewa, ya tidak sanggup," katanya.
Ia menegaskan, keberadaan PKL tumbuh karena ada keramaian di Jalan Bung Karno.
"Dimana ada keramaian, disitu ada pedagang.
Jangan sampai diskusi ini hilang, kami minta terus dipantau," tegasnya.
Di sisi lain, Ketua Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Banyumas, Yanuar, menyebut keberadaan PKL dan parkir liar di kawasan Jalan Bung Karno justru menjadi tantangan bagi pengelolaan kawasan wisata modern seperti Madang Maning Park.
"Tenant kami kesulitan bersaing karena ada pedagang di luar area.
Mereka komplain karena kalah ramai.
Kami ini justru paling terdampak," ungkapnya.
Yanuar menambahkan, perputaran uang dari aktivitas PKL dan parkir di Jalan Bung Karno cukup besar, bahkan bisa mencapai lebih dari Rp1 miliar.
"Itu berkontribusi juga ke PAD (Pendapatan Asli Daerah)," ucapnya.
Ia juga mengingatkan BLUD terbentuk karena adanya pemanfaatan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang harus dikelola secara produktif.
"Pengelolaan dana PEN, termasuk proyek menara dan Madang Maning Park, menyerap tenaga kerja hingga 1.000 orang," katanya. (jti)
Baca juga: Penataan Jalan Bung Karno Purwokerto Dibagi Tiga Segmen
Baca juga: Polres Demak Ungkap Kasus Curas Warung Makan, Satu Pelaku Ditangkap Dua Masih Buron
Baca juga: 4 Rekomendasi Bakso Gerobakan di Semarang, Legendaris Sejak 1973
Wayang dari Limbah Kertas Semen, Inovasi Dosen Amikom Purwokerto Gaungkan Tradisi Ramah Lingkungan |
![]() |
---|
Polresta Banyumas dan PWI Tanam Pohon di Kalipagu, Dorong Gerakan Sedekah Oksigen |
![]() |
---|
Cuaca Masih Labil, Warga Banyumas Diminta Waspada Hujan Sedang-Lebat hingga Akhir Agustus |
![]() |
---|
Kasus Dugaan Kekerasan Seksual Profesor, Unsoed Telah Rekomendasikan Sanksi ke Kemdiktisaintek |
![]() |
---|
Sudah Dibuka Sejak Sabtu, Segini Tarif Parkir Resmi di Kolam Retensi Purwokerto |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.