Berita Jateng
Jawa Tengah Dorong Implementasi Ekonomi Sirkular secara Berkelanjutan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong implementasi ekonomi sirkular, khususnya dalam aktivitas industri yang menyisakan sampah kemasan.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong implementasi ekonomi sirkular, khususnya dalam aktivitas industri yang menyisakan sampah kemasan.
Langkah tersebut menjadi salah satu strategi untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah, Widi Hartanto mengatakan, masih ada 37 persen sampah yang terbuang ke lingkungan, masih ada pembakaran sampah, dan ditimbun di pekarangan.
Baca juga: Pemkab Jepara Rencanakan Pengadaan 4 Incinerator Sampah di TPS 3R dan TPA Bandengan
Ini perlu dilakukan treatment untuk menangani masalah sampah hingga ke tingkat desa.
Komposisi sampah yang diproduksi Jawa Tengah utamanya masih sampah organik, yaitu sampah makanan yang punya persentase sebesar 40 persen dari total keseluruhan sampah yang dibuang.
Sebanyak 20 peraen sampah yang terbuang adalah sampah plastik, dan sisanya sampah kertas dan karton.
Dengan menerapkan prinsip ekonomi sirkular, tumpukan sampah itu sebetulnya masih memiliki nilai ekonomi tersendiri.
"Botol minuman kemasan itu bisa dijual, termasuk kertas, koran itu bisa. Sebenarnya semua bernilai ekonomi, hanya tinggal kita mau enggak untuk melakukan pemilahan di rumah," ucap Widi, dalam Circular Economy Forum 2025 yang digelar di Kota Semarang, Rabu (16/7/2025).
Ia pun memberikan apresiasi atas inisiatif penyelenggaraan Circular Economy Forum 2025. Menurut dia, forum ini menjadi langkah yang strategi untuk mendukung ekonomi sirkular.
Circular Economy Forum 2025 diselenggarakan oleh Bisnis Indonesia dan DLHK Provinsi Jawa Tengah dengan dukungan dari Coca Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia dan Kawasan Industri Wijayakusuma.
Acara ini melibatkan pelaku usaha, akademisi, asosiasi, juga kelompok masyarakat untuk mendorong implementasi ekonomi sirkular secara berkelanjutan di Jawa Tengah.
Dalam forum tersebut, Pakar Ekonomi Lingkungan sekaligus Wakil Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Semarang (Unnes), Prof Amin Pujiati menjelaskan, ekonomi sirkular dapat menjadi alternatif solusi pengelolaan sampah di Jawa Tengah.
Namun demikian, prinsip tersebut masih menyisakan sejumlah tantangan untuk bisa diterapkan.
"Kendala terbesar saat ini adalah keterbatasan sumber daya manusia dan kesadaran. Jadi, penanganan limbah ini paling banyak dibuang, yang dikelola hanya sedikit saja. Dalam konteks ekonomi sirkular pada sektor pangan, yang sudah banyak dilakukan itu adalah repurpose," jelasnya.
Kendala itu pula yang menjadikan implementasi ekonomi sirkular terkesan tidak banyak memberikan dampak positif.
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Ajak Masyarakat Jaga Kondusifitas |
![]() |
---|
3,37 Ton Sampah Belum Terkelola Dengan Baik, Pemprov Jateng Upayakan Penyelesaian |
![]() |
---|
Ini Alasan Polda Jateng Hentikan Penyelidikan Kasus Hak Siar Nenek Endang: Alhamdulillah |
![]() |
---|
Regenerasi Dalam Korupsi, Sosok Dua Sekda Klaten Rugikan Negara Rp6,8 M Kasus Sewa Plasa |
![]() |
---|
Berdayakan Potensi Desa/Kelurahan, 1.750 Koperasi Merah Putih di Jateng Sudah Operasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.