Berita Jateng
Refleksi 2 Abad Perang Diponegoro, Undip Kobarkan Semangat Kebangsaan
Memperingati 2 abad Perang Diponegoro, Undip hadirkan semangat juang melalui diskusi inspiratif bersama para akademisi dan peneliti sejarah nasional.
Penulis: Catur waskito Edy | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Dalam rangka memperingati dua abad Perang Diponegoro, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menggelar diskusi reflektif bertajuk "2 Abad Perang Diponegoro: Inspirasi Semangat Juang Universitas Diponegoro Menatap Masa Depan".
Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, 21 Juli 2025 secara hybrid di Ruang Sidang Besar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Undip, Tembalang, Semarang.
Mengapa Perang Diponegoro Masih Relevan Hari Ini?
Perang Diponegoro (1825–1830) merupakan salah satu peristiwa besar dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonialisme Belanda.
Perang ini bukan hanya tentang senjata, tapi juga tentang perlawanan terhadap ketidakadilan, pengkhianatan, dan eksploitasi.
Nilai-nilai perjuangan inilah yang hingga kini tetap relevan dalam konteks pembangunan bangsa dan karakter generasi muda.
“Diponegoro adalah simbol perlawanan intelektual dan spiritual. Ia bertempur dengan harga diri dan kehormatan,” ungkap Drs. Supriyo Priyanto, MA, peneliti sejarah Pangeran Diponegoro yang hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut.
FIB Undip Tegaskan Komitmen Akademik dan Kebudayaan
Acara ini menjadi bagian dari komitmen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro untuk terus membumikan nilai-nilai sejarah dan kebudayaan dalam konteks keilmuan.
Menurut Dekan FIB Undip, Prof. Dr. Alamsyah, M.Hum, Dekan FIB Undip, momen peringatan ini bukan sekadar nostalgia sejarah, tetapi sebuah refleksi untuk menumbuhkan semangat bermartabat dan bermanfaat dalam dunia akademik dan kehidupan berbangsa.
“FIB Undip ingin menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan. Menggali nilai perjuangan Diponegoro adalah cara kami menghidupkan semangat nasionalisme yang visioner,” tegas Alamsyah.
Menggali Perspektif Historis dalam Bingkai Akademik
Sebagai pembicara utama, Prof. Dr. Singgih Tri Sulistiyono, M.Hum, Guru Besar FIB Undip, menyoroti pentingnya membumikan peristiwa-peristiwa sejarah besar seperti Perang Diponegoro dalam kurikulum pendidikan nasional.
“Sudah saatnya sejarah Diponegoro tidak hanya menjadi romantisme masa lalu, tapi dijadikan inspirasi dalam membangun karakter mahasiswa dan arah kebijakan kampus,” tuturnya.
Inspirasi Perjuangan dalam Konteks Modern
Dalam kegiatan ini juga menghadirkan peneliti Pangeran Diponegoro Drs Supriyo Priyanto MA untuk menjabarkan hasil riset dan penelitiannya sevara mendalam dan komprehensif.
Kegiatan ini bukan hanya menjadi forum ilmiah, tetapi juga ruang inspirasi bagi sivitas akademika Undip untuk meneladani nilai-nilai perjuangan, integritas, dan keberanian dalam menghadapi tantangan masa kini dan masa depan.
Dalam suasana akademik yang kuat, diskusi ini menyulut semangat generasi muda untuk berkontribusi dalam kemajuan bangsa melalui jalur pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Dengan memperingati 200 tahun Perang Diponegoro, Universitas Diponegoro menegaskan kembali peran pentingnya sebagai institusi pendidikan tinggi yang menjunjung tinggi nilai-nilai sejarah, kebudayaan, dan perjuangan bangsa.
Semangat Pangeran Diponegoro terus hidup dan menjadi sumber energi untuk menatap masa depan Indonesia yang lebih bermartabat dan berdaya saing global. (*)
Melalui Buku Jawa Tengah Berani Mendunia, Strategi Ekspor Baru Diluncurkan di Hari Jadi ke-80 Jateng |
![]() |
---|
Petani Apresiasi Pemprov Jateng Pulihkan Lahan Pertanian Seluas 512 Hektar di Demak |
![]() |
---|
Kebahagiaan Rifan, Petani Demak: Lahan yang Dulu Terendam Kini Berpotensi 3 Kali Panen Setahun |
![]() |
---|
Lewat Buku “Jawa Tengah Berani Mendunia”, Strategi Ekspor Baru Diluncurkan di Hari Jadi ke-80 Jateng |
![]() |
---|
Demak Sumbang 8,89 Persen Produksi Padi Sepanjang Januari-Juli 2025 di Jawa Tengah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.