Berita Kudus
Inovasi RS Aisyiyah Kudus, Bantu Mantan Pasien dan Keluarga Bangkit Lewat Pemberdayaan UMKM
Manajemen RS Aisyiyah Kudus kini memiliki program khusus di bidang pengembangan ekonomi kerakyatan.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Selain upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan, Manajemen RS Aisyiyah Kudus kini memiliki program khusus di bidang pengembangan ekonomi kerakyatan.
Sasarannya adalah pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang memiliki riwayat rekam medis atau pernah menjadi pasien di RS Aisyiyah.
Berlaku juga bagi keluarga, baik itu istri, suami, anak, saudara, maupun orangtua.
Baca juga: RS Aisyiyah Kudus Luncurkan WhatsApp Channel, Bisa Diakses Semua Kalangan
Pada momentum Milad ke-49 RS Aisyiyah Kudus, 12 UMKM digandeng turut serta memeriahkan momen spesial rumah sakit.
Mereka diberi wadah untuk menjajakan produk kuliner masing-masing.
Seperti contoh, kuliner nasi gudangan, bakso, soto khas Kudus, lentog, aneka jenis olahan minuman tradisional, juga makanan tradisional dan jajanan kekinian.
Direktur RSA Kudus, dr. Indah Rosiana mengatakan, dalam rangka meriahkan Milad RS tahun ini, menggandeng 12 UMKM lokal, semuanya merupakan warga atau keluarga yang pernah memiliki rekam medis di rumah sakit.
Mereka diberi kesempatan agar bisa mendapatkan penghasilan tambahan untuk keluarga masing-masing.
Kata dia, program ini bakal terus digaungkan rumah sakit, sekaligus mempertegas bahwa manajemen rumah sakit dapat berkolaborasi dengan masyarakat, khususnya di bidang pengembangan ekonomi kemasyarakatan.
"Hari ini ada beberapa UMKM yang membersamai kami dalam berkegiatan. Ada yang jual bakso, lentog, es teller, makanan tradisional, dan banyak lagi. Supaya kehadiran rumah sakit juga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat, tidak hanya di bidang kesehatan saja," terangnya, Minggu (27/7/2025).
Satu di antara pelaku UMKM, Nila Novita Sari mengatakan, pada tahun ini sudah dua kali diajak dan kolaborasi dengan RS Aisyiyah Kudus.
Biasanya, dia berjualan bakso di Pasar Kliwon, dan terkadang jualan di rumah.
Kini, dia punya wadah baru dalam memasarkan usaha kuliner bakso yang diwariskan kakek dan nenek kepadanya.
"Alhamdulillah bisa jualan bakso dengan porsi lebih banyak lagi didukung RSA. Mudah-mudahan bisa sering-sering ya," harap dia sambil tersenyum.
Nila Novita merupakan bagian dari target program pemberdayaan UMKM RSA Kudus.
Meski belum pernah menjadi pasien RSA, namun dia bisa mengakses layanan program tersebut lantaran saudaranya memiliki rekam medis di RSA.
Baca juga: RS Aisyiyah Group Komitmen Dukung Program Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat Kudus
Sebagai pelaku usaha kecil, dia berharap program serupa bisa ditiru instansi atau lembaga lain dalam rangka memberikan fasilitasi UMKM.
Supaya lebih banyak lagi pelaku UMKM yang terbantu di bidang pengembangan usaha.
"Sudah pasti kami sangat terbantu dengan fasilitas program ini. Siapa yang enggak mau jualan dengan fasilitas jslas, dan cepat habis," tuturnya. (Sam)
| Penerimaan Bea Cukai Kudus Sampai Oktober 2025 Capai Rp34,16 Triliun |
|
|---|
| Maksimalkan Pelaksanaan MBG di Kudus, Samani Konsultasi ke BGN |
|
|---|
| 50 Tahun Tinggal di Rumah Rapuh, Roisnan Warga Kudus Senang Karena Kini Lebih Kokoh |
|
|---|
| Kudus Fashion Week 2025 Digelar, Dimeriahkan Puluhan Brand Fesyen Bernuansa Hari Raya |
|
|---|
| Granit Gedung A Perpusda Kudus Diganti Usai Sidak Bupati Samani, Ini Penyebabnya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20250727_pegawai-RSA-Kudus-mengantre-kuliner-bakso-dari-UMKM_1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.