Berita Kudus
Jago Coding, 250 Siswa Antusias Ikuti Festival Berpikir Komputasional di Kudus
Carlos Richie Gunawan hanya butuh waktu 32 detik untuk menyelesaikan permainan block coding burung.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: raka f pujangga
Selain itu, Bakti Pendidikan Djarum Foundation turut berkolaborasi dengan Direktorat Guru PAUD dan pendidikan nonformal untuk menyusun dan mengimplementasikan materi pelatihan berpikir komputasional bagi guru PAUD di berbagai daerah Indonesia.
Sejak akhir 2024, program penguatan berpikir komputasional diperluas ke 11 SD/MI, menjangkau lebih dari 4.900 siswa penerima manfaat.
Dalam waktu dua bulan, skor rata-rata siswa kelas 4 sampai 6 dalam tes bebras meningkat 62 persen dari skor awal. Tes ini disusun untuk mengukur keterampilan berpikir komputasional.
Festival dan Lomba Berpikir Komputasional yang diikuti lebih dari 250 siswa menjadi ajang menunjukkan kreativitas dan pemecahan masalah mereka.
Mulai dari merakit robot bertema Sustainable Development Goals (SDGs), membuat animasi di Scratch dengan block coding, hingga tantangan unplugged seperti menyusun algoritma penunjuk jalan, mengikuti instruksi gerakan dengan loop, menyortir koin, dan menyelesaikan pola, seluruh kegiatan berlangsung dengan penuh semangat dan daya cipta.
“Saya mengapresiasi langkah inovatif berbagai pihak dalam memajukan pendidikan di Kudus. Semoga inisiatif ini menjadi titik awal dari gerakan yang menjadikan Kudus pionir pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial sejak usia dini,” kata Bupati Kudus Sam’ani Intakoris.
Baca juga: Kisah Ikhwan Dirikan Komunitas TEA_bo Bregas, Kenalkan Coding Robotik, Astronomi Sampai Buat Game
Sementara itu Direktur Program Bakti Pendidikan Djarum Foundation Primadi H. Serad mengatakan, upaya pengembangan berpikir komputasional dirancang untuk dapat meningkatkan skor Programme for International Student Assessment (PISA) di Kudus.
“Dari berbagai riset yang kami pelajari, berpikir komputasional dapat melatih cara berpikir kritis, numerasi, literasi dan sains yang dinilai dalam tes PISA. Visi kami adalah bahwa Kudus bisa mencapai skor PISA yang setara dengan rata-rata negara maju di OECD (Organisation for Economic Development), sambil mempertahankan dasar pendidikan karakter dan keterampilan sosial emosional yang kuat,” kata Primadi. (*)
SE Larangan Jebakan Tikus Listrik di Kudus Resmi Diterbitkan |
![]() |
---|
Polisi Bongkar Penjualan Miras Berkedok Angkringan di Kudus |
![]() |
---|
Kudus Hemat Rp 2 Miliar, 40 Penyuluh Pertanian Dialihkan ke Kementan untuk Dukung Program Prabowo |
![]() |
---|
Dilema Larangan Setrum Tikus di Kudus, Petani Minta Solusi Karena Sawahnya Diserbu Hama Tikus |
![]() |
---|
"Kami Kejar" Nasib Pelaku Pembunuhan David dan Dimas di Kudus, Kapolres Beri Pesan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.