Berita Banyumas
Kasus Stunting Masih Tinggi, PR Serius Pemkab Banyumas Tahun Ini
Mengacu data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, prevalensi stunting di Banyumas tercatat sebesar 19,6 persen.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Mengacu data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, prevalensi stunting di Banyumas tercatat sebesar 19,6 persen.
Angka itu lebih tinggi dibandingkan rata-rata Jawa Tengah yang berada di angka 17,1 persen.
Angka stunting yang tinggi di Kabupaten Banyumas masih menjadi pekerjaan rumah serius.
Baca juga: Kontingen Banyumas Torehkan 7 Medali dalam Peparpeda Jateng 2025
Baca juga: Roti Jamuran dan Kotak Makan Bau Sabun, Berikut Ini Catatan Buruk Program MBG di Banyumas
Sebagai upaya mempercepat penurunan kasus tersebut, Pemkab Banyumas memperpanjang kolaborasi dengan Tanoto Foundation hingga 2028.
Langkah ini diumumkan dalam pertemuan antara jajaran Tanoto Foundation dengan Bupati Banyumas, Kamis (21/8/2025), di Ruang Joko Kaiman Purwokerto.
Regional Lead Wilayah Jawa Tanoto Foundation, Anang Ainur Rozikin menyampaikan, kerja sama yang telah dimulai sejak 2022 itu akan dilanjutkan tiga tahun ke depan sebagai bagian dari strategi percepatan penanganan stunting.
"Pada 2025 ini, kami berkolaborasi lagi dengan Pemkab Banyumas."
"Awalnya dari 2022 hingga 2025, dan kini dilanjut sampai 2028."
"Fokus kami tetap pada pencegahan dan percepatan penurunan stunting," terangnya.
Tanoto Foundation, menurut Anang, akan memfokuskan dukungan pada tiga aspek utama.
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), efektivitas penggunaan anggaran, dan penguatan sistem pengelolaan data di tingkat desa.
Pertama, peningkatan kapasitas dilakukan dengan melatih tokoh masyarakat dari berbagai elemen untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan stunting.
"Kami akan mengkapasitasi tokoh-tokoh agar mereka mampu menyampaikan informasi tentang stunting ke masyarakat."
"Sosialisasi harus masif dan menyentuh hingga akar rumput," katanya.
Kedua, terkait anggaran, Tanoto Foundation akan membantu Pemkab dalam merumuskan strategi perencanaan agar penggunaan dana lebih efektif dan efisien.
"Kami mengapresiasi komitmen Pemkab Banyumas yang telah mengalokasikan anggaran stunting cukup tinggi."
"Sekarang tugas kami bersama menyusun perencanaan agar anggaran itu bisa menggerakkan capaian nyata," tambah Anang.
Ketiga, kerja sama ini juga akan memperkuat pengelolaan data stunting, terutama di tingkat desa.
Baca juga: Mahasiswa UMP Resmikan Kebun Gizi Terintegrasi di Desa Limpakuwus Banyumas
Baca juga: Pola Pikir Pragmatis Jadi Alasan Tingginya Angka Anak Tidak Sekolah di Banyumas
Menurut Anang, selama ini data masih tersebar dan belum terkelola secara optimal, padahal data sangat penting untuk menentukan arah program.
"Data jadi dasar utama merancang hingga mengembangkan program strategis."
"Kami ingin dari desa sudah ada sistem data yang rapi dan dapat digunakan pengambilan keputusan," jelasnya.
Program Prioritas Nasional
Sementara itu, Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono menyambut baik kelanjutan kolaborasi ini.
Dia menegaskan, stunting bukan semata-mata isu kesehatan, tetapi merupakan tanggung jawab moral dan sosial dalam menyiapkan generasi unggul di masa depan.
Percepatan penurunan stunting adalah program prioritas nasional yang harus dikawal bersama.
"Kolaborasi lintas sektoral, termasuk dengan pihak swasta seperti Tanoto Foundation, sangat penting untuk keberhasilan program ini," kata Sadewo.
Sadewo juga menekankan pentingnya penguatan gerakan lokal seperti Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting) yang telah diinisiasi oleh Pemkab.
"Penting melibatkan seluruh elemen masyarakat, dari pemerintah, swasta, tokoh masyarakat hingga individu untuk menjadi orangtua asuh bagi anak-anak berisiko stunting."
"Dukungan bisa dalam bentuk edukasi, bantuan nutrisi, hingga pendampingan psikososial. Ini tentang kepedulian dan keterlibatan aktif," imbuhnya.
Pemkab Banyumas juga telah menjalankan berbagai program penanganan stunting, termasuk Rembuk Stunting yang dilaksanakan sebagai forum bersama menyusun langkah konkret dan strategis dalam menurunkan prevalensi stunting.
Dengan kerja sama yang berkelanjutan, diharapkan angka stunting di Banyumas bisa ditekan lebih jauh dalam tiga tahun ke depan.
Tanoto Foundation menargetkan pendampingan yang berkelanjutan akan mampu memberikan hasil signifikan dalam peningkatan kualitas gizi anak dan ibu hamil di wilayah tersebut. (*)
Baca juga: Mahasiswa Koas RSUD Wonosobo Korban Penganiayaan, Polisi: Pelaku Cemburu
Baca juga: Manik Jurnalis Asal Grobogan Dibacok OTK, Ini Ciri-ciri Pelaku Seingat Korban
Baca juga: Duh, 2 Provider Milik BUMN di Batang Belum Urus Izin, DPRD: Tak Berikan Contoh Baik
Baca juga: Kini Muncul Petisi Pati Bergerak, Desak DPRD Makzulkan Bupati Sudewo
Kontingen Banyumas Torehkan 7 Medali dalam Peparpeda Jateng 2025 |
![]() |
---|
Pola Pikir Pragmatis Jadi Alasan Tingginya Angka Anak Tidak Sekolah di Banyumas |
![]() |
---|
Gerak Jalan dan Drumband SMP Se-Banyumas Kembali Digelar, Bupati Ingin Jadi Tradisi Tahunan |
![]() |
---|
Libur HUT ke-80 RI, KAI Daop 5 Purwokerto Catat Puncak Kenaikan Penumpang Tembus 16.000 Lebih! |
![]() |
---|
Dugaan Kekerasan Seksual Guru Besar Unsoed: Tim Pemeriksa Batal Panggil Korban, Ada Apa? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.