Berita Semarang

Jangan Sampai Ada Klaster Sepeda, Hendi Imbau Goweser Tetap Patuhi Protokol Kesehatan

Penulis: Idayatul Rohmah
Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, bersama jajarannya memantau hari pertama car free night Kota Lama Semarang, Jumat (11/10/2019)

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Seiring dengan merebaknya pesepeda di tengah pandemi Covid-19 ini, Walikota Semarang, Hendrar Prihadi mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.

Hal itu untuk menekan penyebaran virus corona di tengah pelonggaran Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) yang kini diberlakukan.

PKM Semarang Diperpanjang Lagi 14 Hari Mulai 22 Juni, Tapi Ada Pelonggaran untuk Tempat Hiburan

PKM Semarang Diperpanjang hingga 5 Juli, Tempat Wisata Boleh Dibuka dengan Syarat

PKM Semarang Jilid 4 Mulai 22 Juni, Acara Pernikahan Dilonggarkan, Ini Ketentutannya

Cara Aman Melihat Gerhana Matahari Cincin Besok & Daerah di Jawa Tengah yang Akan Dilewati

Saat Laut China Selatan Memanas, Moeldoko: Indonesia di ASEAN Jadi Posisi Center

"Ada berita mendominasi, orang yang ingin sehat beli sepeda, kemudian ada juga orang takut sepedanya hilang dimasukkan ke ruang makan.

Berikutnya, karena semakin banyaknya orang yang ingin sehat dengan bersepeda, akhirnya terjadi pada saat mereka ingin beristirahat.

Satu dan lainnya berdekatan lupa bawa masker, bisa juga muncul persoalan," ujar Hendi kepada wartawan saat jumpa pers di lobi Balaikota Semarang, Sabtu (20/6/2020).

Hendi menyebut, hingga kini pihaknya belum menemukan adanya klaster baru di ruang lingkup pesepeda.

Meski demikian, ia meminta masyarakat untuk tetap berhati-hati selama melakukan aktivitas di luar rumah.

"Sampai saat ini belum ditemukan klaster sepeda. Mudah-mudahan tidak ada, karena mereka berolahraga," ungkap Hendi.

Di sisi itu, Hendi juga menyoroti terkait ramainya pengunjung Gor Tri Lomba Juang.

Ia meminta pengunjung Gor dibatasi demi menghindari adanya kerumunan.

"Jangan sampai orang di TLJ ini melebihi batas.

Jadi intinya, olahraga wajib tapi jangan sampai melaaikan SOP kesehatan.

Saya tidak melarang orang yang berolahraga itu membuka maskernya karena olahraga pakai masker malah bahaya.

Ada dua warga kita yang meninggal dunia pakai masker ketika gowes di tanjakan.

Halaman
12

Berita Terkini