TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Seiring dengan merebaknya pesepeda di tengah pandemi Covid-19 ini, Walikota Semarang, Hendrar Prihadi mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.
Hal itu untuk menekan penyebaran virus corona di tengah pelonggaran Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) yang kini diberlakukan.
• PKM Semarang Diperpanjang Lagi 14 Hari Mulai 22 Juni, Tapi Ada Pelonggaran untuk Tempat Hiburan
• PKM Semarang Diperpanjang hingga 5 Juli, Tempat Wisata Boleh Dibuka dengan Syarat
• PKM Semarang Jilid 4 Mulai 22 Juni, Acara Pernikahan Dilonggarkan, Ini Ketentutannya
• Cara Aman Melihat Gerhana Matahari Cincin Besok & Daerah di Jawa Tengah yang Akan Dilewati
• Saat Laut China Selatan Memanas, Moeldoko: Indonesia di ASEAN Jadi Posisi Center
"Ada berita mendominasi, orang yang ingin sehat beli sepeda, kemudian ada juga orang takut sepedanya hilang dimasukkan ke ruang makan.
Berikutnya, karena semakin banyaknya orang yang ingin sehat dengan bersepeda, akhirnya terjadi pada saat mereka ingin beristirahat.
Satu dan lainnya berdekatan lupa bawa masker, bisa juga muncul persoalan," ujar Hendi kepada wartawan saat jumpa pers di lobi Balaikota Semarang, Sabtu (20/6/2020).
Hendi menyebut, hingga kini pihaknya belum menemukan adanya klaster baru di ruang lingkup pesepeda.
Meski demikian, ia meminta masyarakat untuk tetap berhati-hati selama melakukan aktivitas di luar rumah.
"Sampai saat ini belum ditemukan klaster sepeda. Mudah-mudahan tidak ada, karena mereka berolahraga," ungkap Hendi.
Di sisi itu, Hendi juga menyoroti terkait ramainya pengunjung Gor Tri Lomba Juang.
Ia meminta pengunjung Gor dibatasi demi menghindari adanya kerumunan.
"Jangan sampai orang di TLJ ini melebihi batas.
Jadi intinya, olahraga wajib tapi jangan sampai melaaikan SOP kesehatan.
Saya tidak melarang orang yang berolahraga itu membuka maskernya karena olahraga pakai masker malah bahaya.
Ada dua warga kita yang meninggal dunia pakai masker ketika gowes di tanjakan.