Berita Nasional

Dr Aqua Dwipayana: Hidup bukan Soal Usia, Melainkan tentang Bagaimana Membantu Orang Lain

Penulis: Erwin Ardian
Editor: Erwin Ardian
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana menyampaikan Sharing Komunikasi dan Motivasi bertajuk “Mewujudkan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM pada Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor Jumat (24/6/2022)

Dr Aqua mengingatkan agar melayani jangan melihat dari penampilan seseorang. Kenapa? Sebab tampilan luar setiap orang tidak mencerminkan dalamnya. Apalagi tidak semua orang yang datang diketahui latar belakangnya.

Kemudian Empati atau bisa menempatkan diri yaitu bagaimana merasakan apa yang dirasakan orang lain. Dengan bersikap seperti itu pasti menimbulkan kepedulian kepada sesama.

“Selanjutnya Audible atau dapat dimengerti yaitu semua yang disampaikan dengan mudah dipahami seluruh orang meski latar belakang termasuk pendidikannya berbeda-beda. Untuk melengkapi itu maka perlu Clarity atau penyampaiannya menggunakan kalimat terbuka dan sederhana. Terakhir adalah Humble atau rendah hati, tidak ada yang perlu disombongkan. REACH akan sangat berarti jika dilengkapi dengan huruf ‘A’ dan ‘C’ yakni Action dan Consistency atau Tindakan nyata dan cepat serta Konsistensi dalam pelaksanaannya,” terang Dr Aqua.

Pria yang dalam sisa hidupnya beriktikad konsisten menjalan silaturahim dengan ikhlas melanjutkan, setiap pegawai terutama yang terkait dengan pelayanan, seperti para personel di Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor harus menjadi sosok yang kreatif dan inovatif dengan terus bergerak membantu sesama tanpa pamrih. Baik dan ramah kepada semua orang agar keberadaannya di manapun selalu didukung lingkungan.

Lebih jauh, Dr Aqua mengungkapkan orang kreatif yakni selalu berpikir positif. Harus mau menyimak, membaca, dan menerima masukan dari siapapun tanpa melihat latar belakangnya. Lakukan semua itu dengan konsisten. “Setiap hari luangkan waktu untuk membaca. Kita semua harus terus mengembangkan diri masing-masing. Paling penting kuncinya adalah komunikasi,” ucapnya.

Kepada yang hadir pehobi membaca dan silaturahim itu juga menekankan bahwa siapapun harus menjaga kebersihan hati. Kemudian selalu komunikasi yang baik dengan siapapun dan berkomunikasi dengan empati. “Jadilah teladan dalam partisipasi dan kontribusi, tinggalkan ego jadilah ‘hero’. Anda punya ide apapun untuk kebaikan jangan ragu menyampaikan dan jangan takut gagal,” tukas pria yang berasal dari Kota Padang, Sumatera Barat itu.

Hadiah ke Yogyakarta
Di sela-sela menyampaikan presentasinya, tiba-tiba Dr Aqua memanggil seorang peserta yang duduk di pojok baris paling belakang. Orang yang dipanggil tersebut sempat kaget dan sama sekali tidak menyangka.

"Nama saya Muhammad Hatta. Sama dengan nama salah seorang Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia. Saya bekerja di Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor sejak tahun 1990 bagian kebersihan. Waktu itu masih membantu saja. Mulai terima gaji tetap pada tahun 2011," jelas Hatta yang berasal dari Bogor.

Kemudian Dr Aqua meminta Hatta menceritakan suka dukanya selama sekitar 32 tahun bekerja di Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor. Pria yang hobi membantu banyak orang itu yakin pengalamannya beragam.

Suami dari Ismawati itu mengatakan sukanya saat hasil kerjanya diapresiasi banyak orang termasuk pimpinannya. Hal tersebut membuatnya makin semangat bekerja.

Tidak hanya itu, lanjutnya, bahkan ada pimpinannya yang pernah mengajaknya ke Pontianak, Kalimantan Barat. Itu adalah pengalamannya pertama kali naik pesawat.

"Sebelumnya saya hanya sampai Bandara saja baik Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta maupun Bandara Soekarno-Hatta untuk melakukan berbagai urusan. Tidak ikut naik pesawat," ujar Hatta dengan mimik guyon yang disambut tertawa seluruh yang hadir.

Sedangkan dukanya, lanjut bapak tiga anak ini, saat pimpinan menegurnya karena hasil kerjanya kurang memuaskan. Masih ada yang kotor.

"Meski sedih mendapat teguran dari pimpinan, namun saya menyadari semua kesalahan itu. Kemudian bertekad memperbaikinya dan melaksanakannya dengan sungguh-sungguh agar tidak mengalami hal serupa," ungkap Hatta.

Sebagai apresiasi kepada Hatta, Dr Aqua memberikan hadiah kepadanya dan istri untuk jalan-jalan ke Yogyakarta. Akomodasi dan transportasinya akan disiapkan pria yang senang membahagiakan banyak orang.

"Pak Hatta ajak istrinya jalan-jalan ke Yogyakarta. Hadiah dari saya sebagai apresiasi kepada bapak yang telah 32 tahun kerja di Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor," ujar Dr Aqua.

Berikan Dua Buku "Super Best Seller
Kepada semua pegawai termasuk yang berhalangan hadir di acara Sharing Komunikasi dan Motivasi itu, Henki memberikan masing-masing dua buku "super best seller" karya Dr Aqua. Kedua buku itu berjudul “Humanisme Silaturahim Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana (Satu Kesamaan Yang Mampu Mengatasi Sejuta Perbedaan)” serta “Berkarya dan Peduli Sosial Gaya Generasi Milenial: Kisah Inspiratif Dua Bersaudara Alira-Savero Dwipayana Bergiat untuk Sesama”

Henki sengaja memberikan kedua buku itu kepada semua jajarannya agar mereka dan keluarganya dapat meneladani semua yang ditulis dalam buku-buku tersebut. Sehingga secara signifikan berpengaruh pada kinerja mereka.

"Saya yakin dua buku "super best seller karya Pak Aqua yang berjudul “Humanisme Silaturahim Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana (Satu Kesamaan Yang Mampu Mengatasi Sejuta Perbedaan)” serta “Berkarya dan Peduli Sosial Gaya Generasi Milenial: Kisah Inspiratif Dua Bersaudara Alira-Savero Dwipayana Bergiat untuk Sesama” isinya berkualitas dan bermanfaat buat jajaran saya bersama keluarganya. Sehingga saya memberikannya kepada mereka," tutur Henki.

Buku “Humanisme Silaturahim Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana (Satu Kesamaan Yang Mampu Mengatasi Sejuta Perbedaan)” memuat kisah jalinan persahabatan dua anak manusia dari latar belakang yang jauh berbeda, baik suku, agama, ras, dan golongan atau strata sosial-ekonominya.

Dr Aqua seorang muslim dari suku Minangkabau yang lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara, dari keluarga sederhana pasangan Ayah-Bunda Syaifuddin-Asmi Samad.

Sedangkan Ventje seorang Tionghoa Katolik kelahiran Surabaya, Jawa Timur, dari keluarga pengusaha pasangan Papi-Mami Rudy Suardana-Susianawati Harlim. Yang satu sampai mengenyam pendidikan S3 hanya di tingkat lokal/nasional, sedangkan satu lainnya kuliah di Amerika Serikat.

Terlepas dari banyak perbedaan di antara mereka, kedua tokoh yang dikisahkan dalam buku tersebut mampu menjalin persahabatan bahkan hingga tingkat seperti saudara kandung. Dan, persaudaraan itu bukan hanya antarmereka berdua melainkan juga keluarga besar kedua belah pihak.

Guru Besar dan Dekan ke-9 Fikom Unpad Prof Deddy Mulyana, MA, Ph.D membubuhkan kata pengantar yang sangat apik dan relevan di buku Humanisme Silaturahim. Selain itu, mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana/Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Purn Doni Monardo juga menyampaikan kata pengantar untuk buku setebal 237 halaman yang diterbitkan oleh Kota Tua ini.

Buku “Berkarya dan Peduli Sosial Gaya Generasi Milenial: Kisah Inspiratif Dua Bersaudara Alira-Savero Dwipayana Bergiat untuk Sesama” berkisah tentang kiprah sosial kakak-beradik Alira-Ero Dwipayana. Di usia yang cukup muda –masih kepala dua, Alira-Ero telah menorehkan prestasi yang menjadi idaman semua orangtua.

Prestasi itu tidak hanya mereka ukir dalam kaitannya dengan capaian pendidikan atau lingkungan kampus. Di luar itu, yang tentu membuat kedua orangtua mereka bahagia dan sangat bersyukur ialah Alira-Ero telah menorehkan karya dalam kiprah mereka di bidang sosial-kemanusiaan.

Kepedulian sosial terhadap sesama itu dilakukan di tengah kesibukan kakak-beradik itu bersekolah di SMA Regina Pacis Bogor, Jawa Barat, dan sesudahnya. Saat Alira kemudian kuliah di Korea University Business School di Seoul, Korea Selatan (Korsel) dan bekerja di perusahaan farmasi terkemuka Daewoong di Korsel, dia terus melanjutkan kiprah sosialnya.

Hal yang sama juga dilakukan Ero yang kini mahasiswa terakhir di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Kiprah mereka selengkapnya tersaji di buku setebal 293 yang dibubuhi kata pengantar oleh mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana/Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Purn Doni Monardo ini.

Kedua buku itu masuk dalam buku "super best seller" Trilogi The Power of Silaturahim. Buku pertamanya berjudul "The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi" yang telah dicetak sebanyak sembilan kali dengan total 170 ribu eksemplar. Setiap kali cetak rata-rata sebanyak 20 ribu eksemplar.

Buku itu diluncurkan pada Jumat, 15 April 2016 bersamaan dengan promosi Doktor Komunikasi Aqua di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Bandung. Awalnya ditulis dan diterbitkan dengan tujuan buat souvenir kegiatan tersebut. 

Sebelum ujian terbuka itu, Dr Aqua sering menghadiri promosi doktor teman-temannya di berbagai perguruan tinggi seluruh Indonesia. Dari semua acara yang dihadirinya tidak ada satu pun souvenirnya yang menarik. Umumnya beli di toko dan dicap nama orang yang promosi doktor.

"Berdasarkan pengalaman itu, saya mau memberikan hadiah buku sebagai souvenir kepada seluruh tamu yang hadir. Saya ingin kesannya sesuatu banget, seperti jargon yang sering disampaikan penyanyi terkenal Syahrini," jelas Dr Aqua.

Wartawan senior yang telah banyak menulis Nurcholis MA Basyari membantu sepenuhnya penulisan buku itu dari awal hingga tuntas. Untuk penyelesaiannya mereka nyaris tidak tidur selama tiga hari dua malam di rumah Yogyakarta milik Dr Aqua.

Meski harus kerja keras untuk menuntaskan buku itu, namun Dr Aqua sangat bersyukur. Apalagi semua tamunya yang mencapai ratusan orang termasuk para jenderal TNI dan Polri puas dan senang menerima buku tersebut saat diberikan pada promosi doktornya.

Cetakan pertama buku itu sebanyak 20 ribu eksemplar. Dengan cepat, hanya hitungan bulan seluruhnya habis terjual. Seiring dengan itu penulis belasan buku yang sebagian best seller itu langsung meniatkan untuk menggunakan semua hasil penjualan bukunya buat berbagai kegiatan sosial terutama membiayai umrah banyak orang.

Dari buku "The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi" lahirlah kemudian Gerakan Umrah The Power of Silaturahim (The POS) yang dibiayai dari hasil penjualan buku tersebut. Ketua tetap rombongan umrahnya setiap tahun adalah Nurcholis.

"Mas Nurcholis yang merupakan wartawan senior dan penguji uji kompetensi wartawan tingkat nasional dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat sangat amanah, sehingga saya memberi kepercayaan kepada beliau sebagai ketua rombongan umrah The POS seumur hidup," ungkap Dr Aqua.

Meningkatkan Kinerja
Sementara itu, Henki Irawan sangat berterima kasih atas kesediaan Dr Aqua Dwipayana untuk bisa hadir dan menyampaikan Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada jajarannya. Kedatangan motivator kondang itu merupakan rezeki buat dia dan jajarannya.

“Apalagi, saya tahu, jadwal dan aktivitas Dr Aqua yang sangat padat dan sibuk sekali. Alhamdulillah, meski beliau baru saja datang dari Padang tapi berkenan hadir memenuhi undangan kami untuk mendorong kinerja institusi kami agar lebih baik lagi. Juga memberikan bekal pemahaman komunikasi kepada jajaran kami,” kata Henki yang mantan Kepala Imigrasi Wonosobo, Jawa Tengah itu.

Karena acara Sharing Komunikasi dan Motivasi itu sangat penting sehingga semua pegawai diminta hadir untuk menyimak seluruh yang disampaikan Dr Aqua. Dengan begitu mereka bisa memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya.

Henki menilai salah satu kunci sukses agar dapat memberikan layanan prima kepada semua orang yang datang ke Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor adalah dengan meningkatkan kemampuan komunikasi seluruh pegawai. Sehingga saat berkomunikasi dengan siapa pun termasuk warga negara asing, tidak terjadi kesalahan komunikasi.

Selalu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan warga negara asing merupakan komitmen pihaknya. Tidak hanya sekedar tekad, tapi yang paling utama konsistensi melaksanakannya.

Pelayanan itu baik berupa pembuatan paspor untuk warga negara Indonesia maupun layanan izin tinggal untuk warga negara asing di Bogor dan sekitarnya.

Apalagi, jelas Henki, pada kondisi peralihan pandemi menuju endemi Covid-19 saat ini, jumlah pemohon yang melakukan perpanjangan paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor mengalami peningkatan secara signifikan.

"Beberapa bulan terakhir ini setiap hari kerja rata-rata pemohon paspor termasuk perpanjangan rata-rata mencapai 250 orang. Padahal sebelumnya hanya 50 orang pemohon per hari," jelas Henki

Pria ramah yang dekat dengan semua jajarannya itu menambahkan dengan kehadiran Dr Aqua diharapkan dapat membantu jajaran Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor untuk memberikan kontribusi yang terbaik dalam pelayanan termasuk tugas pokok dan fungsi keimigrasian ke depannya.

“Saya sangat berharap dengan adanya acara Sharing Komunikasi dan Motivasi ini, semua pegawai sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, selalu berupaya secara maksimal memberikan pelayanan terbaik. Termasuk dapat berkomunikasi dengan efektif kepada semua orang yang datang ke kantor ini,” harap Henki.

Dengan dapat mewujudkan itu Henki yakin sekali keberadaan Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat khususnya yang ada di Kota Bogor dan sekitarnya. Ini juga bagian dari upaya membangunan Zona Integritas menuju WBBM.

"Untuk itu saya sengaja mengundang Pak Aqua ke sini. Mari kita sama-sama belajar komunikasi pada beliau sekaligus menyimak semua yang disampaikannya," pungkas Henki yang berasal dari Kota Pariaman, Sumatera Barat ini.

Selama ini Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor telah menorehkan banyak prestasi. Keberadaannya sudah membantu masyarakat Bogor dan sekitarnya terutama untuk berbagai urusan keimigrasian.

Berikut adalah penghargaan yang diterima oleh Kantor Imiggrasi Kelas 1 Non TPI Bogor; 2017: 1. Penghargaan Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor dari Menteri Hukum dan Ham RI, capaian penegakan hukum keimigrasian di bidang penanganan pro justitia terbanyak I, kategori Kantor Imigrasi Kelas I, 2. Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, dukungan dalam melakukan penegakan hukum karantina sesuai UU Nomor 16 tahun 1992, 3. Kanwil Kemenkumham Jawa Barat sebagai UPT yang melaksanakan upaya pencegahan TKI nonprosedural terbanyak.

Pada 2019: 1. Menteri Hukum dan Ham RI dalam kinerja pengelolaan anggaran terbaik dengan indikator kinerja pelaksanaan anggaran (IKPA) akhir, 2. dalam rangka Hari Bhakti Imigras sebesar 99,01 kategori Kantor Imigrasi Kelas I KPPN Bogor sebagai peringkat kedua terbaik capaian IKPA semester II tahun anggaran 2018 kategori satker pengelola pagu besar, 3.Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sebagai Unit Kerja Pelayanan berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK).

Sedangkan pada 2020: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai Unit Kerja yang telah melaksanakan pelayanan publik berbasis HAM; 2021: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai unit kerja yang telah melaksanakan pelayanan publik berbasis HAM tahun 2021.(*)

Baca juga: Dongeng Anak Sebelum Tidur dari Kalimantan Barat Asal Mula Sungai Landak

Baca juga: Cara Gunakan Aplikasi Alpukat Betawi, Pindah KK Jakarta Pusat Secara Online Tanpa Ribet

Baca juga: Apa Itu Podcast? Sejarah dan Cara Mengunggah Podcast ke Anchor FM

Berita Terkini