"Jadi diharapkan mahasiswa ini bisa lebih membangun kesadaran untuk lebih bersiap menghadapi bencana di lingkungan masyarakat," ujarnya.
Pemateri lain, Dr Retno Susilorini mengatakan, setelah ekonomi hal yang tak kalah penting adalah diperlukannya peran gender dalam menghadapi bencana.
Gender yang dimaksud adalah fungsi sosial dari laki-laki dan perempuan.
Perempuan ini menjadi yang paling rentan saat terjadi bencana karena mereka kebanyakan ibu rumah tangga.
"Oleh karena itu, kita perlu menguatkan ketahanan bencana perempuan dengan meningkatkan kapasitas mereka," katanya.
Retno mengatakan, ia memiliki usulan master plan yang ramah lingkungan dan ramah terhadap perempuan.
Yaitu dengan menciptakan wilayah yang tahan bencana rob tetapi juga berdaya secara ekonomi.
Hal itu pernah dilakukannya di pesisir Demak, seperti memasang alat pendeteksi rob.
"Begitu robnya tinggi, maka alat itu berbunyi melalui sirine sehingga keluarga bisa mengungsi. Kalau tidak ada, mereka bisa terkepung," ungkapnya. (fba)
Baca juga: Warga Perumahan di Kedungpane Keluhkan Pencemaran Lingkungan dari Operasional Pabrik Bata Ringan
Baca juga: Sosok Untung, Kepala Desa Sembung Batang Bangun Kantor Kelurahan Megah 8 Lantai Pakai Lift
Baca juga: Sambut Liburan Sekolah, Gogo Dino Sapa Anak-Anak di Mal Ciputra Semarang
Baca juga: Hanya Petani yang Memenuhi Kriteria Berikut yang Bisa Mendapat Pupuk Bersubsidi, Apa Saja?