Berita Kesehatan

Penyebab 2 Warga Solo Meninggal Karena DBD, Dinkes: Pasien Terlambat Dibawa ke RS

Editor: deni setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus dengue penyebab demam berdarah dengue (DBD).

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Dinkes Kota Surakarta meminta masyarakat ikut berperan dalam memberantas sarang nyamuk Aedes aegypti agar kasus DBD bisa terkendali.

Ini disampaikan karena sejak awal tahun hingga saat ini jumlahnya sudah ada puluhan kasus.

Bahkan sesuai data Dinkes Kota Surakarta, sudah ada 2 orang yang meninggal dunia dalam kasus DBD ini.

Baca juga: Ada 185 Kasus DBD di Karanganyar, 1 Orang Meninggal Dunia

Baca juga: Adanya Peningkatan Kasus DBD, Dinkes Wonosobo Imbau Masyarakat Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Surakarta terus meningkat.

Hingga saat ini tercatat ada 45 kasus dan 2 meninggal dunia.

Plt Kepala Dinkes Kota Surakarta, Setyowati mengatakan, 45 kasus DBD itu terhitung dari awal 2024 hingga saat ini.

Cuaca yang tidak menentu membuat nyamuk Aedes aegypti cepat berkembang biak.

"Kenaikannya agak tinggi."

"Jadi minggu-minggu ini, kasusnya banyak," kata Setyowati seperti dilansir dari Kompas.com, Kamis (28/3/2024).

Pentingnya Pemberantasan Sarang Nyamuk

Mengenai dua kasus meninggal, kata Setyowati, dimungkinkan karena terlambat penanganannya.

Saat dibawa ke rumah sakit kondisi warga ini sudah lemas.

Baca juga: Pasien DBD di RSUD Soewondo Kendal Meningkat

Baca juga: Kabar Baik Kasus DBD Jepara Mereda, Dinkes Jangan Lengah Tetap Waspada

"Mungkin sudah agak terlambat (dibawa ke rumah sakit)."

"Mungkin panas beberapa hari diobati sendiri mungkin."

"Karena data yang kami terima yang pengobatan di rumah sakit," terang dia.

Dia mengimbau, masyarakat apabila mengalami gejala seperti DBD untuk segera dibawa ke rumah sakit supaya tidak terlambat penangannya sekaligus antisipasi kejadian vatal atau meninggal dunia.

"Jadi sebetulnya yang penting masyarakat itu karena kasus DBD cukup tinggi."

"Jadi kalau memang ada demam, kemudian gejala-gejala lemas atau apa itu segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan saja," ungkap dia.

Setyowati meminta seluruh masyarakat ikut berperan dalam memberantas sarang nyamuk Aedes aegypti agar kasus DBD di Kota Surakarta terkendali.

"Mudah-mudahan dengan edukasi, peran serta masyarakat kasus DBD tidak naik tajam."

"Kami ingin turun dari kasus-kasus tambahan yang saat ini," jelas dia. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus DBD di Solo Meningkat, 45 Kasus di 2024, 2 Meninggal"

Baca juga: Siap-siap, Pemkab Kudus Buka 750 Formasi PPPK dan CPNS 2024

Baca juga: Ammar Zoni 20 Hari Diinapkan di Rutan Salemba, Berkas Sudah Dilimpahkan ke Pengadilan

Baca juga: Pengedar Obat Daftar G di Baturraden Banyumas Dibekuk Polisi

Baca juga: Kontrak Toni Kroos Tambah Setahun Lagi Bersama Real Madrid

Berita Terkini