Seperti mengadakan sekolah lapangan bersama pihak BMKG.
BPBD juga melakukan penanaman pohon nyamplung yang dapat menahan atau memperlambat laju tsunami.
Upaya tersebut, lanjutnya, dilakukan bekerja sama dengan Perhutani.
Tak hanya itu, tercatat ada 24 Early Warning System (EWS) yang sudah dipasang untuk peringatan saat terjadi tsunami.
EWS tersebut menurutnya, setiap tanggal 26 selalu diujicobakan serentak di seluruh Indonesia, termasuk yang berada di Purworejo.
"Setiap tanggal 26 kami cek dan uji kelayakan EWS," ujar dia.
Sutijoso Brahmanto mengatakan, pihak BMKG sudah mengingatkan agar di pesisir pantai selatan ada bangunan bertingkat yang dapat digunakan untuk menyelamatkan diri saat terjadi tsunami.
"Kami juga sudah mensosialisasikan potensi ini ke beberapa desa yang terdampak," kata Sutijoso Brahmanto.
Terkait dengan hal tersebut, Sutijoso Brahmanto mengimbau masyarakat, khususnya yang berada di pesisir pantai selatan agar jangan abai, tetapi juga tidak perlu takut dengan adanya informasi tersebut.
"Yang perlu diperhatikan adalah masyarakat jangan panik, namun juga jangan menyepelekan, tetap harus waspada," tutup dia. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Bisa Menjadi Jalan Tsunami, BPBD Waspadai 3 Sungai di Purworejo Ini Jika Megathrust Benar Terjadi
Baca juga: Inilah Sosok Pasutri Warga Sragen, Bisa Kuliahkan Anak Hasil Jual Gatot dan Kerupuk Trowolo
Baca juga: Kronologi Guru Ngaji Cabul Diarak Warga di Sragen, Terungkap Saat Korban Cerita ke Orangtua
Baca juga: Inilah Gatot dan Kerupuk Trowolo Asal Sragen, Cemilan Jadul yang Masih Eksis Saat Hajatan
Baca juga: GEGER Viral Guru Ngaji Diarak Warga di Sragen, Diteriaki "Ustaz Cabul"