Berita Banyumas
Kades di Kebasen Banyumas Kaget 2 Lansia yang Tinggal di Gubuk Reot Viral, Kini Dapat Perhatian
Ia menegaskan Pemdes sebenarnya sudah mengetahui kondisi Tukimin dan Ngadiyem sejak lama.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Setelah viral pemberitaan tentang kondisi dua lansia kakak beradik, Tukimin dan Ngadiyem, warga Desa Bangsa, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, kini nasib mereka mulai mendapat perhatian dari berbagai pihak.
Tak hanya masyarakat dan organisasi sosial, Pemerintah Desa (Pemdes) Bangsa pun akhirnya ikut bergerak.
Sejumlah warga dan kelompok masyarakat secara sukarela mulai menawarkan bantuan.
Tujuannya membangun tempat tinggal yang lebih layak bagi dua lansia tersebut yang selama bertahun-tahun tinggal di sebuah gubuk reyot dan tak layak huni.
Baca juga: Derita Lansia di Banyumas Tinggal di Gubug Bocor Berlantai Tanah: Wakil Rakyat Bergelimang Tunjangan
Sudah ada beberapa pribadi yang tergerak hatinya.
Mereka ingin membantu agar tempat tinggal Tukimin dan Ngadiyem bisa lebih aman dan layak, meski hanya bangunan sederhana.
Pemerintah Desa Bangsa sendiri mengaku sempat terkejut ketika berita tentang kondisi dua lansia itu ramai di berbagai media.
Namun, Kepala Desa Bangsa, Kuat Sugiyo, mengatakan permasalahan tersebut sebenarnya sudah pernah dibahas dalam forum desa sebelum viral.
"Bahkan soal tempat tinggal sudah pernah kita bicarakan dalam forum desa.
Hanya saja keburu viral duluan, saya sendiri kaget," kata Kuat saat koordinasi secara daring bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Banyumas.

Ia menegaskan Pemdes sebenarnya sudah mengetahui kondisi Tukimin dan Ngadiyem sejak lama.
Bahkan, keduanya terdaftar sebagai penerima berbagai program bantuan pemerintah.
"Sejak lama, keluarga ini sudah menjadi penerima berbagai program bantuan, mulai dari BLT, BPNT, hingga PKH dan juga KIS," imbuhnya.
Namun demikian, upaya memperbaiki tempat tinggal keduanya terganjal regulasi.
Sebab, tanah yang mereka tempati bukan milik pribadi, melainkan milik orang lain.
"Itu yang membuat kami harus berkoordinasi lebih dulu dengan berbagai pihak agar penanganan masalahnya tidak melanggar aturan," tambah Kuat kepada Tribunbanyumas.com, Senin (6/10/2025).
Sementara itu, Ketua IV Baznas Banyumas, KH Abdul Qodir, menyatakan telah menyiapkan beberapa skema bantuan untuk Tukimin dan Ngadiyem.
Menurutnya, kasus khusus seperti ini memang membutuhkan penanganan cepat, namun tetap harus sesuai regulasi.
"Kami sedang menyiapkan dua opsi, yakni program bedah rumah atau benah rumah. Kalau ada tanah pribadi, bisa dilakukan bedah rumah.
Tapi kalau tidak punya tanah, solusinya benah rumah dengan perbaikan kondisi tempat tinggal yang ada," terang KH Abdul Qodir.
Ia menambahkan, Baznas Banyumas selalu terbuka berkolaborasi dengan pemerintah desa dalam penanganan kemiskinan dan kondisi darurat warga miskin ekstrem.
Menurutnya, intervensi tidak cukup hanya pada aspek fisik, tapi juga harus menyentuh aspek sosial dan keberlangsungan hidup warga.
"Bantuan harus tepat sasaran.
Jangan sampai warga miskin hanya dikasih rumah, tapi tak punya kemampuan hidup. Maka perlu koordinasi lintas lembaga dan masyarakat," katanya.
Baznas dan Pemerintah Desa Bangsa pun berkomitmen bergerak cepat menangani persoalan ini.
Mereka meminta masyarakat untuk bersabar dan turut mendukung proses penanganan yang memerlukan waktu serta prosedur administratif. (jti)
SPPG Purwodadi Banyumas Hentikan Layanan karena Dana Operasional Tak Kunjung Cair |
![]() |
---|
Penampakan Motif Baru Batik Banyumas Parang Lumbon, Bupati: Menggambarkan ASN Banyumas |
![]() |
---|
Ketua DPRD Banyumas Dapat Tunjangan Rumah Rp42,6 Juta Sementara Rakyatnya Tinggal di Gubuk Reyot |
![]() |
---|
Derita Lansia di Banyumas Tinggal di Gubug Bocor Berlantai Tanah: Wakil Rakyat Bergelimang Tunjangan |
![]() |
---|
Memoar Lengger Narsih Banyumas: 53 Tahun Menari, Merawat Ritus Baritan yang Nyaris Punah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.