Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Wonosobo

FAKTA Lain Kematian Siswa SD Karena Perundungan, Disdikpora Wonosobo: TA Tidak Ikut Upacara

Musofa menegaskan bahwa TA tidak hadir pada hari upacara Hari Kesaktian Pancasila di sekolah karena sakit.

|
Penulis: Imah Masitoh | Editor: deni setiawan

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Wonosobo merespons kabar yang beredar mengenai dugaan perundungan yang disebut-sebut sebagai penyebab meninggalnya seorang siswa SD negeri di Kecamatan Kertek berinisial TA.

Kepala Disdikpora Kabupaten Wonosobo, Musofa menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan penelusuran langsung ke sekolah terkait. 

Melalui Koordinator Wilayah (Korwil), tim Disdikpora bertemu dengan kepala sekolah serta guru-guru untuk mengumpulkan informasi.

Baca juga: 1.038 Botol Miras Dimusnahkan, Pemkab Wonosobo Tegaskan Razia Akan Diperketat

Baca juga: Sebelum Meninggal, Siswa SD Wonosobo Korban Kekerasan Sebut Nama Pelaku

“Kami sudah meminta keterangan dari pihak sekolah, baik secara lisan maupun dalam bentuk laporan tertulis mengenai situasi dari Agustus hingga Oktober 2025,” ungkap Musofa kepada Tribunjateng.com, Jumat (10/10/2025).

Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa selama periode tersebut, sekolah tengah menjalani proses revitalisasi. 

Kegiatan upacara sempat ditiadakan, namun apel Hari Kesaktian Pancasila tetap digelar pada Rabu (1/10/2025).

Terkait informasi yang menyebut dugaan perundungan terjadi saat upacara, Musofa menegaskan bahwa siswa yang dimaksud tidak hadir pada hari itu karena sakit.

“Di rekaman CCTV juga tidak terlihat yang bersangkutan karena memang tidak masuk sekolah,” jelasnya.

Untuk menggali informasi lebih dalam, Disdikpora membentuk tim tambahan yang melibatkan pejabat dinas dan tokoh masyarakat. 

Tim ini ditugaskan untuk menemui orangtua siswa, Lurah setempat, serta pihak-pihak terkait lainnya.

“Kami ingin memastikan kebenaran informasi yang beredar. Harapan kami, tidak terbukti ada praktik bullying di sekolah tersebut,” tambahnya.

Meski hingga saat ini belum ditemukan bukti adanya perundungan, Disdikpora tetap menekankan pentingnya gerakan anti-bullying dan menyatakan komitmennya untuk terus melakukan upaya pencegahan di seluruh satuan pendidikan.

Berdasarkan keterangan guru kelas dan guru-guru sebelumnya, siswa yang bersangkutan memang diketahui kerap absen karena kondisi kesehatan.

Orangtua siswa tersebut juga secara rutin memberikan informasi izin sakit melalui pesan grup WhatsApp kepada wali kelas, dan bukti komunikasi itu masih tersimpan.

Baca juga: Makam Bocah 9 Tahun di Wonosobo Dibongkar, Muncul Dugaan Korban Perundungan

Baca juga: Video Siswa SD di Wonosobo Meninggal Diduga Jadi Korban Perundungan Teman Sekelas

“Kalau anak sakit, itu kondisi yang harus dimaklumi. Tidak bisa dipaksakan untuk tetap masuk sekolah,” ujar Musofa.

Pihak sekolah pun telah menyiapkan dokumen absensi dan bukti komunikasi dengan orangtua untuk mendukung keterangan tersebut.

Dalam laporan tertulis dari Korwil Kecamatan Kertek, juga disebutkan bahwa pada Rabu (1/10/2025) sekolah menggelar upacara dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila. 

Namun, TA siswa yang diduga menjadi korban tidak mengikuti kegiatan tersebut karena izin sakit, sebagaimana dibuktikan dengan data presensi kelas dan tangkapan layar pesan izin dari orangtuanya di grup WhatsApp kelas 3.

Selama tahun ajaran 2025/2026 hingga 4 Oktober 2025, wali kelas menyatakan tidak pernah menerima laporan adanya perkelahian atau konflik yang melibatkan TA, baik dari sesama siswa maupun dari orangtua murid.

Dewan guru pun mengungkapkan bahwa sejak kelas 1 hingga kelas 3, kondisi fisik TA memang tampak lemah, dengan wajah yang sering pucat. 

Dalam proses pembelajaran, TA sering mengeluhkan pusing dan menunjukkan kesulitan berkomunikasi, bahkan saat diajak bicara sering kali hanya membalas dengan anggukan atau gelengan kepala.

Pemantauan melalui rekaman CCTV di ruang kelas dan halaman sekolah pada periode 10 hingga 26 September 2025 juga tidak menunjukkan adanya peristiwa perkelahian yang melibatkan siswa tersebut.

Menutup pernyataannya, Musofa menyampaikan rasa duka dan harapan bagi keluarga yang ditinggalkan.

“Mudah-mudahan kepergian ananda TA menjadi wasilah bagi kebaikan orangtuanya,” pungkasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved