Berita Purbalingga
Mengenal Bethot Kodhok: Ketika Kodok Adu Kuat, Permainan Tradisional Purbalingga yang Nyaris Punah
Di tengah gempuran permainan modern, permainan tradisional asli Purbalingga Bethot Kodhok
Penulis: Farah Anis Rahmawati | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA — Di tengah gempuran permainan modern, permainan tradisional asli Purbalingga Bethot Kodhok kembali dikenalkan dalam Festival Dolanan Tradisional 2025 di halaman Museum Soegarda Purbakawatja.
Menurut Anita Ika Cahyani, Staf Museum Soegarda Purbakawatja Purbalingga, permainan tradisional tersebut berasal dari Desa Selakambang, Kabupaten Purbalingga.
Dahulu, permainan tersebut sangat populer, namun saat ini sudah jarang sekali dimainkan.
"Karena itu, kami coba munculkan kembali dalam festival ini agar generasi muda bisa mengenal dan melestarikannya," ujarnya, Kamis (13/11/2025).
Baca juga: Gobak Sodor: Permainan Tradisional yang Bangkitkan Nostalgia di Kalangan Pelajar Tegal
Anita menjelaskan, permainan Bethot Kodhok mirip dengan permainan tarik tambang, namun yang ditarik dalam permainan ini bukanlah tali, melainkan sebilah kayu.
Uniknya, permainan tersebut disebut Bethot Kodhok karena posisi tangan para pemain saat menarik kayu mirip dengan posisi tangan kodok yang sedang menempel di perut.
"Namanya Bethot Kodhok, karena posisi tangan saat main itu seperti kodok yang menempel di perut. Selain itu, permainan ini juga menuntut kekompakan, strategi dan kekuatan," jelasnya.
Untuk memainkan permainan ini, ia mengatakan butuh dua orang kelompok dan satu orang wlandhang atau wasit.
Dua kelompok tersebut kemudian berbaris memanjang.
"Pemain paling depan memegang bilah kayu, sementara yang paling belakang berpegangan pada perut atau badan temannya di depan," ujarnya.
Kemudian, diantara kedua kelompok terdapat garis pembatas yang ditentukan oleh seorang wasit.
Setelah aba-aba diberikan, kedua tim akan saling tarik menarik. Kelompok yang tertarik dan melewati garis pembatas maka akan dinyatakan kalah.
"Sebagai hukuman, kelompok yang kalah harus melompat seperti kodok dan menggendong teman yang menang," katanya.
Lebih lanjut, Anita menyebut asal usul permainan ini belum diketahui secara pasti.
Menurutnya, sang penggagas permainan tersebut mengetahui permainan ini berdasarkan cerita kakeknya, namun kakeknya sudah tidak lagi memainkannya.
| Coretan Tulisan "Kon Mateni Adi Wong Tua" Warnai Rumah Wanita ODGJ Purbalingga, Pelaku Pembacokan |
|
|---|
| Warga Purbalingga Ingin Ambil SKCK? Tak Perlu ke Kantor Polisi, Bayar Rp 7.000 Diantar ke Rumah |
|
|---|
| Hampir Pensiun Belum Tersentuh PPPK, Kisah Guru Madrasah Purbalingga dengan Gaji Rp400 Ribu Sebulan |
|
|---|
| 2.548 Warga Purbalingga Mengalami Gangguan Jiwa, Deteksi Dini dan Empati Jadi Kunci Kesembuhan |
|
|---|
| Bermodal Kunci Letter T, Dua Pencuri Motor Purbalingga Beraksi di 25 Lokasi, Modusnya Selalu Subuh |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251113_Anak-anak-saat-menampilkan-permainan-Bethot-Kodhok-di-Purbalingga_1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.