Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Blora

Revitalisasi Sekolah di Blora Memakai Sistem Pola Swakelola, Adakah Potensi Penyimpangan?

Sebanyak 58 satuan pendidikan di Blora mulai dari TK hingga SMP mendapatkan kucuran dana revitalisasi dari APBN 2025, sebesar Rp 38 miliar

Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: muslimah
Tribun Jateng/M Iqbal Shukri
PROGRES PEMBANGUNAN - Suasana pengerjaan rehab ruang kelas di SD Negeri 1 Sarimulyo. 

Siti Kumaidah menjelaskan proses pembentukan P2SP. Pihaknya menunjuk Dwi Agung sebagai Ketua P2SP karena yang bersangkutan memenuhi kriteria yakni berasal dari unsur masyarakat yang paham dengan konstruksi. Diketahui Dwi Agung, merupakan warga Kauman, Blora.

"Saya menunjuk Pak Dwi Agung karena saya kenal dengan dia dan paham teknik konstruksi. Dia bukan komite, dan ketua tidak harus dari komite. Kan di aturannya tidak harus dari masyarakat sekitar sekolah, tidak harus dari warga sini (Sarimulyo)," jelasnya.

Saat ditanya terkait apakah latar belakang Dwi Agung pemborong atau kontraktor, Siti Kumaidah menjawab kurang paham secara detail background dari Dwi Agung.

"Kalau itu saya tidak begitu paham. Tapi yang saya ketahui beliau memahami (konstruksi) bangunan. Terpenting saya melangkah sesuai juknis yang ada," terangnya.

Menurut Siti Kumaidah, Dwi Agung jarang ke SD Negeri 1 Sarimulyo. Sebagai ketua P2SP memang tidak diharuskan untuk setiap hari di lokasi mengecek proses pembangunan.

Kendati demikian, saat awal-awal pengerjaan rehab gedung sekolah, Siti Kumaidah sempat menanyakan Dwi Agung yang jarang di lokasi pembangunan di SD Negeri 1 Sarimulyo.

Kemudian diketahui, Dwi Agung mengutus Tri Gunarso untuk mewakilinya di lokasi pembangunan. Tri Gunarso merupakan adik dari Dwi Agung.

"Awalnya, saya tidak kenal dengan mas Tri. Datangnya juga ketika sudah 2 Minggu pengerjaan berjalan. Saya kan juga komplain ke Mas Dwi Agung, kenapa kok gak pernah ke sini. Terus Mas Agung meminta adiknya, mas Tri itu untuk mewakili, dia kan juga paham konstruksi."

"Tapi kan tidak diwakilkan tupoksi nya, tetap tupoksi nya tidak bisa digantikan," terangnya.

Sementara itu, Tri Gunarso mengatakan kehadirannya di SD Negeri 1 Sarimulyo itu untuk mewakili kakaknya. Sebab kakaknya, sibuk mengurusi administrasi.

"Mas saya (Dwi Agung) yang masuk kepanitiaan, kalau saya tidak. Mas saya enggak komite, ya hanya rekanan. Kalau mau lebih jelasnya ya ke Bu Kepala Sekolah."

"Saya hanya diminta untuk ngejar progres agar segera selesai, dengan spek yang ada," terangnya.

Tri Gunarso mengatakan untuk jumlah pekerja ada 30 orang. Dengan mayoritas warga dari Kecamatan Ngawen.

Pihaknya mengatakan selain mengarahkan para pekerja, dirinya juga membelanjakan material-material yang dibutuhkan. 

Tri Gunarso juga sering berkoordinasi dengan Kepala Pelaksana, Eko Juli, untuk pengerjaan proyek pembangunan itu. Di lapangan keduanya berkolaborasi mengarahkan pekerja.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved