Berita Tegal
Dede dan Kusnaeni Jadi Champions Teacher di Tegal, Bermula Ikut Fasda Perubahan Tanoto Foundation
Kisah inspiratif datang dari dua guru di Kabupaten Tegal, mereka adalah Dede Munalip dan Kusnaeni menjadi champions teacher.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: raka f pujangga
Head of Learning Environment Tanoto Foundation, Margaretha Ari Widowati mengungkapkan, program PINTAR sudah berlangsung sejak 2018 di Indonesia.
Dari program tersebut menunjukkan hasil yang signifikan dalam penerapan pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan literasi dan numerasi.
Pola kerjanya, Tanoto Foundation memilih guru sebagai champions teacher untuk dilatih dan membagikan inovasinya kepada guru lain.
"Saat ini ternyata para mentor (red, guru) yang sudah dilatih oleh Tanoto Foundation, beberapa di antaranya diangkat jadi kepala sekolah, lalu beberapa di antaranya juga diangkat sebagai pejabat di dinas pendidikan," ungkap perempuan yang akrab disapa Ari, Kamis (13/11/2025).
Ari menjelaskan, program PINTAR sudah menjangkau sebanyak 41 kabupaten, bermitra dengan 1.571 sekolah sebagai modeling, dan memberikan dampak kepada sebanyak 1 juta siswa.
Berdasarkan studi, ada peningkatan sebanyak 27 persen praktik baik yang dikerjakan oleh guru dalam meningkatkan kualitas belajar siswa.
Kemudian ada skor 10 persen lebih baik dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang tidak diintervensi oleh Tanoto Foundation.
"Yang diintervensi oleh Tanoto Foundation, di mana kepala sekolahnya meningkatkan leadership-nya, lalu gurunya menerapkan praktik baik di dalam proses pembelajaran," jelasnya.
Fokus Literasi dan Numerasi
Berdasarkan hasil studi, menurut Ari, Indonesia di level global menjadi negara yang memiliki siswa dengan kemampuan literasi dan numerasi terendah dibandingkan negara-negara yang lain.
Indonesia menduduki ranking ke-69 dari sejumlah 81 negara.
Hasil assessment Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), sejumlah 2 dari 3 anak Indonesia masih belum mumpuni di bidang kemampuan numerasi.
Kemudian sejumlah 1 dari 3 anak Indonesia masih belum mampu belajar memahami bacaan dengan baik.
"Jadi belum mampu menggunakan pengurangan, penambahan ataupun perkalian untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Kemudian bisa membaca tapi informasi yang tertulis di teks tidak dipahami dengan benar," jelasnya.
Ari mengatakan, dua hal tersebut yang menjadi dasar Tanoto Foundation bersama-sama dengan pemerintah melakukan inovasi di bidang literasi dan numerasi.
Baca juga: Mencetak Problem Solver Bangsa di Semarang: Penguatan Literasi Gajah Keris Jadi Investasi Masa Depan
| Pemkot Tegal Luncurkan Program Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak |
|
|---|
| "Jangan Takut" Wawali Tegal Mbak Iin Ajak Korban Perundungan untuk Speak Up |
|
|---|
| Pasien ODHIV di Kota Tegal Capai 529 Jiwa, Pemkot Tegal Ajak Warga Kuatkan Kepedulian |
|
|---|
| Wali Kota Tegal Dedy Yon Ajak Warga Hapus Diskriminasi Terhadap Penderita HIV/AIDS |
|
|---|
| Inovasi Bapak Asuh Anak Stunting Kota Tegal Juara 3 SDGs Action Awards 2025 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251123_Fasilitator-Daerah-Fasda-Perubahan-Tanoto-Foundation_1.jpg)