Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Tegal

Dede dan Kusnaeni Jadi Champions Teacher di Tegal, Bermula Ikut Fasda Perubahan Tanoto Foundation 

Kisah inspiratif datang dari dua guru di Kabupaten Tegal, mereka adalah Dede Munalip dan Kusnaeni menjadi champions teacher.

Tribun Jateng/ Fajar Bahruddin Achmad 
BERINTERAKSI- Fasilitator Daerah (Fasda) Perubahan Tanoto Foundation, Dede Munalip dan Kusnaeni saat meninjau metode pembelajaran yang diterapkan guru binaannya di SDN Pesayangan 02, Kabupaten Tegal, Kamis (20/11/2025). 

Head of Learning Environment Tanoto Foundation, Margaretha Ari Widowati mengungkapkan, program PINTAR sudah berlangsung sejak 2018 di Indonesia. 

Dari program tersebut menunjukkan hasil yang signifikan dalam penerapan pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan literasi dan numerasi.

Pola kerjanya, Tanoto Foundation memilih guru sebagai champions teacher untuk dilatih dan membagikan inovasinya kepada guru lain.

"Saat ini ternyata para mentor (red, guru) yang sudah dilatih oleh Tanoto Foundation, beberapa di antaranya diangkat jadi kepala sekolah, lalu beberapa di antaranya juga diangkat sebagai pejabat di dinas pendidikan," ungkap perempuan yang akrab disapa Ari, Kamis (13/11/2025).

Ari menjelaskan, program PINTAR sudah menjangkau sebanyak 41 kabupaten, bermitra dengan 1.571 sekolah sebagai modeling, dan memberikan dampak kepada sebanyak 1 juta siswa.

Berdasarkan studi, ada peningkatan sebanyak 27 persen praktik baik yang dikerjakan oleh guru dalam meningkatkan kualitas belajar siswa.

Kemudian ada skor 10 persen lebih baik dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang tidak diintervensi oleh Tanoto Foundation

"Yang diintervensi oleh Tanoto Foundation, di mana kepala sekolahnya meningkatkan leadership-nya, lalu gurunya menerapkan praktik baik di dalam proses pembelajaran," jelasnya. 

Fokus Literasi dan Numerasi 

Berdasarkan hasil studi, menurut Ari, Indonesia di level global menjadi negara yang memiliki siswa dengan kemampuan literasi dan numerasi terendah dibandingkan negara-negara yang lain. 

Indonesia menduduki ranking ke-69 dari sejumlah 81 negara. 

Hasil assessment Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), sejumlah 2 dari 3 anak Indonesia masih belum mumpuni di bidang kemampuan numerasi. 

Kemudian sejumlah 1 dari 3 anak Indonesia masih belum mampu belajar memahami bacaan dengan baik.

"Jadi belum mampu menggunakan pengurangan, penambahan ataupun perkalian untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Kemudian bisa membaca tapi informasi yang tertulis di teks tidak dipahami dengan benar," jelasnya. 

Ari mengatakan, dua hal tersebut yang menjadi dasar Tanoto Foundation bersama-sama dengan pemerintah melakukan inovasi di bidang literasi dan numerasi. 

Baca juga: Mencetak Problem Solver Bangsa di Semarang: Penguatan Literasi Gajah Keris Jadi Investasi Masa Depan

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved