Strategi Mencegah Perceraian Saat Ekonomi Keluarga Terguncang

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman terkait “nilai uang” sehingga dapat mencegah atau mengelola masalah ekonomi keluarga yang tidak berujung perceraian, antara lain dengan meningkatkan literasi keuangan dan membangun sistem keuangan keluarga yang efektif. Hal ini dapat dilakukan dengan mengintegrasikan materi ini ke dalam konseling pranikah.

Kondisi ekonomi global saat ini yang penuh ketidakpastian cenderung meningkatkan perubahan ekonomi keluarga, seperti inflasi dan pengangguran. Kondisi ini berkontribusi signifikan terhadap meningkatnya konflik dalam rumah tangga. Contoh: ketika suami kehilangan pekerjaan, maka ia tidak hanya kehilangan pendapatan, namun juga kepercayaan diri dan peran sosial. 

Hal ini akan memicu ketegangan jika salah satu pasangan atau keduanya tertekan akibat masalah dalam pemenuhan kebutuhan. Untuk mengantisipasinya, bilamana terjadi kondisi penurunan kondisi ekonomi keluarga maka seyogyanya pasangan tidak saling menyalahkan, namun justru saling mendukung untuk mengembangkan strategi atau adaptasi (Rohman, 2024). 

Misalnya, memulai usaha kecil untuk mendapatkan sumber pendapatan baru dan sepakat untuk mengelola keuangan keluarga dengan bijaksana, seperti pengeluaran biaya hidup disesuaikan dengan pendapatan yang ada.

Tingginya perceraian saat ini yang dipicu oleh faktor ekonomi perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah dan organisasi masyarakat/agama untuk melakukan upaya-upaya pencegahan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menyediakan Lembaga konsultasi kerukunan pernikahan. Kegiatan sosial dan keagamaan dapat menjadi sarana untuk psikoedukasi tentang masalah ekonomi keluarga dan pengelolaannya. (*)