Berita Lifestyle
Tips Agar Anak Mau Mendengar Tanpa Membantah Orangtua, Cobalah Pakai 6 Kata Ajaib Ini
Anak butuh tahu bahwa mereka dihormati dan boleh mengekspresikan perasaan tanpa takut dimarahi.
Penulis: Dse | Editor: deni setiawan
Dari situ, orangtua bisa memahami akar masalah yang sesungguhnya, bukan hanya perilaku di depan seperti apa.
5. Aku paham, aku di pihakmu
Banyak drama anak berawal dari perasaan tidak dipahami.
Dengan mengucapkan kalimat ini, orangtua berubah posisi dari lawan menjadi sekutu.
Contohnya ketika anak kesal, seperti ini.
"PR ini susah banget!"
"Aku malas mengerjakannya."
Orangtua bisa berkata.
"Papa paham kok, kamu merasa kesulitan."
"Coba kita cari caranya biar lebih gampang."
Dengan merasa didukung, anak biasanya lebih tenang dan mau diajak kompromi.
Baca juga: Lewat Seminar Parenting, BPR Artha Tanah Mas Jembatani Kebutuhan Nasabah
6. Aku tetap mendukungmu
Setiap anak pernah membuat kesalahan.
Di saat itu, kalimat dukungan tanpa syarat, jauh lebih berarti dibanding ceramah panjang.
Misalnya anak merusak proyek sekolah dan merasa sangat bersalah.
Daripada langsung marah, orangtua bisa bersikap seperti ini.
"Aku akan mendukungmu, apapun yang terjadi."
"Yuk, kita perbaiki sama-sama."
Dari sana, anak belajar bahwa kesalahan bukan akhir dari segalanya.
Tidak ada kalimat ajaib yang bisa langsung menyelesaikan semua masalah jika pola komunikasi keluarga masih penuh ancaman dan teriakan.
Namun, jika orangtua konsisten memberi rasa aman, menjaga harga diri anak, dan tetap menerapkan batasan yang sehat, anak akan lebih mudah mendengarkan secara alami.
Pada akhirnya, tujuan utama parenting bukan sekadar membuat anak patuh sesaat, yang lebih penting adalah membangun hubungan jangka panjang yang penuh kepercayaan.
Sehingga, anak tumbuh dengan keyakinan bahwa dia selalu punya tempat aman untuk pulang.
Sekadar informasi, parenting adalah pola asuh atau proses pengasuhan yang diterapkan orangtua kepada anak.
Ini secara umum mencakup pemenuhan kebutuhan fisik, emosional, hingga sosial untuk membentuk karakter, kemandirian, serta kesehatan mental mereka.
Semua itu tak sekadar guna pemenuhan kebutuhan dasar, melainkan ilmu dan keterampilan yang melibatkan aktivitas mendidik, membimbing, serta melindungi anak.
Tujuan utamanya adalah agar tumbuh menjadi individu yang sehat, bertanggung jawab, dan percaya diri. (*)
Sumber Kompas.com
Baca juga: Isi Surat KPK kepada Warga Pati Berkait Desakan Status Tersangka Sudewo, Aksi Rampung Pukul 16.50
Baca juga: Mohon Maaf Warga Kudus, Car Free Night Bulan Ini Ditiadakan, Termasuk Puncak Hari Jadi?
parenting
Reem Raouda
anak-anak
cara anak nurut orangtua
kalimat ajaib orangtua ke anak
tribunjateng.com
lifestyle
CV Ariyati dan PT Analisa Tiga Saudara Membuka Peluang Usaha Berbisnis Skincare |
![]() |
---|
Jangan Sekali-kali Mencuci Pakaian Gunakan Sabun Cuci Piring, Risikonya Bakal Berlipat Ganda |
![]() |
---|
Rayakan Hari Jadi, The Palace Jeweler Hadirkan Hadiah Perhiasan Berlian Nusantara |
![]() |
---|
Rayakan HUT Ke-13, Margaria Batik Semarang Hadirkan Produk Seri Terbaru |
![]() |
---|
Lucent Aesthetics and Dermatology Clinic Tawarkan Penampilan Kulit Cantik Tanpa Sakit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.