Inspirasi
Tebar Kepedulian ke Penjuru Negeri, Kisah Semangat Hanna Penyintas Alopesia yang Tak Pernah Rontok
Prognosis dokter pada 17 tahun silam itu, masih teringat jelas dalam benak Hanna Nugrahani Setiyabudi (34).
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: rival al manaf
Siklus tumbuh dan rontoknya rambut beberapa kali itu baginya cukup berat dan menguras tenaga serta psikisnya.
"Ketika mulai pengobatan ada semangat, ada harapan, ada progres bagus. Itu pastinya bahagia banget. Tapi faktanya rontok lagi. Itu fase jatuh yang lebih dalam daripada yang pertama," ingat Hana menceritakan lima tahun awal mengalami alopesia.
Bentuk Komunitas untuk Saling Peduli
Rambutnya memang habis, tetapi semangatnya tak pernah pupus, helai demi helai semangat terus tumbuh dalam diri Hanna.
Hari-harinya banyak diisi dengan refleksi dan pengenalan akan Tuhan.
Hanna kemudian kuliah S1 jurusan psikologi yang membuatnya belajar banyak tentang diri sendiri, meningkatkan tingkat percaya diri, dan self image.
Dia banyak membaca jurnal kesehatan yang membahas tentang penyakit alopesia.
"Syukurlah, ini bagian dari autoimun tapi tidak memicu kondisi kesehatan yang lain. Namun yang menjadi dampak signifikan adalah psikologis dan mental, itu berpengaruh besar," ungkap Hanna yang kini menjadi ibu dengan satu anak.
Hanna di tahun 2017, kemudian berusaha mendirikan Komunitas Alopecia Friends for Indonesia (AFFI), wadah bagi penyintas alopesia untuk saling berbagi edukasi dan dukungan.
Dia mengumpulkan sesama penyintas agar bisa saling berbagi edukasi dan dukungan.
Komunitas yang telah menebarkan dampak positif itu lalu membawanya meraih penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards, pada 2022.
"Saya membentuk komunitas AFFI di tahun 2017. Awalnya berangkat dari rasa frustrasi dan putus asa karena saya terus berpikir, saya satu-satunya orang penyintas alopesia di Indonesia," katanya.
Usaha membentuk Komunitas AFFI tidak mudah, Hanna memulai dengan menghubungi 20 penyintas alopesia yang diikutinya di Instagram, semua orang luar negeri.
Ada tiga orang yang merespon baik, satu di antaranya Caroline, asal Chicago, Amerika Serikat.
Caroline merupakan penggagas kelompok alopesia di Chicago.
| Kisah Syahrial Berdayakan Ratusan Warga, Usaha Kerajinan Tas Anyaman Limbah Plastik Tembus Ekspor |
|
|---|
| Kisah Firman Setyaji Bawa Karya Perajin Eceng Gondok di Tuntang Dipamerkan di Eropa |
|
|---|
| Kisah Sukses Pedagang Bakso Gerobak yang Mampu Beli Rumah dan Mobil, Sehari Untung Rp 2 Juta |
|
|---|
| Kisah Inspiratif : Aron Biayai Kuliah dari Desain Logo dan Video Animasi |
|
|---|
| 5. Berawal dari Keisengan Pria Ini Raup Jutaan Rupiah |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/BERKUMPUL-Hanna-Nugrahani-Setiyabudi-kaos-putih.jpg)