kominfo kota pekalongan
Tak Harus Nasi, Pemkot Pekalongan Kenalkan Ragam Pangan Alternatif Kepada Warga
Pemerintah Kota Pekalongan terus mengenalkan ragam pangan lokal sebagai alternatif sumber karbohidrat, melalui program Subsidi Pangan Organik.
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Pemerintah Kota Pekalongan terus mengenalkan ragam pangan lokal sebagai alternatif sumber karbohidrat, melalui program Subsidi Pangan Organik.
Program ini digelar untuk, mengedukasi masyarakat bahwa rasa kenyang tidak harus selalu berasal dari nasi, melainkan juga dapat diperoleh dari berbagai pangan lokal bernutrisi.
Upaya memperluas wawasan konsumsi pangan masyarakat dilakukan Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan bekerja sama dengan Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM.
Baca juga: Wawalkot Pekalongan Balgis Pimpin Gerakan Penguatan Bulan Dana PMI 2025
Kegiatan yang mendapatkan dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, di lapangan Mataram Kota Pekalongan.
Kepala Dinperpa Kota Pekalongan, Lili Sulistyawati, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan diversifikasi pangan untuk meningkatkan ketahanan pangan daerah sekaligus memperkenalkan pilihan karbohidrat lokal yang lebih sehat.
"Kami ingin masyarakat memahami, bahwa kenyang itu tidak harus dengan nasi. Ada banyak pangan lokal yang sama baiknya sebagai sumber karbohidrat," tegasnya saat rilis yang diterima Tribunjateng.com, Selasa (18/11/2025).
Lili menjelaskan, masih banyak masyarakat belum mengetahui bahwa beragam bahan pangan seperti ubi, beras jagung, beras singkong, sorgum, beras merah, hingga beras organik mengandung karbohidrat dan nutrisi yang memadai.
"Melalui pasar pangan murah ini, pemerintah ingin membuka kesempatan bagi warga untuk mencoba alternatif tersebut dengan harga yang lebih terjangkau," jelasnya.
Dalam kegiatan itu, berbagai komoditas pangan lokal disediakan dengan harga subsidi, di antaranya beras organik, beras organik aromatik, beras merah, sorgum, beras jagung, dan beras singkong.
Lili menambahkan, pangan lokal memiliki nilai tambah karena kandungan gula dan kalorinya lebih rendah dibanding beras putih.
Kondisi ini menjadikan pangan lokal lebih aman bagi penderita diabetes, hipertensi, serta bagi masyarakat yang sedang menjalankan program diet.
"Kami akan terus mendorong masyarakat, agar pangan lokal menjadi budaya makan sehari-hari," tutup Lili.
Baca juga: Bupati Pekalongan Fadia Desak Debitur Bermasalah Segera Lunasi Tanggung Jawab
Seorang warga, Anis Hidayati (59) dari Podosugih, mengaku penasaran untuk mencoba beras organik.
"Ini pertama kali saya mau coba. Katanya bagus untuk kesehatan, jadi saya tertarik," ujarnya.
Ia berharap kegiatan serupa dapat digelar lebih sering sehingga masyarakat dapat lebih mudah mengakses produk pangan sehat. (Dro)
| Kolaborasi CSR dan Pemkot Pekalongan: 30 Baduta Dapat Dukungan Nutrisi Selama 3 Bulan |
|
|---|
| Stabilisasi Harga Pangan, Pemprov Jateng dan Pemkot Pekalongan Lepas Ribuan Paket Beras Murah |
|
|---|
| Operasi Pasar Murah Kota Pekalongan Diserbu Warga, Beras Premium Rp 41 Ribu Jadi Incaran |
|
|---|
| Perilaku Menyimpang Anak Meningkat di Pekalongan, Dunia Digital dan Bullying Jadi Sorotan |
|
|---|
| Inggit Soraya Harumkan Nama Kota Pekalongan, Raih Penghargaan Bunda PAUD Nasional 2025 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251811_Wakil-Wali-Kota-Pekalongan-Balgis-Diab-panen_1.jpg)