Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Kasus Stunting Terkonsentrasi di Wilayah Semarang Utara, Abdul Hakam: 3 Bulan Saja Tak Cukup

Wilayah Semarang Utara menjadi kecamatan dengan tingkat stunting yang paling tinggi di Kota Semarang.

|
Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
TRIBUN JATENG/IDAYATUL ROHMAH
LAYANAN SATU ATAP - Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng meninjau pelayanan pasien di Puskesmas Bangetayu, Kelurahan Bangetayu Wetan, Kecamatan Genuk, Semarang, Kamis (4/9/2025). Layanan Satu Atap TBC mulai diterapkan di tiga puskesmas Kota Semarang. 

"Keluarga Cemara adalah bentuk program dari kolaborasi berbagai macam stakeholder yang ada selain beberapa OPD, Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan, Kesehatan, Dinas Arpus, Dinas Pendidikan, DP3A, juga pihak ketiga yang turut serta membantu," kata Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, Rabu (10/9/2025).

Dipaparkan, nama Keluarga Cemara merupakan singkatan dari Keluarga Khusus untuk Cegah Stunting dan Masalah Gizi Terintegrasi.

Program ini bersifat promotif dan preventif, dengan sasaran utama pada tiga kelompok: remaja, ibu hamil, dan ibu dengan balita.

Fokusnya adalah meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang kesehatan gizi.

Rangkaian kegiatan dalam program ini mencakup Kelas Edukasi Interaktif, Pemeriksaan Kesehatan, Pemberian Suplemen Gizi, hingga Kegiatan Kreatif dan Edukatif.

Menurut Agustina, pendekatan kolaboratif menjadi kunci pelaksanaan program.

"Menyelesaikan masalah stunting di Kota Semarang, kami sadar nggak bisa sendiri. Kami harus bekerja sama dan stunting itu tersebar di seluruh wilayah Kota Semarang tidak mungkin diselesaikan hanya oleh satu dinas, tapi juga harus kolaborasi tidak hanya oleh pemerintah kota, tetapi juga seluruh masyarakat: masyarakat yang mau membantu untuk menyelesaikan stunting," terang Agustina.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan, total balita stunting di Kota Semarang per Agustus 2025 berjumlah 2.112 orang atau sekitar 2,77 persen dari total keseluruhan balita se-Kota Semarang

Menurut Agustina, isu stunting tidak bisa dilepaskan dari faktor lain seperti pendidikan dan sanitasi.

"Soal sanitasi yang berkaitan dengan infrastruktur, ini juga harus diselesaikan. Bersama-sama bareng-bareng gotong-royong menuju zero stunting. Mudah-mudahan sedikit demi sedikit angkanya akan turun. Dan yang berpotensi stunting jangan sampai masuk ke angka stunting," imbuhnya. 

Edukasi Orang Tua

Sementara itu Wali Kota Solo punya cara tersendiri untuk menekan angka stunting yakni dengan melakukan edukasi kepada sedikitnya 58 pasangan suami istri melalui program Sekolah Cegah Stunting yang digelar di Kecamatan Jebres, Solo, Rabu (10/9/2025).

Wakil Wali Kota Surakarta, Astrid Widayani mengunjungi acara tersebut yang berlokasi di Rs. Dr. Oen Kandang Sapi Solo.

58 orang tua bersama batita yang berasal dari berbagai kelurahan tampak antusias mengikuti program tersebut.

Sekolah Cegah Stunting merupakan program edukasi yang bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting sejak dini. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved