Berita Semarang
Kasus Stunting Terkonsentrasi di Wilayah Semarang Utara, Abdul Hakam: 3 Bulan Saja Tak Cukup
Wilayah Semarang Utara menjadi kecamatan dengan tingkat stunting yang paling tinggi di Kota Semarang.
Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
"Keluarga Cemara adalah bentuk program dari kolaborasi berbagai macam stakeholder yang ada selain beberapa OPD, Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan, Kesehatan, Dinas Arpus, Dinas Pendidikan, DP3A, juga pihak ketiga yang turut serta membantu," kata Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, Rabu (10/9/2025).
Dipaparkan, nama Keluarga Cemara merupakan singkatan dari Keluarga Khusus untuk Cegah Stunting dan Masalah Gizi Terintegrasi.
Program ini bersifat promotif dan preventif, dengan sasaran utama pada tiga kelompok: remaja, ibu hamil, dan ibu dengan balita.
Fokusnya adalah meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang kesehatan gizi.
Rangkaian kegiatan dalam program ini mencakup Kelas Edukasi Interaktif, Pemeriksaan Kesehatan, Pemberian Suplemen Gizi, hingga Kegiatan Kreatif dan Edukatif.
Menurut Agustina, pendekatan kolaboratif menjadi kunci pelaksanaan program.
"Menyelesaikan masalah stunting di Kota Semarang, kami sadar nggak bisa sendiri. Kami harus bekerja sama dan stunting itu tersebar di seluruh wilayah Kota Semarang tidak mungkin diselesaikan hanya oleh satu dinas, tapi juga harus kolaborasi tidak hanya oleh pemerintah kota, tetapi juga seluruh masyarakat: masyarakat yang mau membantu untuk menyelesaikan stunting," terang Agustina.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan, total balita stunting di Kota Semarang per Agustus 2025 berjumlah 2.112 orang atau sekitar 2,77 persen dari total keseluruhan balita se-Kota Semarang.
Menurut Agustina, isu stunting tidak bisa dilepaskan dari faktor lain seperti pendidikan dan sanitasi.
"Soal sanitasi yang berkaitan dengan infrastruktur, ini juga harus diselesaikan. Bersama-sama bareng-bareng gotong-royong menuju zero stunting. Mudah-mudahan sedikit demi sedikit angkanya akan turun. Dan yang berpotensi stunting jangan sampai masuk ke angka stunting," imbuhnya.
Edukasi Orang Tua
Sementara itu Wali Kota Solo punya cara tersendiri untuk menekan angka stunting yakni dengan melakukan edukasi kepada sedikitnya 58 pasangan suami istri melalui program Sekolah Cegah Stunting yang digelar di Kecamatan Jebres, Solo, Rabu (10/9/2025).
Wakil Wali Kota Surakarta, Astrid Widayani mengunjungi acara tersebut yang berlokasi di Rs. Dr. Oen Kandang Sapi Solo.
58 orang tua bersama batita yang berasal dari berbagai kelurahan tampak antusias mengikuti program tersebut.
Sekolah Cegah Stunting merupakan program edukasi yang bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting sejak dini.
2.400 Non ASN Pemkot Bakal Diangkat sebagai PPPK Paruh Waktu, Ini Bedanya dengan Penuh Waktu |
![]() |
---|
Tahun Ini Pemkot Semarang Tidak Buka Perekrutan PNS dan PPPK, Karena Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Stasiun di Semarang Paling Sibuk Layani Penumpang KA saat Libur Panjang Maulid Nabi |
![]() |
---|
Polda Jateng Bergeming Sebut Iko Juliant Junior Tewas Kecelakaan, Enggan Selidiki Dugaan Lain |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Sidang Tuntutan PPDS Undip, Zara Senior Aulia Risma Dituntut Penjara 1 Tahun 6 Bulan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.