Banjir di Semarang
Kisah Cinta Sandi-Salma: Tak Goyah Ucap Ijab Kabul di Tengah Banjir Setinggi Lutut di Semarang
Banjir bukan alasan menunda momen penting akad nikah bagi pasangan Sandi Yulianto Arya Putra dan Salma yang menikah di tengah banjir Semarang.
Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
Ringkasan Berita:
- Pasangan Sandi dan Salma memutuskan tetap melangsungkan ijab kabul di Kampung Sawah Besar, Semarang, meski lokasi pernikahan terendam banjir setinggi lutut.
 - Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti menyatakan penyebab utama air sulit surut yakni gundukan tanah dari proyek yang menghambat aliran ke laut.
 - Penanganan banjir kini difokuskan pada optimalisasi pompa, penggunaan kolam retensi, dan manajemen buka-tutup saluran karena tantangan pasang air laut yang masih menjadi kendala utama.
 
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Banjir di Semarang selama berhari-hari menjadi duka bagi sebagian orang.
Di antaranya pasangan Sandi Yulianto Arya Putra dan Salma yang menikah di tengah banjir.
Kendati dalam kondisi bencana, pasangan tersebut tetap mantap meneguhkan rencana melangsungkan ijab kabul di Kampung Sawah Besar, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, tergenang banjir pada Jumat (31/10/2025).
Baca juga: Evaluasi Banjir Hari Ke-10 di Semarang: BNPB Akui Pompa Rusak dan Kolam Retensi Baru 40 Persen
Bagi Sandi, banjir bukan alasan menunda momen penting tersebut.
“Saya sudah kasih tahu ke keluarga, yang penting ijabnya dulu biar lancar,” kata Sandi, Senin (3/11/2025).
Ia mengatakan makanan untuk tamu sudah dimasak dan sejumlah tamu telah datang.
“Tamu juga sudah datang. Ya, kondisinya seadanya, banjirnya selutut,” lanjutnya.
Rencana Berubah karena Banjir Sandi menceritakan, segala persiapan pernikahan awalnya sudah disiapkan.
Panggung, kursi, meja, dekorasi, dan paket pelaminan telah dikirim ke lokasi.
Namun hujan deras dan banjir besar melanda sehari sebelum akad.
“Malam sebelum nikah air sudah tinggi, selutut. Dekor sama paketan sudah datang, tapi gak berani dipasang semuanya,” ujarnya.
Akhirnya, tenda sederhana menjadi satu-satunya pelindung di hari bahagia itu.
Sandi dan Salma tetap menjalani ijab kabul dengan kaki terendam air.
Meski tidak semewah rencana awal, keduanya memilih tetap bersyukur.
| Evaluasi Banjir Hari Ke-10 di Semarang: BNPB Akui Pompa Rusak dan Kolam Retensi Baru 40 Persen | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| 10 Hari Jalur Pantura Lumpuh, Pengusaha Truk Rugi Puluhan Juta Per Unit | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Banjir Kaligawe Semarang Tak Cukup Hanya Pompa, Biang Keroknya Dari Hulu Sampai Hilir | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Kisah Perjuangan Nenek Sulistyowati, Nekat Terobos Banjir Demi Berobat Mata ke Rumah Sakit | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Jalur Pantura Semarang–Demak Tergenang Banjir, Berikut Jalur Alternatif | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
			
												      	
												      	
												      	
												      	
												      	
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.