Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribunjateng Hari ini

Komunitas Otomotif Tumbuhkan Ruang Interaksi Kreatif Blok GM Semarang, Beragam Genre Mobil Kumpul

Blok GM kini menjadi semacam 'Museum Otomotif Hidup' dengan citarasa nostalgia 1980–1090-an yang tak pernah dipasang tarif.

Penulis: Moh Anhar | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUNJATENG.COM/RAHARDIYAN AJIE K
Tribun Jateng, Senin 10/11/2025 

Tak hanya mobil 80–90-an, tapi juga motor klasik dan mobil sport modern ikut berbaris di sepanjang jalan. 

“Dulu konsepnya memang 90-an, karena kami dari akun Semarang 90s,” kata Item.

“Tapi makin ke sini, para pecinta otomotif berkumpul, kita enggak batasin tahun atau genre. Semua boleh datang, asal mau berbagi cerita.” ujarnya.

Item melihat fenomena ini bukan sekadar tentang kendaraan, tapi tentang ruang sosial baru. 

“Yang datang itu dari luar kota juga ada, Bahkan ada yang nginep di hotel sekitar cuma buat gabung pagi di sini. Itu kan artinya warga haus ruang kumpul yang positif,” ujarnya.

SUASANA BLOK GM - Mobil klasik terparkir di jalanan Gajah Mada Semarang, membuat suasana Gajah Mada saat Minggu pagi jadi berbeda.
SUASANA BLOK GM - Mobil klasik terparkir di jalanan Gajah Mada Semarang, membuat suasana Gajah Mada saat Minggu pagi jadi berbeda. (TRIBUNJATENG/REZANDA AKBAR D.)

Influencer Otomotif
Diantara para mobil klasik itu, ada satu sosok yang selalu dikerubungi oleh para pecinta otomotif yakni Hawke Setjodiningrat, kolektor sekaligus perestorasi mobil klasik itu turut menyaksikan suasana Blok GM.

Hari itu, ia datang bukan sekadar untuk melihat-lihat, tapi untuk menyaksikan bagaimana kota tempatnya dulu bersekolah telah bertransformasi jadi ruang kreatif bagi generasi baru.

“Saya sekolah di Semarang tahun ’69 sampai ’73,” ujarnya pelan, seolah membuka arsip ingatan yang sudah lama disimpan. 

“Dulu paling motor-motoran, belum ada yang kayak gini. Sekarang beda banget, Semarang sudah berubah total. Anak mudanya kreatif, energinya luar biasa.” ujarnya.

Bagi Hawke, kehadiran Blok GM bukan cuma ajang pamer mobil, tapi bukti bahwa anak muda Semarang punya arah baru dalam menyalurkan hobi. Ia menganggap otomotif sebagai ruang positif yang perlu dirangkul, bukan dibatasi. 

“Ini zamannya memang begini, enggak bisa dibendung. Selain main gadget, ya otomotif. Dan saya dukung penuh,” katanya tegas.

Meski begitu, ia juga menyoroti satu hal penting yakni ruang. 

“Masalahnya cuma satu, tempat. Pemerintah juga jangan langsung melarang kalau macet, tapi bantu carikan solusi. Kalau mau larang, kasih tempat yang layak. Win-win lah,” katanya.

Di tengah obrolan, pandangannya tertuju pada sebuah Shelby Cobra berwarna hijau daun mobil yang telah direstorasi oleh tangan anak muda asal Semarang.

Ada nada kagum di suaranya. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved