Berita Semarang
Kisah Boim Jasa Suruh Semarang, Dari Ngopi Tengah Malam hingga Jadi Intel Dadakan
Di meja plastik sebuah warung kopi tengah malam, di antara asap rokok yang menari pelan, Boim Saputra
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muh radlis
Orang tuanya pisah, dua-duanya meninggal. Sendirian,” tuturnya.
Malam itu, ia tak hanya mengantarkan makanan.
Ia duduk, mendengarkan cerita seseorang yang rapuh.
“Akhirnya saya yang bayarin makanannya.
Enggak tega minta bayaran.
Kadang manusia cuma butuh ditemani,” jelasnya.
Dari sana, Boim memetik sesuatu yang lebih dari sekadar cuan.
Ada sisi-sisi kecil kehidupan Semarang yang tidak terlihat dari permukaan kesepian, kerepotan, rahasia hubungan, kehilangan, sampai ritus kecil seperti mengubur kucing.
Layanan ini terus berjalan. Dalam sehari, timnya bisa dapat tiga sampai lebih dari sepuluh order, dengan pemasukan harian rata-rata Rp300-400 ribu (kotor), lalu dibagi sesuai job list.
Sementara itu Heri Fitrianto sudah tiga kali jadi pelanggan setia Jasa Suruh Semarang.
Baginya, layanan ini semacam “penyelamat waktu” ketika jadwal harian terlalu mepet untuk urusan sepele tapi penting.
Seperti saat ia butuh mengambil jaket dan baju dari sebuah laundry di Peleburan untuk dibawa ke tempatnya di kawasan Papandayan Gajahmungkur.
Ia pernah pakai layanan aplikasi lain, tapi jatuhnya lebih mahal dan ribet karena sistem hanya mengizinkan satu titik jemput atau antar tanpa fleksibilitas tambahan.
Menurutnya Jasa Suruh tarifnya lebih ramah, prosesnya cepat.
“Saya tahunya dari TikTok, sudah beberapa kali minta tolong untuk ambil laundry, pesen makanan atau bantuin bersih-bersih.
Harganya juga tidak mahal dan lebih fleksibel saja.
Semisal saya tidak sempat tinggal calling saja,” ujarnya.
| Agus Ingin Banjir Segera Teratasi, Progres Kolam Retensi Terboyo dan Sriwulan Terkendala Lahan |
|
|---|
| Unnes–Unisfat Kolaborasi dalam Program Kosabangsa di Kampung Tahu Desa Babalanlor Pekalongan |
|
|---|
| Prakiraan Cuaca Kota Semarang Hari Ini Senin 17 November 2025: Hujan Petir di Sejumlah Wilayah |
|
|---|
| Dari Rp15 Juta ke Rp20 Juta: Henry Susanto, Juara Anturium Jemani di Kontes Tanaman Hias Semarang |
|
|---|
| Wali Kota Semarang: Pameran Tanaman Hias Semarang Hidupkan Ekonomi Kreatif |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251117_jasa-suruh.jpg)