Berita Semarang
Kisah Boim Jasa Suruh Semarang, Dari Ngopi Tengah Malam hingga Jadi Intel Dadakan
Di meja plastik sebuah warung kopi tengah malam, di antara asap rokok yang menari pelan, Boim Saputra
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Di meja plastik sebuah warung kopi tengah malam, di antara asap rokok yang menari pelan, Boim Saputra (23) menemukan ide yang menyelamatkan hidupnya.
Boim yang merupakan lulusan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang itu mendapatkan ide bukan dari buku-buku motivasi, bukan pula dari workshop kewirausahaan.
Tapi dari rasa kepepet, yang dia sebut The Power Of Kepepet menjadi pemecah masalah diantara kebutuhan sehari-hari yang kian mendesak dan kesulitan mencari pekerjaan di Kota Semarang.
Boim sendiri bukanlah pengangguran murni, namun juga seorang pemandu wisata lepas, yang mendapat panggilan saat-saat tertentu.
Saat dipanggil, dia baru mendapatkan bayarannya. Namun dalam satu tahun pekerjaan tersebut hanya bisa dihitung jari, untuk memenuhi kebutuhannya Boim mencoba mencari dari hal lain, yakni jasa suruh.
“Lapangan kerja kan seret banget. Ya sudah, saya mikir sendiri, apa yang orang butuh tapi enggak semua orang punya waktu buat ngelakuin,” ujarnya, Senin (17/11/2025) sembari mengingat hari itu.
Baca juga: Kisah Pilu Pekerja Proyek Irigasi Tak Digaji Bos, Terpaksa Pulang Jalan Kaki 175 Kilometer
• Sosok Yasika Aulia Ramadhani Gadis 20 Tahun Penguasa 41 Dapur MBG, Ternyata Anak Wakil Ketua DPRD
• Detik-detik Kecelakaan Wuling Confero Plat Merah, Ternyata Sopir Dalam Kondisi Mabuk
• Resmi Berubah, Daftar Harga Bahan Bakar Minyak BBM Terbaru Senin 17 November 2025
Dari situ, lahirlah Jasa Suruh Semarang sebuah lini “apa aja bisa dikerjakan” yang mengisi celah-celah kesibukan warga kota.
Mulai beroperasi sejak Juli 2025, Boim yang asli Demak ini memulai semuanya sendirian.
Tiga bulan kemudian, ia sudah menggandeng lima orang tetap, puluhan freelancer, dua ribu followers di TikTok, dan ratusan order masuk.
Platform-nya sederhana TikTok, video seadanya, aksi nyata sembari Live di akunnya.
“TikTok itu mencakup semua umur. Mulai anak sekolah sampai orang tua. Jadi ya ngegas dari situ,” tambahnya usai megantarkan loundry dari costumernya di kawasan Gajahmungkur Semarang.
Tarifnya pun fleksibel. Dulu pada awalnya Boim hanya mematok “seikhlasnya”, karena dia tidak mengetahui tarif berapa yang seharusnya dipasang.
Seiring berjalannya waktu, tergantung dari jenis pekerjaan dan jarak tempuh, Boim mulai mematok harga mulai Rp20 ribu per job, dengan beberapa pesanan ekstrem bisa tembus Rp350 ribu sekali jalan.
Job list-nya? Lebih variatif dari minuman es kekinian.
“Mulai beres-beres kos, nganter-jemput, jadi teman jalan, delivery, bantu pindahan, cuciin baju, sampai prepare event, tourguide dadakan, apapun yang bisa dikerjakan,” jelasnya.
Boim menjelaskan keunggulan jasa suruh dibanding ojol paling kerasa ketika urusannya “ribet tapi penting” misalnya ambil minuman atau makanan di beberapa titik sekaligus.
“Setahu saya ojol misal nganterin makanan atau nganterin orang biasanya cuma bisa satu tujuan, satu tempat, beres.
Kami bisa muter dari lokasi A, lanjut ke B, mampir ke C, lalu antar ke satu alamat atau minta dijemput jadi lebih fleksibel,” jelasnya.
Selain itu juga bisa nungguin orderan yang masih dibikin, cek ketersediaan menu, sampai ganti pesanan kalau stok habis.
Tapi dunia Boim tidak berhenti pada urusan logistik. Ada momen-momen yang lebih absurd, bahkan intim.
Ia pernah disuruh jadi intel dadakan.
“Ada mbak-mbak dari luar kota, pacarnya di Semarang. Dia minta saya nyusul cowoknya yang nongkrong. Suruh pantau dia sama siapa,” katanya sambil tertawa kecil.
Tugas itu berakhir dengan foto, bukti, dan drama hubungan jarak jauh yang pecah di tengah kota.
“Ya ada cowoknya yang main sama temannya juga, ada juga yang ternyata jalan sama cewek lain. Macam-macam dan pesanan kaya gini sering juga,” tambah Boim.
Bahkan juga ada pekerjaan absurd lainnya yang harus dia kerjakan, yakni membantu menguburkan kucing peliharaan warga Semarang.
“Ya ada yang minta tolong. Kadang manusia tuh butuh bantuan untuk hal-hal yang enggak kepikiran,“ katanya.
Namun pengalaman paling membekas datang dari sebuah kamar rumah sakit.
Seorang perempuan muda, sakit dan sendirian, memesan makanan lewat Jasa Suruh.
Karena aplikasi ojol tak diizinkan masuk ke kamar pasien, Boim mengaku sebagai keluarga agar bisa menyampaikan pesanan.
“Dia orang Demak juga.
Orang tuanya pisah, dua-duanya meninggal. Sendirian,” tuturnya.
Malam itu, ia tak hanya mengantarkan makanan.
Ia duduk, mendengarkan cerita seseorang yang rapuh.
“Akhirnya saya yang bayarin makanannya.
Enggak tega minta bayaran.
Kadang manusia cuma butuh ditemani,” jelasnya.
Dari sana, Boim memetik sesuatu yang lebih dari sekadar cuan.
Ada sisi-sisi kecil kehidupan Semarang yang tidak terlihat dari permukaan kesepian, kerepotan, rahasia hubungan, kehilangan, sampai ritus kecil seperti mengubur kucing.
Layanan ini terus berjalan. Dalam sehari, timnya bisa dapat tiga sampai lebih dari sepuluh order, dengan pemasukan harian rata-rata Rp300-400 ribu (kotor), lalu dibagi sesuai job list.
Sementara itu Heri Fitrianto sudah tiga kali jadi pelanggan setia Jasa Suruh Semarang.
Baginya, layanan ini semacam “penyelamat waktu” ketika jadwal harian terlalu mepet untuk urusan sepele tapi penting.
Seperti saat ia butuh mengambil jaket dan baju dari sebuah laundry di Peleburan untuk dibawa ke tempatnya di kawasan Papandayan Gajahmungkur.
Ia pernah pakai layanan aplikasi lain, tapi jatuhnya lebih mahal dan ribet karena sistem hanya mengizinkan satu titik jemput atau antar tanpa fleksibilitas tambahan.
Menurutnya Jasa Suruh tarifnya lebih ramah, prosesnya cepat.
“Saya tahunya dari TikTok, sudah beberapa kali minta tolong untuk ambil laundry, pesen makanan atau bantuin bersih-bersih.
Harganya juga tidak mahal dan lebih fleksibel saja.
Semisal saya tidak sempat tinggal calling saja,” ujarnya.
| Agus Ingin Banjir Segera Teratasi, Progres Kolam Retensi Terboyo dan Sriwulan Terkendala Lahan |
|
|---|
| Unnes–Unisfat Kolaborasi dalam Program Kosabangsa di Kampung Tahu Desa Babalanlor Pekalongan |
|
|---|
| Prakiraan Cuaca Kota Semarang Hari Ini Senin 17 November 2025: Hujan Petir di Sejumlah Wilayah |
|
|---|
| Dari Rp15 Juta ke Rp20 Juta: Henry Susanto, Juara Anturium Jemani di Kontes Tanaman Hias Semarang |
|
|---|
| Wali Kota Semarang: Pameran Tanaman Hias Semarang Hidupkan Ekonomi Kreatif |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251117_jasa-suruh.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.