Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

"Justice for Levi" Aksi Mahasiswa Kawal Kematian Dosen Untag Semarang

Mahasiswa menggelar aksi solidaritas untuk mendiang dosen mereka, Dwinanda Linchia Levi (35), di Lapangan Futsal Untag Semarang.

Tribunnews.com/Franciskus Ariel Setiaputra
AKSI SOLIDARITAS - Ratusan mahasiswa Untag Semarang menggelar aksi solidaritas penyalaan lilin dan tabur bunga untuk dosen Dwinanda Linchia Levi (35), di Lapangan Futsal Untag, Senin (24/11/2025) malam. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ratusan mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang menggelar aksi solidaritas untuk mendiang dosen mereka, Dwinanda Linchia Levi (35), di Lapangan Futsal Untag, Senin (24/11/2025) malam.

Aksi yang dimulai sekira pukul 19.00 tersebut berlangsung khidmat melalui rangkaian orasi, doa bersama, penyalaan lilin, hingga prosesi tabur bunga sebagai bentuk duka cita serta penghormatan terakhir.

Sebuah banner bertuliskan Justice For Levi, serta foto almarhum turut dihadirkan dalam aksi tersebut.

Baca juga: Nasib Terkini AKBP Basuki Buntut Kematian Dosen Untag Semarang, Padahal Pensiun 2 Tahun Lagi

Inilah Sosok Si Kembar di PSIS Semarang, Pemecah Kebuntuan Mahesa Jenar

Presiden Mahasiswa (Persma) Untag Semarang, Bintang Laksamana Arsyad menyampaikan, aksi tersebut digelar sebagai simbol nyala hati nurani civitas akademika yang menuntut kasus kematian Levi diusut tuntas.

Bintang menjelaskan, ada beberapa poin tuntutan yang disuarakan mahasiswa seperti mendorong penegakan hukum secara menyeluruh.

Bintang mengatakan, mereka menilai terdapat beberapa kejanggalan dalam kasus tersebut.

Meski belum menyimpulkan adanya unsur pembunuhan aktif, mereka menyoroti potensi kelalaian (culpa) yang menurut hukum tetap dapat dikategorikan sebagai tindak pidana.

“Jika memang terbukti ada kelalaian, kami menuntut agar aparat menindak sekeras-kerasnya. Bukan hanya mutasi, kami tidak puas dengan itu,” ujar Bintang.

Lebih lanjut, pihaknya juga mendesak Rektorat dan Dekanat untuk mengawal kasus tanpa harus terus didesak mahasiswa.

“Kami akan terus mengawal dari belakang. Kami tidak punya wewenang hukum, tetapi kami punya hak untuk menuntut keadilan,” tambahnya.

Pihaknya juga mengajak seluruh civitas akademika ikut mengawal proses hukum.

Dia juga menyinggung adanya informasi yang belum dapat disampaikan ke publik setelah pertemuan antara pihak kampus dan Polda Jateng.

Menurutnya, hal itu memunculkan tanda tanya.

“Kalau memang tidak ada kejanggalan, buka saja seterang-terangnya. Ketika ada yang ditutupi, wajar jika kami menduga ada kejanggalan,” tegasnya.

Baca juga: Video Dosen Untag Akui Sudah Tahu Hubungan Asmara Dosen Levi dan AKBP Basuki : Sudah Diingatkan

Tangis Kakak Saksikan Kondisi Seni TKW Asal Temanggung di Malaysia, 20 Tahun Disiksa Majikan

Untag Komitmen Mengawal

Wakil Rektor III Untag Semarang, Harsoyo yang turut hadir dalam aksi menegaskan bahwa kampus berkomitmen untuk mengawal kasus ini hingga tuntas.

“Ini komitmen kami sebagai lembaga pendidikan."

"Aksi ini bukan hanya doa bersama, tetapi bukti bahwa kami menuntut pihak kepolisian untuk menuntaskan kasus ini secara terang benderang,” ujar Harsoyo.

Dia menyoroti pentingnya penyelamatan nyawa dalam situasi apa pun.

Menurutnya, jika benar ada pihak yang bersama korban pada malam kejadian, seharusnya ada upaya penyelamatan lebih cepat.

“Kalau ada gejala sakit atau bahaya, kunci utama adalah menolong. Kalau korban terkapar, harus segera ditolong, telepon, atau dibawa ke fasilitas kesehatan."

"Tetapi persoalannya tidak seperti itu. Kalau memang tidak membunuh, tapi ada kelalaian, itu tetap harus diselidiki,” tegasnya.

Harsoyo menyebut, penyidikan harus berjalan transparan dan tidak boleh ada informasi yang ditutup-tutupi.

“Ini era reformasi. Kepolisian harus menunjukkan bahwa tidak ada yang ditutupi."

"Hasil otopsi belum keluar, tapi tim advokasi akan terus meminta agar kasus ini dibuka sejelas-jelasnya,” tambahnya.

Harsoyo memastikan pihak kampus tidak menutupi informasi apa pun dan tidak berada pada posisi intervensi.

“Saya yakin tidak ada yang ditutupi. Buktinya, mahasiswa diterima dengan baik oleh pejabat Polda Jateng."

"Itu menunjukkan ada good will dari kepolisian,” tuturnya.

Ia juga menyebut bahwa proses sudah ditangani secara serius, termasuk dengan pembentukan tim khusus untuk menelusuri dugaan pelanggaran kode etik maupun unsur pidana.

“Ini langkah yang bagus. Sekarang tinggal lihat tindaklanjutnya."

"Yang jelas, kasus ini harus dituntaskan seterang-terangnya dan kampus tidak ingin ada bagian yang disembunyikan,” tegas Harsoyo. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved