Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Bisnis Perhotelan Semakin Anjlok, PHRI Jateng Masih Berharap Keringanan Biaya Listrik

Di tengah situasi pandemi Covid-19, pelaku bisnis perhotelan hingga kini masih berharap adanya keringanan untuk biaya listrik yang diberikan oleh Peru

Penulis: Ruth Novita Lusiani | Editor: muh radlis
tribunjateng/ruth novita lusiani
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jateng, Benk Mintosih. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Di tengah situasi pandemi Covid-19, pelaku bisnis perhotelan hingga kini masih berharap adanya keringanan untuk biaya listrik yang diberikan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Benk Mintosih, mengatakan para pelaku bisnis perhotelan tentunya meminta keringanan biaya listrik lantaran okupansi yang semakin anjlok dari hari ke hari. 

“Okupansi sekarang sudah sangat turun sekali, kalau ada kamar yang terisi pun hanya 6-7 kamar saja,” ungkap Benk kepada Tribun Jateng, Selasa, (28/4/2020).

Bus Bertulis Intruksi Presiden Pulang Kampung Bukan Mudik Melenggang, Ini yang Terjadi di Semarang

Ini Biodata Imel Putri Cahyati Mantan Istri Sirajuddin Mahmud Suami Zaskia Gotik

Inilah Daftar Penutupan Tahap III Dua Ruas Jalan di Kota Semarang, Ditutup 24 Jam Mulai Malam Ini

Amien Rais CS Ingin Ungkap Gerakan Terselubung Pemerintah Terbitkan Perppu Corona

Selain okupansi yang semakin anjlok, gaji karyawan juga menjadi hal yang saat ini tengah dipikirkan oleh para pelaku bisnis perhotelan.

Sebelumnya Benk juga mengatakan sudah memanfaatkan keringanan penundaan pajak yang diberikan Pemerintah.

“Saat ini yang paling kami butuhkan ialah keringanan untuk biaya listrik.

Kami berharap dari PLN ada angin segar untuk bisnis perhotelan, penundaan keringanan sebulan saja kami tidak apa-apa,” katanya.

Benk memberikan contoh untuk hotel yang dikelolanya saja, tarif minimal untuk biaya listrik dalam sebulan berkisar di angka Rp 50-70 juta, sedang pemasukan tidak ada.

Hal ini yang dirasa berat oleh para pelaku bisnis perhotelan. 

“Terlebih kan ada pelarangan mudik bagi masyarakat, pastinya okupansi hotel akan semakin turun.

Biasanya saat Lebaran banyak yang menginap di hotel, sekarang kalau ada pelarangan pasti sepi,” imbuhnya. 

Benk juga menambahkan kondisi saat ini untuk perhotelan di Jawa Tengah ada yang sudah melakukan tutup sementara, adapula yang masih buka namun hanya menawarkan beberapa lantai saja.

Demi bertahan disituasi saat ini, bisnis perhotelan di Jawa Tengah gencar melakukan promosi lewat delivery makanan ataupun menawarkan paket isolasi mandiri atau work from hotel. (Ute) 

Agung Tegaskan Kades Harus Jeli dan Tepat Sasaran Salurkan BLT dari Dana Desa

2 Pemuda Mabuk Semarang Kepergok Mencuri di Kos Tembalang Saat Jam Sahur

Kesan Pertama Pemudik dari Bekasi Diisolasi ke GOR Satria Purwokerto: Dingin dan Tak Bisa Tidur

Bayi Usia 40 Hari PDP Corona di Kudus Meninggal, Pernah Dibawa ke Hajatan Keluarga

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved